Sahabat terkasih dalam Kristus.
Mengisi masa mulia Pra Paskah
dengan Retret batin. Namun Retret Batin ini juga bisa digunakan untuk bahan permenungan harian (tidak hanya pada saat Masa Prapaskah, agar kita lebih mengenal dan mengasihi Yesus, Sang Penyelamat kita)
Retret batin berupa doa di setiap
harinya (pagi atau sebelum tidur), disertai dengan permenungan ttg firman2
Tuhan.
Dengan metode meditasi kitab suci
dg langkah2:
* Persiapan sebelum doa: masuk
keruang yg hening, turn off HP atau TV atau alat elektronic lain, katakan kpd
keluarga bhw kita akan berdoa agar tidak diganggu, menyalakan lilin. Lalu
heningkan hati dan fikiran dg menarik nafas dalam bbrp kali. Sadari kita akan
berdoa dan bermeditasi doa. Siapkan kitab suci dan ayat atau bacaan pd hari itu
(God's message yg saya kirimkan).
1. Doa pembukaan (syukur,
permohonan ampun dan mohon rahmat untk tekun, komit dan fokus berdoa).
Ada baiknya ditambahkan dg
melantunkan lagu pujian, walau didalam hati agar kita menyadari betul bahwa
kita sedang datang kpd Tuhan dan bertemu Tuhan dalam doa kita)
2. Membaca Firman Tuhan yg
diberikan pd hari itu (God's message), perlahan dan diresapi setiap kataNya.
3. Membaca ulang firmanNya dan
temukan ayat special yg Tuhan berikan bagi kita, dan jadikan ayat tsb
"rhema = bergaung berulang2 dlm hati atau fikiran" bagi kita. (bisa
dicatat untk kita baca kembali)
4. Fikirkan, bayangkan dan
rasakan ayat2 tsb, seolah kita ada didalam kisah tsb dan rasakan bhw saat kita
membaca ayat2 tsb, itulah saat Tuhan berbicara pada kita
5. Bercakap cakap
dengan Tuhan (sampaikan segala hal, syukur, pujian, keluh kesah, masalah,
permohonan, keinginan, harapan, dll, bercakap cakap seperti dg sahabat)
6. Hening sejenak meresapi
perkataan Tuhan melalui firman yg barusan kita baca.
7. Hening, lepaskan sgala
fikiran, prasaan (tidak mengingat apa2, tidak berfikir apa2, diam hanya
memandang Tuhan saja), disaat ini, kita diam menanti Tuhan hadir dan mencurahi
dg rahmatNya.
8. Hening, menikmati hadirat
Tuhan dan mendengarkan suara dan pesan Tuhan.
9. Doa syukur, permohonan dan
penutup.
10. Mencatat pengalaman rohani yg
baru saja terjadi atau perkataan yang kita dengar saat doa tadi.
(suara Tuhan: adl jika ada suara
kebaikan yang bergaung di hati, yg membuat hati terasa damai dan sukacita. Dan
meneguhkan kita untk mjd pribadi yg lebih indah dan mendekatkan kita kpd Tuhan.
Juga suara yang mengarahkan kita untuk mengambil langkah demi langkah yg baik
agar tercapainya sebuah harapan atau permohonan doa).
Selamat menimba dan menerima
segala kasih, pengampunan, kekuatan, pemulihan, sukacita, damai sejahtera,
pertolongan, jawaban doa, jalan keluar, keselamatan, hidup baru, bahkan mujizat
melalui Retret batin ini.
Matius 6: 33: "Carilah
dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu" Amin =
Saya akan share ayat2 yg aku
dapatkan ya, smg teman2 juga bisa sediakan waktu teduh barang sbentar bersama
Tuhan.
*******************************
Melanjutkan
sharing saya mengenai Retret Batin, mohon diterima dibawah ini, bahan
permenungan Retret Batin di Masa Prapaskah (hari 1 s/d hari ke 40. Semoga
memberkati).
Hari 1 (Rabu abu, 10 Feb):
God's
message:
Yoel
2:12-14, Mazmur 51:3-19.
(Korban
silih hari 1:
Menyadari
bhw kita hanyalah abu yg akan kembali mjd abu, rapuh dan lemah, mempersembahkan
pertobatan sejati dan total kpd Allah yg disertai dg tanda pertobatan dalam
perbuatan nyata. Melepaskan pengampunan bagi diri sendiri dan org lain.
Mohonkan rahmat agar dimampukan mjd pribadi yang lebih baik dan indah bagi
Tuhan dan sesama.
Menyatakan
niat: melepaskan 'manusia lama yg terbelenggu dlm keberdosaan' dan menjalani
hidup dgn mengenakan manusia baru yg telah diampuni, ditebus, dimurnikan dan
dibenarkan oleh kasih karunia Allah')
Hari ke 2 (Kamis, 11 Feb):
God's
message:
Matius
16:21-27, Ulangan 28:1-14, Yohanes 15:1-12
(Korban
silih hari ke 2: berdoa untk keluarga yang sdg menderita atau bermasalah, jika
bertemu dg mreka atau bisa menelpon mereka maka sampaikan perkataan dukungan
dan harapan)
Hari ke 3 (Jumat , 12 Feb)
:
God's
message:
Yesaya
58:1-12, Mazmur 51:3-19, Matius 9:14:17
(Korban
silih hari ke 3: mempersembahkan puasa atau pantang, mendoakan orang2 yg miskin
dan terlantar, berbagi kasih (makanan, rejeki) kepada orang miskin yg kita
temui hari ini)
Hari ke 4 (Sabtu, 13 Feb):
God's
message:
Yesaya
58: 9-14, Mazmur 86:1-6, Lukas 5:27-32.
(Korban
silih hari ke 4:
menjaga
(memurnikan) fikiran, hati, sikap dan perkataan dari segala kejahatan: fikiran
negativ, niat tidak baik, hati yg keras, sikap sinisme, kata2 kasar, sikap
egoisme atau menghakimi org lain. Menghentikan kesemua hal tsb yang slm ini
menyakiti diri sendiri dan orang lain.
Penuhi
hati, fikiran, kehendak, sikap dan perkataan dgn kasih, kebaikan2 dan hal
positive. Jadilah pembawa kasih dan berkat bg org di sekitar kita. Jika kita
belum dimampukan mjd pembawa berkat, mk kuasailah diri agar tidak mjd pembawa
masalah atau kesakitan bg org lain.
Persembahkan
permohonan maaf dan doa bg mreka yg tersakiti oleh sikap dan perkataan kita.
Dan ampuni mereka yang pernah menyakiti kita. Mohon rahmat Tuhan agar kita
dimampukan belajar mjd 'serupa dg gambaran Tuhan yg penuh kasih, kebenaran dan
kebaikan')
Hari ke 5 (Minggu 1, 14 Feb):
God's
message:
Ulangan
26: 4-11, Mazmur 91:1-16, Roma 10:8-15, Lukas 4:1-13
(Korban
silih hari ke 5:
Menyadari
dan mensyukuri atas iman yg Allah berikan melalui Yesus Kristus. Melalui iman
kita dibenarkan dan diselamatkan. Melalui iman, kita menerima segalanya yg dari
Allah, bagi kebahagiaan dan keselamatan jiwa dan raga kita.
Menghidupkan
kembali iman kita terhadap Kristus. Menghidupkan berarti: percaya, berserah,
mencari, menemukan dan tinggal sepenuhnya didalam Kristus.
Memikirkan,
merasakan, apakah kita sungguh membutuhkan & menyertakan Tuhan dlm sgala
keadaaan kita?, sudah menjadikanNya sbg pusat dlm kehidupan kita? Apakah sudah
berjuang melepaskan sgala hal (keduniawian, kejahatan, keegoisan, keberdosaan,
dll) demi berusaha mjd jiwa yg layak bg Tuhan?
Beribadah
Minggu dan berkomitmen: mulai hari ini akan mengisi kebersamaan bersama Tuhan
lebih intim lagi, dlm doa, kerinduan, rasa syukur, pertobatan, permenungan dan
perbuatan kasih. Juga mulai hari ini berjuang untk mengendalikan diri untk
tidak jatuh lg kedalam dosa yg sama atau yg baru, adl persembahan yg terindah
bg Tuhan).
Hari ke 6 (Senin, 15 Feb):
God's
message:
Imamat
19: 1-4 + 11-18, Mazmur 19: 8-15, Matius 25: 31-46
(Korban
silih hari ke 6:
"Mercy
and Compassion: Pengampunan dan Belas kasih".
Menyadari
bahwa Allah adl Kudus. Maka hendaknya kita berusaha tinggal dlm kekudusan
(menjaga diri tdk jatuh lg kedalam dosa setelah kita menerima pengampunan),
agar tidak lagi ada penghalang bagi kita (dosa, ke-aku-an) untk layak datang
kpd Allah dlm penghormatan.
Menyadari
bhw Allah adl Pengampun, maka hendaknya dlm kerendah-hatian, kita selalu datang
kpd Allah menyadari siapa kita dan memohon pengampunan, meminta maaf kpd
orglain, sembari terus melepaskan pengampunan untk org lain.
Menyadari
bhw Allah adl Kasih, maka hendaknya hidup dan diri kita mjd 'pancaran kasih
Allah' dlm sgala hal yg kita lakukan dan katakan. Jadikan kasih sbg dasar, sbg
bekal, sbg alat, sbg arah dan tujuan, dalam kehidupan kita. Menjalani hidup
dalam "keseimbangan kasih" : kepada Allah, kepada sesama dan kpd diri
kita sendiri.
Berbelas
kasih kepada sesama, terlebih kpd keluarga dan juga kpd mreka yg terluka atau
berkekurangan, dg melakukan tindakan kasih melalui pemberian yg ada pada kita
(senyuman, sikap baik, perkataan baik, perbuatan kasih, pemberian - waktu,
tenaga, doa, perhatian, materi -; yg kesemuanya berbalut kasih).
Melakukan
kesemua bagian kita tsb agar kita dilayakkan menjadi "domba" yg akan
diletakkan di sebelah kananNya (Matius 25: 33-40)
Hari ke 7 (Selasa, 16 Feb):
God's
message:
Yesaya
55:1-13, Mazmur 34:1-22, Matius 6:1-24
(Korban
silih hari ke 7:
"Mercy
and Trust: Belas Kasih dan Kepercayaan"
“Sendengkanlah
telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Carilah
TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”
Menyadari bahwa
selalu ada ‘undangan’ bagi kita untuk kembali kepada Allah, untuk kembali ke
rangkulan kasihNya, untk kembali percaya sepenuhnya dan berjalan di jalan2Nya.
Kasih setiaNya tidak
pernah berubah, kedekatanNya pada kita tidak pernah berajak. Walau disaat
kita melupakanNya, tidak ada waktu bagiNya, bahkan meninggalkanNya, namun
Allah tetap dekat dan setia menanti kita.
Menyadari bahwa kita
yang lemah, berdosa dan tidak layak, bahkan yang berasal dari abu dan akan
kembali menjadi abu, namun sungguh diberikan anugerah istimewa atas ‘undangan
penuh belas kasih’ ini. Siapakah kita jika terus tak peduli, angkuh atau
terlalu sibuk untuk menjawabNya. Walau Allah tidak berubah, namun waktu terus
berjalan dan ada masanya.
Memberi diri untuk
menanggapi ‘undangan’ Allah dengan ketulusan dan kerinduan, lalu memulai
melakukan pemurnian dengan olah diri:
1. Olah
‘Rohani’: mengheningkan jiwa, lalu melangkah datang kepada Allah dengan
kerendahan hati untuk bertobat, bersera h diri, mengandalkan Allah dlm sgala
hal, ber-komitmen untuk tulus membina hubungan baik dalam doa dan permenungan
akan firman Allah, dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
2. Olah
“Tubuh/Raga”: mengheningkan tubuh/raga, lalu memurnikannya dengan melepaskan
diri dari segala keinginan daging dan keterikatan keduniawian. Disertai dgn
menahan diri dalam pantang atau puasa, serta mengisi diri dengan melakukan
tindakan kasih yang nyata dalam sikap, perkataan dan perbuatan.
Menguasai diri untuk
tetap tinggal didalam Allah walaupun di tengah-tengah segala kesibukan atau
kebisingan hidup. MenjadikanNya prioritas dan tidak membiarkan Allah tergeser
lagi oleh apapun. Sepenuh percaya, bahwa, bagi kita yang menanggapiNya dengan
kasih, maka Allah turut bekerja dan menyediakan segalanya untuk mendatangkan
segala kebaikan bagi kita.
Hari ke 8 (Rabu, 17 Feb):
God's
message:
Yunus 3:1-10, Lukas
11:28-36, Galatia 5:16-26
(Korban silih hari ke
8:
"Mercy &
Conversion: Belas kasih & Perubahan"
Menyadari bahwa diri
kita terdiri dari jiwa, raga dan roh. Raga adl fisik ('kedagingan') kita. Jiwa
adl yang memberi gerak pada raga. Dan roh yang menghidupkan, mengarahkan,
mengisi, dan mengendalikan jiwa dan raga itu.
Seperti sebuah
handphone: raga adl fisik barangnya, jiwa adl software yg menggerakkannya, dan
roh adl chip (simcard) yang menghidupkan, memimpin dan mengarahkan
penggunaannya.
Menyadari bahwa kita hendaknya
selalu mengasihi dan berbelas kasih kepada diri kita, berdamai dgn diri kita
(dlm jiwa, raga dan roh kita), spt Allah yg mengasihi kita dan menerima kita
apa adanya.
Menyadari bhw Allah adl Roh. Bagi
kita org percaya, Roh yang ada pada kita telah bersatu dgn Allah dalam Roh
KudusNya. Maka hiduplah dalam pimpinan dan arahan Roh.
Roh memang penurut
namun daging adl lemah. Keinginan atau perbuatan daging adl maut (Galatia
5:19-21).
Maka hidupkan kembali
Roh Kudus didalam kita, agar Dia mengambil alih, mengendalikan dan menguasai
seluruh gerak jiwa dan raga kita. Serta akan mengendalikan dan mengubahkan
kita, serta memampukan kita menghasilkan Buah RohNya.
Buah Roh adl hasil
dari manifestasi Roh Allah yang menyatu didalam kita. Buah Roh adl karakter
Allah.
Buah Roh adl 1 Buah
Roh yg memancarkan 9 karakter yaitu Kasih, damai sejahtera, sukacita,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kelemah lembutan, kesetiaan, pengendalian diri.
Merenungkan, apakah
kita sudah hidup didalam Buah Roh yg membawa kita ke hidup penuh damai
sejahtera dan keselamatan, atau sebaliknya slama ini kita hidup didalam
kedagingan kita yang membawa kita pada maut dan kematian kekal?
Buah Roh yang manakah
yang sudah kita hasilkan atau ingin kita hasilkan?
Hari ke 9 (Kamis, 18 Feb):
God's
message:
Esther 4:1-16, Mazmur
138:1-8, Matius 7:7-12
(Korban silih hari ke
9:
"Mercy and
Supplication: Belas kasih dan Permohonan doa"
Menyadari bahwa segala yang ada
dalam kehidupan kita, adalah dari Allah, oleh Allah dan karna kemurahan Allah.
Segala yang boleh kita terima dan nikmati, adalah atas perkenanan Allah, bahkan
nafas hidup kitapun adalah pemberian Allah.
Menyadari bahwa kita harus
semakin bersyukur atas segala yang ada pada kita, menjaga dengan kasih segala
yang Allah berikan bagi kita, dan tekun menempa kerendah-hatian di hadapan
Allah. Karna semua yang ada pada kita, bukanlah karna kuat gagah kita, namun
karna kemurahan dan kasih Allah bagi kita, kita boleh menerima kehidupan yang
dihidupkanNya dengan kasih setiaNya.
Menyadari bahwa Allah selalu ada
bersama kita, setia menantikan kita dan selalu menjawab segala seruan doa
(permohonan) kita. Seperti Esther dan Daud yang berseru didalam
kesesakan, mereka bersujud memohon dalam kerendah-hatian, sepenuh jiwa
mengandalkan Allah, dan sepenuh kasih mempercayakan segalanya. Dan mereka
menerima jawaban Allah atas segala doa yang mereka panjatkan.
Demikian kita, datanglah kepada
Allah, dalam segala apapun yang sedang kita hadapi, dalam suka bahkan dalam
duka dan kesesakan: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu
akan mendapat; ketoklah , maka pintu akan dibukakan bagimu……
Bapamu yang di sorga, Ia akan memberikan yang baik kepada
mereka yang meminta kepada-Nya."
Menyadari, ada bagian yang harus
kita lakukan sembari menanti segala jawaban yang pasti akan kita terima, yaitu:
percaya dan lakukan bagian kita dengan yang terbaik sambil terus bersyukur
dalam sukacita, ingatlah bahwa Allah lakukan yang selebihNya bagi kita.
“Segala sesuatu yang kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
mereka….. Maka, Allah akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu
untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!”
Hari ke 10 (Jumat,
19 Feb):
God's
message:
Yehezkiel
18:21-28, Mazmur 130: 1-8, Matius 5:20-30
(Korban
silih hari ke 10:
"Mercy
and Reconsiliation : Belas kasih dan Berdamai kembali"
Menyadari
bahwa Allah menghendaki kemurnian hati dan diri kita, sbg persembahan diri kita
yg murni. Kemurnian yang terwujud dalam kesamaan atas perkataan, sikap dan
perbuatan kita yang selaras dengan kasih yang ada didalam hati kita.
Persembahan
yang murni adalah: Saat setelah kita menyatakan pertobatan, menerima
pengampunan, lalu berusaha memberikan diri yg terbaik bagi Allah sebagai rasa
kasih dan terimakasih kita kpd Allah. Persembahan diri yg terpancar dalam: saat
berkata, berkatalah dari hati yang penuh kasih. Saat bersikap, bersikaplah
dengan kasih. Saat berbuat, berbuatlah baik dan benar berbalut kasih.
Menyadari
bahwa tiada gunanya jika kita memberikan persembahan diri, namun masih ada
fikiran tidak baik, masih ada niat yang jahat, masih ada perkataan yang sinis
atau menyakiti, masih ada bibir yang bersungut2, masih ada tubuh yang penuh
kelekatan dan kedagingan pada hal yg tidak baik, masih ada rasa marah pd
oranglain, masih ada sikap yang menyakiti orglain, masih ada hati yang penuh
rasa iri, dendam, kepahitan, dll. Dan kita masih saja kembali kepada segala hal
tersebut. Menyadari bahwa segala hal ini adl: menyakiti keluarga dan sesama,
mendukakan Allah, dan merusak diri kita sendiri.
Menempa
diri untk terus berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan keluarga,
berdamai dengan sesama dan yang terutama, berdamai selalu dengan Allah. Kembali
kepada jalan Allah dan berubah dalam pembaharuan budi dan diri. Maka kita
dimampukan memurnikan diri, hati dan hidup kita, yang akhirnya dapat memberikan
persembahan diri yang murni bagi Allah. Disinilah kita bisa menemukan dan
menikmati kebahagiaan sejati kita.
Hari ke 11 (Sabtu,
20 Feb):
God's
message:
Ulangan
26: 16-19, Mazmur 119: 1-8, Matius 5:43-48
(Korban
silih hari ke 11:
"Mercy
and Love: Belas Kasih dan Kasih":
Menyadari
bahwa Allah adalah kasih. Dalam segala PribadiNya, yang utama dan terutama,
Allah adl Maha Kasih.
Menyadari
bhw Allah menghendaki kita berjalan didalam segala ketetapan dan ajaran
kasihNya. Dan melakukan segalanya itu dengan segenap hati dan jiwa kita.
KetetapanNya yg selalu menuntun kita agar tak tersesat dan ajaran kasihNya yg
akan menjadikan kita serupa dalam gambaranNya, terlebih dalam hal kasih.
Menyadari
bahwa kepada kita yang taat berjalan didalamNya, maka kita berada didalam Allah
dan Allah ada di dalam kita. Allah menjadi Bapa kita, dan kita menjadi
anak-anakNya. Anak-anakNya yg dikuduskanNya, diangkatNya agar menjadi terpuji,
terhormat dan layak menerima janji2 Allah.
Menyadari
bahwa Allah menghendaki kita menjadi perwakilan kasih Allah bagi dunia dan
sesama dalam kasih yang beda. Yaitu kasih yg istimewa yang bahkan mampu
mengasihi mereka yang jahat dan menyakiti kita.
Karna
hanya dgn kasih, maka segala kejahatan, kelemahan, kepahitan, kebencian,
kelekatan dunia, dll, bisa dikalahkan dan kita menang atas sgalanya itu.
Kasih
yang berbalut: pengampunan, pengertian, kerendah hatian, empati, kehendak baik,
kemurahan, kesabaran, kelembutan dan kebahagiaan.
Kasih
yang mampu mengubahkan kejahatan menjadi kebaikan, kelemahan menjadi kekuatan,
kepahitan menjadi damai sejahtera, kekalahan menjadi kemenangan, kebencian
menjadi cinta dan kebinasaan menjadi kebahagiaan kekal.
Hari ke 12 (Minggu,
21 Feb):
God's
message: Kejadian
15:5-18, Mazmur 27:1-14, Filipi 3: 17-21
(Korban
silih hari ke 12:
"The
Lord day, a day of Mercy:Hari
Tuhan, hari belas kasih"
Menyadari
bahwa Allah beristirahat di hari Sabat, hari ke 7. Allahpun menghendaki kita
untk "beristirahat" di hari Sabat, yg kita kenal sbg hari Minggu.
Beristirahat dalam arti: menarik diri sejenak dari ke-aku-an, kesibukan dan
kebisingingan keseharian, untk masuk ke dalam keheningan bersama Allah, dalam
doa, bersaat teduh dan ibadah. Untuk menanggapi kasih dan kerinduan Allah untk
bersekutu dg kita.
Menyadari
bahwa kini saatnya kita kembali mencari dan menemukan Allah, setelah sekian
lama kita menomor-sekiankanNya setelah sgala urusan hidup kita yg tidak ada
habisnya.
Merasakan
bahwa hanya di saat kita hening didalam dan bersama Allah, maka hubungan indah
antara Bapa dan anak, akan terjalin intim, sehingga curahan belas kasih,
rahmat, berkat, kasih karuniaNya, dapat kita terima. Juga sapaan dan arahanNya,
mampu kita dengarkan. Sehingga kita menjadi pribadi yang lebih indah bagi Allah
dan sesama.
Menyadari
bahwa kita yang telah dipilih, dibenarkan, ditebus dan diselamatkan, oleh kasih
karunia Allah, kita haruslah hidup didalam dan meneladan Yesus Kristus. Teladan
yg menjadikan kita berbeda dgn manusia duniawi yang hanya menghabiskan waktu
dan hidupnya untk kesibukan, pekerjaan, kepenuhan, ke-aku-an, kesemuan,
kefanaan dan kepalsuan diri sendiri.
Membuka
hati kita sepenuhnya untk menerima undangan Allah dalam diri Yesus Kristus, dan
menanggapi undanganNya untuk dgn rendah hati untk datang kepada Allah dalam
segala yg terbaik yang bisa kita berikan, juga dalam doa dan perbuatan kasih
yang nyata.
Hari ke 13 (Senin,
22 Feb):
"Yesus,
the merciful face of The Father: Yesus, Wajah Kerahiman Allah Bapa".
God's
message: 1 Petrus 5:1-11, Mazmur 23:1-6, Matius 16: 13-19
Menyadari
bahwa Allah Maha Rahim, Dialah Yang terus mencurahkan belas kasih dan belas
kasihanNya bagi seluruh manusia. Kesemua ini adalah karna Allah terus bekerja
untk mengembalikan kita kepada rancangan kasihNya yg semula, yaitu hidup
beserta kita, dalam kasih sejati, di bumi hingga di surga, hidup bersama Allah
selama2nya dalam damai sejahtera.
Memahami
bahwa rancangan tersebut terganggu oleh segala dosa dan keduniawian yang
terjadi pada manusia, yg akhirnya memisahkan manusia dari kasih Allah.
Menyadari
bahwa belas kasihNya tiada berubah, hingga Allah menyatakan belas kasih
terindahNya melalui diri Yesus Kristus.
Memahami
bahwa demi menebus, memberika kehidupan sejati dan menyelamatkan manusia, Yesus
rela menderita sampai wafat di salib. Melalui Yesus, manusia yg sebelumnya
terpisah dgn Allah krn dosa dan keduniawian, kini telah kembali diperdamaikan
dgn Allah, kita kembali masuk dalam Kerahiman Allah.
Menyadari
bhw Yesus telah mencurahkan kasih yg sehabisnya bagi kita, Dia juga yg telah
memilih kita menjadi domba2Nya, (banyak yg terpanggil namun sedikit yg
dipilih). Maka, hendaknya kita yang dipilih, harus melekat dan meneladan Yesus
sbg Gembala bagi kita.
Meneladan
Yesus dalam kepercayaan, kerendah-hatian, kasih, rela berkorban, ketaatan,
kebenaran, ketulusan, ketergantungan, keberserahan diri, memberi diri yang
terbaik, kemurahan hati, kesabaran; (seperti anak yg sayang kepada bapanya, yg
ingin hidup menyenangkannya), maka akan membawa kita kepada rancangan Allah yg
semula, yaitu kehidupan yang damai sejahtera di bumi hingga di surga.
Dan
kehidupan ini hanya dapat kita raih melalui kebersamaan intim kita bersama
Yesus, Sang Gembala kita, yg juga adalah Wajah Kerahiman Allah Bapa. Sumber
segalanya bagi kehidupan kita yang berkelimpahan, di bumi hingga di surga.
Sbab:
"Tuhanlah Gembalaku, tak kan kekurangan aku."
Hari ke 14 (Selasa,
23 Feb):
God's
message: Yesaya 1: 16-20, Mazmur 50:7-23, Matius 23: 1-12
(Korban
silih:
"Persembahkan
yang terbaik bagi Allah"
Menyadari
bahwa satu-satunya 'tempat pelarian terakhir' yang terbuka luas bagi manusia
dan pendosa untuk 'kembali' dan menerima pengampunan dan keselamatan adalah:
Kerahiman Allah. Kerahiman Allah yang tercurah didalam diri Yesus Kristus, yang
kita peroleh melalui curahan darahNya, sengsara dan wafatNya.
Memahami
bahwa bagi siapa saja yang memilih masuk kedalam pintu Kerahiman Ilahi, maka
tidak akan ditolak. Bagi siapa yang berlari pada Kerahiman Ilahi, ia menerima
pengampunan, kehidupan dan keselamatan di bumi hingga di surga.
Menyadari
ada bagian kita yang harus kita lakukan dan berikan agar kita boleh tetap
tinggal didalam KerahimanNya.
Yaitu
persembahankan yang terbaik dan layak bagi Allah, melalui hidup dan segala yg
ada pada kita, agar hidup kita berkenan kepada Allah. Melalui pertobatan sejati,
sikap, perkataan, perbuatan kita yang seturut dengan ajaran kasih dan kehendak
Allah.
“…..supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:1-2)
Hari ke 15 (Rabu,
24 Feb)
God
message: Yeremia 1: 1-20, Mazmur 31: 1-24, Matius 20: 17-34
(Korban
silih hari ke 15:
"Humility,
the part of Mercy: Kemanusiaan adl bagian dari belas kasih".
Menyadari
bahwa Yesus, Sang Putra Allah, datang ke dunia, menjadi manusia, mengambil rupa
seorang hamba, sepenuh kerendahan hati datang kepada kita untuk melayani. Ia
tidak mengenakan segala atribut ke-IlahianNya, namun dengan kesederhanaan dan
kesahajaan, Yesus menyelesaikan dan menggenapi tugas perutusanNya sebagai jalan
kebahagiaan dan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Yesus datang untuk
melayani kita dan kesemuanya berbalut kerendahan hati & belas kasih. Yesus,
Putra Allah yang memiliki dan menguasai alam semesta raya, memberikan nafas
hidup bagi kita, memberikan segala milikNya menjadi kepunyaan kita, serta menopang
alam semesta dan juga kehidupan kita, namun Ia berkenan merendahkan hati demi
mengasihi kita. Kemanusiaan Yesus sungguh berbalut belas kasih sejati.
Merenungkan,
akankah kita yang hanya manusia lemah, mau belajar untuk merendahkan hati kita
di hadapan Allah dan sesama? Mau mengisi jiwa dengan rasa kasih sejati kepada
Allah dan berbelas kasih kepada sesama?
Merendahkan
hati dalam penyadaran diri bahwa kita tanpa Allah adalah bukan siapa-siapa, tak
berdaya apa-apa, bahkan hidup kitapun adalah atas perkenananNya dan
kemurahanNya. Bahkan ‘hanya debulah aku’, debu abu yang dijadikanNya berharga
hingga kita ditebusNya dengan sengsara dan wafatNya.
Merenungkan,
akankah kita masih sanggup untuk bermegah diri dan menyatakan bahwa kita
terlalu sibuk untuk Allah, tidak membutuhkan Allah, masih menomor-sekian-kan
Allah dalam daftar di hidup kita, masih berkata bahwa segala yang ada padaku
adalah milikku dan hasil usahaku sendiri, dan merasa bahwa yang penting adalah
diriku, keluargaku, pekerjaanku, harta milikku, kesenanganku, kehendakku,
kekuasaanku, ketenaranku; namun bukan Allahku? Lalu aku melekatkan segala adaku
pada semua itu tapi bukan kepada Allahku?
Melakukan
langkah iman dengan datang kepada Allah dalam pertobatan sejati dalam
kerendahan hati, dan mohon belas kasih Allah tercurah bagi kita. Lalu
menyatakan kasih sejati kita kepada Allah dan berbelas kasih kepada sesama
dalam tindakan kasih kita yang nyata kepada sesama. Menghidupkan sisi
kemanusiaan kita dgn balutan belas kasih. Maka kita layak menerima rahmat,
kasih, pertolongan, kebahagiaan, keselamatan yang dari Allah.
“Aku
akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah
menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku, dan tidak menyerahkan
aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang.”
Hari ke 16 (25
Feb):
God
message's: Yeremia 17:5-10, Mazmur 1: 1-6, Lukas 16:19-31
(Korban
silih hari ini:
"Mercy and happiness: Belas kasih dan kebahagiaan"
Menyadari
bahwa hidup kita sepenuhnya berasal dari Allah, oleh Allah dan karna Allah.
Semua yang ada pada kita berasal dari kasihNya, kesetiaanNya, karya tanganNya,
kerinduanNya, kehendakNya, untk ingin terus bersama kita dan memberkati kita,
dalam kebahagiaan sejati, di bumi hingga di surga.
Memahami
bahwa kita yang lemah, kita yang rapuh, kita yang rentan, kita yang tak
berdaya, kita yang tinggal di dunia yang seringkali melemahkan kita, haruslah
menaruh diri sepenuhnya kepada Allah dan didalam Allah. Karna hanya Allah-lah
Sumber yg bisa memenuhi segala aspek dalam kehidupan kita.
Hendaknya
kita senantiasa memprioritaskan Allah (menyediakan diri dan waktu untk Allah),
tinggal didalam Allah (bersekutu dalam doa, permenungan firmanNya dan ibadah),
melakukan kehendak Allah (menjadi pelaku firman dan penyalur kasihNya bagi
sesama), mengandalkan Allah (memandang, percaya, memohon, menanti, dan menerima
yg dari Allah), dan menimba segalanya dari Sumber Segala bagi hidup kita, yaitu
Allah sendiri. Itulah kebahagiaan sejati.
Memahami
bahwa kita yg telah dipenuhi oleh Allah dlm sgala hal, maka hendaknya kita juga
memenuhi sesama dgn berbagi kasih kepada sesama. Menyentuh sesama yang
berkekurangan, yang miskin dan terlantar, yang sakit, yang dalam beban berat,
yang membutuhkan pertolongan, yang tersesat, yang dalam kuasa gelap, yang
terbelenggu kuasa dosa, yang haus dan lapar; sentuhlah mereka dengan kasih,
dengan perhatian, dengan sapaan, dengan doa dan dengan damai sukacita yang
berasal dari Allah.
Melakukan
tindakan kasih:
Gunakan perkataan kita untuk kebaikan, telinga untk mendengar dan berbelas
kasih, tangan untk memberi, niat dan fikiran untk kebenaran, dan hati untk
mencintai.
Sbab: "Apa yang kita perbuat bagi mereka yang paling menderita
(membutuhkan), maka kita telah melakukannya untk Allah".
Hari ke 17 (26 Feb):
God's
message: Kejadian 37:1-28, Mazmur 105: 1-22, Matius 21:33-46
(Korban
silih hari ke 17:
"Mercy
and Fraternity: Belas kasih dan Persaudaraan"
Menyadari
bahwa Allah mengasihi seluruh umat manusia. Didalam Kristus, kasihNya nyata dan
sempurna. KasihNya yang tidak terbatas, tidak berubah, dan tidak bersyarat.
Merenungkan
bahwa hendaknya kita meneladan Allah dalam kasih, kasih yg bukan hanya untk
diri kita sendiri, namun kasih dalam persaudaraan, kebersamaan. Kasih bagi
sesama dan segala mahluk.
Merenungkan,
apa gunanya kasih itu, jika hanya untk sendiri ? Pohon akan lebih berguna saat
menghasilkan buah yang bisa dikecap kemanisannya. Demikian pula diri kita dan
hidup kita, biarlah disaat menghasilkan buah, maka buahnya dapat memaniskan
banyak orang lain.
Menghayati
bahwa selama kita berada didalam kasih, maka Allah bekerja selebihnya bagi
kita, agar menjadikan hidup kita sbg berkat bagi sesama, serta membentuk kita
menjadi pribadi yang indah, yang akan meng-indahkan sesama.
"DijadikanNya
dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya" (Maz
105:21)
Hari ke 18 (Sabtu,
27 Feb):
God's
message: Mikha 7: 14-20, Mazmur 103: 1-22, Lukas 15: 11-32
(Korban
silih:
"Mercy
and Sin: Belas kasih dan dosa"
Menyadari
bahwa Allah yang Maha Rahim selalu memandang kita, bahkan saat kita
'membelakangiNya atau meninggalkanNya', Allah tetap tertuju pada kita dan tak
pernah berubah dalam kasih setiaNya.
Memahami
bahwa kasihNya seperti bapa yang setia menanti anak bungsunya untk kembali
pulang, dan saat anak tersebut kembali, maka pelukan dan airmata bahagia
tercurah bagi anaknya. Bahkan segala kasih, kuasa, dan kehormatan diberikannya
kepada anaknya yang kembali itu. Semua diberikan, tanpa bapanya harus lebih
dulu marah, bertanya ataupun menghakimi.
Merenungkan
betapa Allah selalu menanti kita untk kembali, karna begitu besar kasih dan
kerinduanNya bagi kita. Saat kita terasa jauh dari Allah, kita yang memilih
untuk memisahkan diri kita dr Allah karna kesibukan dan keduniawian kita.
Bertanyalah, sampai kapankah kita akan berkeras hati untk hidup dalam kehendak
kita, kekuatan kita, yang tanpa Allah hanya akan berakhir tidak bahagia dan
sengsara? Dan kehidupan kita menjadi mati?
Menyadari,
bahwa saat kita kembali kepada Allah dalam pertobatan dan perubahan budi dan diri,
maka kerahimanNya tercurah dan memeluk kita, tak ada penghakiman hanya kasihNya
yg tercurah. Bukan saja kita mendapat pengampunan atas dosa, namun kita akan
diangkat menjadi anak2 Allah yang dikuduskan dan diberikan segala kasih, kuasa,
kehormatan, rahmat, anugerah, karunia dan keberkahan di bumi hingga di surga.
Bahkan RohNya diberikan bagi kita dalam Roh Kudus. Dan seluruh surga bersukaria
dan mengirim nyanyian berkat bagi kita.
"Lekaslah
bawa kemari jubah terbaik, pakaikanlah itu kepadanya, kenakanlah cincin pada
jarinya dan sepatu pd kakinya..... sbab, anakku tlah mati dan kini mjd hidup
kembali, tlah hilang dan didapat kembali. Maka mereka bersukaria" (Lukas
14:22-24)
Hari ke 19 (Minggu,
28 Feb):
God's
message: Keluaran 3: 1-15, Mazmur 103: 1-22, 1 Korintus 10: 1-13
(Korban
silih:
"God's
mercy and tenderness in our difficult time: Belas kasih dan kelemah lembutan
Allah dalam masa-masa sulit (penderitaan) kita"
Menyadari
bahwa Allah adalah kasih. Didalam Yesus, kita telah menerima kasih yang sempurna.
Kasih Yesus bagi yang bahkan melebihi dari hidupNya sendiri. Hingga karna
kasihNya, Dia rela menanggung sengsara dan wafat demi menebus dosa dan
menyelamatkan kita.
Menyadari
bahwa dunia memang telah jatuh, tak seindah saat pertama Allah menciptakannya.
Itu karna betapa kejahatan manusia, dosa dan iblis telah sangat merusaknya.
Hingga kitapun harus menanggung segala konsekweksi yang kita rasakan melalui
beban dan kesulitan hidup kita, yg seringkali membuat kita menderita.
Merenungkan
bahwa penderitaan itu memang ada dan tidak dapat terhindari. Penderitaan yg
harus kita tanggung karna akibat (konsekwensi) perbuatan dosa kita sendiri,
karna sakit penyakit, karna kelemahan kita, dan bahkan orang benar juga harus
menderita akibat kejahatan orang lain terhadapnya. Dibalik semua itu, iblis
turut bekerja untk membuat manusia semakin menderita.
Memahami
bahwa Allah selalu ada dan menyertai kita disaat kesulitan dan penderitaan yg
kita alami. Allah berkehendak agar hidup kita kembali pulih, sembuh dan murni;
dan Allah bekerja melakukan bagianNya untk kebaikan kita. Namun ada bagian kita
yang harus kita lakukan untk mengiringi Allah dalam bekerja untk kesembuhan dan
pemulihan hidup kita. Diiringi dg penyerahan diri dan percaya bahwa Allah
mengampuni, mengasihi kita dan sanggup memulihkan serta memberi jalan keluar
terbaik.
Merenungkan
bahwa bagian kita adalah "kembali sepenuhnya kepada Allah".
"Kembali" dalam pertobatan sejati yg disertai perubahan budi dan
diri. "Kembali" dg tindakan iman untuk: berbalik dari manusia lama
kita yang jahat dan berdosa, memberi hidup intim bersamaNya, memberi diri taat
pd ajaranNya, merendahkan hati unt menerima dan menjalankan didikanNya,
menundukkan diri agar Allah dapat membentuk kita mjd bejana indahNya, serta
sepenuh hati percaya dan penyerahan diri, agar hidup kita menjadi sebuah
keindahan bagi namaNya.
Segala
perubahan dan pemulihan akan dimulai dari diri kita, yaitu saat kita
mengampuni, mengasihi dan menerima diri kita apa adanya, dan "kembali
sepenuhnya", serta mempercayakan Allah yg mengubah kita mjd baru dan lebih
indah.
Maka
kita boleh berseru:
"Pertolonganku
adl dari Allah, yang merubah segala keburukan mjd kebaikan bagiku. Dialah yg
mengampuni segala kesalahanku, yang menyembuhkan segala sakitku. Dialah yg
menebusku dari lubang kubur, yg memahkotaiku dgn kasih setia dan rahmat. Dia yg
menjadikan hidupku baru seperti burung rajawali
Maka:
"Pujilah Tuhan hai jiwaku..."
Hari ke 20 (Senin,
29 Feb):
God's
message: 2 Raja Raja 5: 1-15, Mazmur 42: 1 - 11, Lukas 4: 24-30
(Korban
silih hari ke 20:
"Mercy
and purification by each one of our daily acts : Belas kasih dan pemurnian
terhadap setiap tindakan (sikap perbuatan) kita"
Menyadari
bahwa dalam kehidupan, Allah-lah yang menjadi jawaban bagi segala kebutuhan
kita. Dalam segala hal, saat kita datang kepada Allah, maka disitulah kita
mendapat jawaban, menemukan jalan dan menerima pertolongan. KasihNya yg ajaib
dan kuasaNya yg besar, akan membuatNya mampu memberikan yang terbaik, bagi kita
yang mengasihi Allah.
Merenungkan,
apakah kita termasuk golongan yang mengasihi Allah, sehingga kitapun layak
menerima segala kasih dan kuasaNya atas hidup kita.
Meneguhkan
diri untk menjadi pribadi yang mengasihi Allah dgn terlebih dulu memurnikan
diri kita, sikap dan tindakan kita, juga hati dan perkataan kita untk selaras
dgn kehendak dan jalan kasihNya; agar saat kita datang kepada Allah, maka belas
kasihNya tercurah bagi kita tanpa penghalang.
Saat
hati kita memurnikan diri untk selaras dg hati Allah, hidup kita berkenan kpd
Allah, maka kita dimampukan berseru:
"Sperti
rusa yg merindukan sungai yg berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya
Allah.... Hai jiwaku, berharaplah kepada Allah, sbab aku bersyukur lagi
kepadaNya, penolongku dan Allahku."
Hari ke 21 (Selasa,
1 Maret 2006)
God’s
message: Daniel 3: 23-30, Mazmur 25: 1-22, Matius 18:21-35
(Korban
silih hari ke 21:
“Mercy and forgiveness: Belas kasih dan pengampunan”
Menyadari
bahwa manusia penuh kelemahan, tak ada yang sempurna, dan Allah yang Maha
Sempurna, telah mengampuni dan menerima kembali setiap kita yang kembali
kepadaNya dengan hati yang tulus. Seberapa kalipun kita meninggalkan Allah,
namun saat kita kembali, Allah tetap menerima kita apa adanya dengan hati yang
penuh kasih dan mengampuni kita.
Merenungkan
bahwa awal dan dasar dari sebuah pemulihan, kesembuhan bahkan hidup baru,
adalah dimulai saat kita meminta, menerima dan memberi pengampunan. Sebelum
kita meminta dan menerima pengampunan, maka dosa dan segala hal yang melemahkan
akan tetap ada pada kita. Sebelum kita memberi pengampunan, maka luka,
kesedihan, kebencian, dendam, akan terus menekan jiwa kita.
Namun
saat kita meminta dan menerima pengampunan, maka jiwa dan hubungan kita dgn
Allah akan dipulihkan, sehingga kita kembali hidup didalam kasih dan damai
sejahtera yang dari Allah. Saat kita memberikan pengampunan, maka segala luka
tersembuhkan, kesedihan berubah menjadi sukacita, kebencian menjadi kasih, dan
jiwa terisi dengan damai sejahtera dan pengharapan.
Merenungkan,
apakah kita sudah mengampuni diri kita sendiri, Allah yang menjadikan kita
berharga, apakah kita juga sudah menghargai diri kita sendiri dengan kasih
& pengampunan? Apakah kita sudah meminta dan menerima pengampunan dari
Allah dan juga maaf dari orang-orang yang kita sakiti? Apakah kita sudah
memberikan pengampunan kepada orang lain, pengampunan yang tanpa syarat, tanpa
hitungan tertentu?
Sudahkah
kita belajar dari Pribadi Yesus yang bahkan tulus mengampuni orang yang
menyakiti dan mendera dan menyalibkanNya hingga wafat? Sudahkah kita berdoa
bagi mereka yang menjahati kita? Sudahkah kita berhenti menyatakan kutuk dan
menggantikannya dg kata-kata berkat kepada mereka yg menyakiti kita, agar tidak
lagi hati kita terkotori?
Sudahkah kita membersihkan hati kita dari dendam, kebencian, luka, kesedihan
yang selama ini membelenggu kita dengan cara melepaskan pengampunan &
memohon ampun?
Jika kita hanya baik terhadap mereka yang baik kepada kita, apakah bedanya kita
sebagai saksi Kristus?
Seperti
saat Allah mengampuni kita berulang kali dan tanpa syarat, seperti itulah
kasihNya yang kita teladani agar kita dimampukan melepaskan pengampunan kepada
siapapun dan sebanyak apapun.
Hari ke 22 ( 2
Maret)
God's
message: Ulangan 4:1-9, Mazmur 147: 1-12, Matius 5: 17-30
(Korban
silih:
"Mercy
and the drive to do good : Belas kasih dan dorongan untk berbuat baik"
Menyadari
bahwa Allah adl Sumber segalanya bagi hidup kita. Seperti lantunan sebuah lagu:
Semua Baik, demikian pula, segala yang berasal dari Allah, adl baik adanya.
Merenungkan,
bahwa kita telah menerima pengampunan, kebenaran, pengharapan, rahmat, berkat,
hidup baru bahkan masa depan cerah, di bumi hingga di surga, yang kesemuanya
adalah kebaikan-kebaikan yg berasal dari Allah.
Menyadari,
hendaknya kita yang telah menerima segala kebaikan itu, terus tinggal dalam kerendahan
hati, agar semakin menyadari betapa hidup kita adalah sebuah anugerah yg indah
dari Allah.
Sehingga
kita mau memelihara diri dan hidup kita untk tetap tinggal didalam kebaikan2
Allah. Dan terus menjaganya dgn mengisi hidup kita dg sikap, perkataan,
perbuatan2 baik; agar hidup kita tetap menjadi sebuah kebaikan dan keindahan,
bagi kita sendiri, bagi keluarga dan bagi sesama.
Berikan
diri kita menjadi pancaran kasih dan kebaikan Allah bagi orang lain, sehingga
orang yg memandang kita, juga menemukan kasihNya melalui hidup kita. Yg
akhirnya, hidup kita menjadi persembahan yang harum bagi Allah melalui
kebaikan2 kita.
Hari ke 23 (3
Maret):
God's
message:
Yeremia
7: 23-28, Mazmur 95: 1-11, Lukas 11: 14-23
(Korban
silih:
"Mercy
and the unity of the assembled people of God: Belas kasih dan kesatuan hati
orang-orang pilihan Allah"
Mengingat
kembali, bahwa Allah telah mencurahkan kasih dan selalu memberikan rancangan
keselamatanNya bagi orang-orang pilihan Allah. Mengapa? Karna manusia yg
dikasihiNya, hidup didalam dunia yang telah jatuh dan rusak, yang mengancam
setiap manusia yg dikasihiNya dapat jatuh dalam kebinasaan.
Mengingat
saat Allah mengirim Musa sbg alatNya untk menyelamatkan orang2 pilihanNya dari
kejahatan orang Mesir, Allah telah turun tangan dg menyatakan keselamatan dan
pertolonganNya dg berbagai mujizat.
Mengingat,
hingga akhirnya Yesus yang menjadi korban tebusan bagi kita manusia, demi
menyelamatkan kita, melalui sengsara dan wafatNya. Kesemua ini bertujuan agar
manusia kembali kepada jalan kasih dan keselamatan Allah, agar selamanya tetap
bersama Allah, di bumi hingga kembali ke surga.
Mengingat
bahwa tidak semua orang-orang menanggapi rancangan kasih dan keselamatan Allah
dg hati yg tulus. Seperti orang-orang Israel yang bersungut-sungut dan masih
saja menyembah berhala, sementara tangan kuat Allah menggengam mreka dari
kejahatan org Mesir. Akhirnya mereka tidak dapat tiba di tanah terjanji dan
binasa krn mereka memilih untk tetap berkeras hati dan berdosa.
Seperti
saat orang-orang Farisi dan Saduki yang tetap tidak percaya dan menghina Yesus,
bahkan saat mereka melihat mujizat2 yg dilakukan Yesus untk memberikan mereka
pertolongan dan kesembuhan2. Akhirnya mereka tidak menerima keselamatan yg
diperuntukkan bagi mereka.
Merenungkan
kedalam hati kita, sbg himpunan org-org pilihan Allah, bagaimana tanggapan dan
sikap kita terhadap rancangan Allah yg selalu mengundang kita kembali kepada
jalan kasih dan keselamatanNya?
Apakah
kita memilih mjd rendah hati untk terus belajar dan bertekun di jalan kasihNya
shg kita benar2 menerima kebahagiaan dan keselamatan sejati, di bumi hingga di
surga?
Atau
sebaliknya justru mengeraskan hati dan memilih tetap berdosa shg kita
tertinggal dalam jalan keselamatanNya dan akhirnya binasa?
Hari ke 24 (4
Maret):
God's
message: Hosea 14: 2-9, Mazmur 81: 1-16, Markus 12:28-34
(Korban
silih:
"Belas
kasih dan cinta kasih kepada sesama seperti Allah mengasihi kita"
Menyadari
diri untk mengenal kembali dg sungguh bahwa Allah adl kasih. Kita ada karna
kasih dan anugerah Allah. Dan hanya didalam kasih yang berasal dr Allah, maka,
kita akan dapat menikmati damai sejahtera dalam jiwa raga, kebahagiaan dalam
kebersamaan, kehidupan dalam kesejatian, beroleh tujuan dalam kebenaran dan
kehidupan dalam keselamatan.
Menyadari
bahwa Allah terus menantikan, memanggil bahkan menarik kita kembali kepadaNya
dan kasihNya. Karna Allah memiliki begitu banyak karya kasih yg akan
dikerjakanNya dan begitu banyak rahmat yg akan diberikanNya bagi siapapun yg
mau kembali dan mengasihiNya.
Membawa
diri untk hening dan masuk ke kedalaman batin untk bertanya: sudahkah kita
kembali kpd Allah dan kasihNya dalam pertobatan sejati kita dan berjalan lurus
dalam jalan yg Allah sediakan?
Sudahkan
Allah dan kasihNya menjadi bagian dalam diri kita dan ? Sudahkah dg rendah hati
kita menundukkan diri di hadapan Allah untk memohon belas kasihNya dan
mengasihiNya dg tulus? Sudahkan kita mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa,
akal budi dan kekuatan kita? Sudahkah rasa kasih itu menjadi sebuah kebaikan yg
terpancar dalam sikap, perkataan dan tindakan nyata kita terhadap orang lain
shg mereka merasakan betapa mereka kita kasihi?
Mengetahui
bahwa dari segalanya, yg terbesar dan terindah adl: mengasihi Allah dan
mengasihi sesama spt kita mengasihi diri kita sendiri.
"Siapa
yg bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini, siapa yg paham, biarlah ia
mengetahuinya. Sbab jalan Tuhan adl lurus dan orang benar menempuhnya, tetapi
pemberontak tergelincir disitu". (Hosea 14:9)
Hari ke 25 (5
Maret):
God's
message: Hosea 6:1-6, Mazmur 51: 1-19, Lukas 18:9-14
Menanggapi
undangan Allah melalui Hosea: "Mari kita berbalik kepada Allah, .... sbab
Dialah yg akan menyembuhkan kita, ..... yang akan membalut kita. Ia yg akan
menghidupkan kita.....Marilah kita mengenal dan sungguh2 mengenal Allah".
Tahun
2016 telah ditetapkan menjadi Tahun Suci Kerahiman Ilahi Luar Biasa. Dimana
Allah telah membuka selebar2nya dan seluas2nya pintu kerahimanNya bagi kita.
Pada
tgl 4-5 Maret 2016, HARI INI, ditetapkan sbg "24 jam Waktu untuk
Tuhan". Gereja Katolik membuka pintunya untk memberikan Sakramen
Pertobatan, yg juga merupakan Sakramen Rekonsiliasi, dimana melalui Sakramen
Pertobatan maka kita akan menerima kembali pendamaian dg Allah dalam
KerahimanNya yg luar biasa.
Datanglah
kepada Allah, dalam kerendahan hati untk mempersembahkan pertobatan sejati, dan
berseru seperti pemazmur yg dgn rendah hati berseru:
"Kasihanilah
aku ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmatMu
yg besar. Bersihkan aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dr
dosa2ku. Sbab aku sendiri sadar akan pelanggaranku.... terhadap Engkau sajalah
aku tlah berdosa..... Basuhlah aku maka aku maka aku menjadi lebih putih dari
salju". (Mazmur 51: 1-7)
Berserulah
spt pemungut cukai yang berdiri di belakang karna merasa tidak layak dan
berdosa: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini" (Lukas
18:13-14).
Datanglah
dan reguklah "air kerahimanNya", agar kita mjd manusia yang diampuni,
dikasihi dan dibenarkan oleh Allah, masukilah pintu KerahimanNya, dan terimalah
segala rahmat yang memulihkan, memerdekakan, memberi hidup baru yg indah dan
menyelamatkan.
Hari ke 26 (6
Maret):
God's
message: Yosua 5: 9-12, Mazmur 34: 1 - 23, 2 Korintus 5: 17-21
(Korban
silih hari ke 26:
"Mercy and Confession: Belas kasih dan Pengakuan"
Merenungkan
bahwa kita yang telah menerima pengampunan dari Allah telah juga menerima
pemulihan bagi keseluruhan hidup kita.
Meresapi
bahwa kita adalah manusia ciptaan baru didalam Kristus yang telah diampuni,
dikasihi, dipulihkan dan dibenarkan.
Menyadari
bahwa sudah selayaknya kita menyatakan sebuah pengakuan yang tulus betapa Allah
adalah Maha Baik, Pengasih dan Penyayang terlebih bagi kita yang mengasihiNya.
Merenungkan,
bahwa pengakuan yang kita berikan haruslah berasal dari sebuah hati yang benar2
mengasihi Allah dalam sebuah kerendahan hati bahwa tanpa Allah, kita bukan
siapa siapa, dan siapakah kita ini boleh menerima anugerahNya yg sedemikian
besar.
Memberikan
korban syukur dan pujian sbg tanda kasih dan terimakasih kita, seperti pemazmur
berseru:
"Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu, puji2an kepadaNya tetap
didalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah... Muliakanlah Tuhan.
Aku
telah mencari Tuhan lalu Ia menjawab aku dan melepaskan aku dari segala
kegentaranku... Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu. Berbahagialah
orang yg berlindung kepadaNya" (Mazmur 34)
Memberi
tanda kasih dan terimakasih kita yang terbaik, adl dgn mempersembahkan hidup
baru kita yaitu melepaskan manusia lama kita dan menjadi ciptaan baru yg indah.
"Jadi siapa yang ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yg baru sdh datang"
Hari ke 27 (7
Maret):
God's
message: Yesaya 65:17-21, Mazmur 30: 2-12, Yohanes 4:43-54
(Korban
silih hari ke 27:
"Mercy and Healing: Belas kasih dan Pemulihan)
Mengingat
kembali akan Allah yang telah menyatakan kasihNya yang tanpa syarat, tanpa
batas dan penuh kesetiaan. Meresapi kembali kerahimanNya yang ajaib, yang telah
mengampuni, memulihkan, menyembuhkan dan memerdekakan setiap kita.
Merasakan
kembali bahwa dalam kerahimanNya, Allah telah memberikan hati baru, jiwa baru
dan hidup baru yang murni dan indah bersama Allah. Melalui kerahimanNya, kita
telah diperdamaikan dan menjadi anak-anak Allah yang dikasihi dan mengasihiNya.
Juga yang dibenarkan untuk menerima segala janji Allah dan menjadi pewaris
kerajaan Allah.
"Sebab
sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang
dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati…. Mereka
akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami
kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga.”
Menyatakan
seruan syukur & sukacita atas kasihNya yang memulihkan dan menyelamatkan
kita:
“TUHAN,
Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan
aku… Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di
antara mereka yang turun ke liang kubur…. TUHAN, oleh karena Engkau berkenan,
Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh;…. Dalam kesenanganku
aku berkata: "Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!" (Mazmur 30)
Hari ke 28 (8
Maret):
God's
message: Yeheskiel 47:1-12, Mazmur 46: 1-11, Yohanes 5: 1-16
(Korban
silih hari ke 28:
"Mercy
and Heal: Belas kasih dan Kesembuhan"
Merenungkan
bahwa saat Yesus bertanya kepada seorang yang telah sakit sekian lama dengan
berkata: "Maukan engkau sembuh?" (dalam Yohanes 5: 5-9). Resapi bahwa
pertanyaan itu ditujukan kepada setiap kita.
Menanggapi
pertanyaan Yesus dengan sebuah tindakan nyata yang membawa kita pada kesembuhan
dan hidup baru. Yakni, dg terus berusaha melakukan yg terbaik dgn niat hati
bhw: bukan lagi aku yg hidup melainkan Kristus yg hidup didalamku. Seperti yang
dilakukan orang yang sakit tsb: mengangkat tilamnya dan berjalan.
"Kata
Yesus kepadanya: bangunlah dan angkatlah tilammu dan berjalanlah. Dan pada saat
itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan."
Merenungkan,
bahwa kesembuhan yang kita terima adalah berasal dari Allah. Dan hendaknya kita
yang telah menerima kesembuhan dan pemulihan, tetap terus tinggal didalam Allah
dan memegang pesan Yesus bagi kita: "Engkau telah sembuh, jangan berbuat
dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk". (Yoh 5:14)
Dan
tinggalah didalam Yesus senantiasa, dalam kasihNya, kebenaranNya, kekudusanNya,
keselamatanNya. Tinggalah didalam Dia, "sumber mata air sejati", yang
mengaliri aliran2 sungai hidupmu. Agar hidup kita menjadi sembuh dan baru, dan
menjadi kebaikan bagi setiap orang yang kita jumpai.
Maka
kita dimampukan berseru seperti pemazmur berseru:
"Kota
Allah kediaman Yang Maha Tinggi. Disukakan oleh aliran aliran sebuah sungai.
Allah ada didalamnya, kota itu tidak akan goncang. Allah akan menolongnya
menjelang pagi.
....sbab
pohon pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan
daunnya menjadi obat".
Hari ke 29 (9
Maret):
God's
message: Yesaya 49:8-15, Mazmur 145: 1-21, Yohanes 5: 17-30
(Korban
silih: "Mercy and Hope: Belas kasih dan Harapan"
Mengingat
kembali bahwa kita adalah umat pilihan Allah, yang dengan kasih setiaNya, Ia
jaga dan pelihara dengan sepenuh kasih yg sempurna.
Merenungkan
bahwa sebagai umat pilihan, kita telah diampuni, disembuhkan, dipulihkan,
dibenarkan, diselamatkan dan dimuliakan dalam Kristus Yesus, yang kita terima
dalam hidup kita yang baru ini.
Menyadari
bahwa setelah kita menerima hidup baru yang dari Allah, hendaknya kita tetap
tinggal dalam ketaatan, kebenaran dan kebaikan2 Allah. Kesemua ini, karna Allah
memanggil kita menjadi anak-anak terangNya, yang akan menerangi dunia yang
gelap dan penuh penderitaan.
Terang
yang memberikan harapan akan dunia, bahwa masih ada kasih yang mampu memberikan
kebahagiaan dan keselamatan, untk membawa dunia yg gelap menjadi terang, untk
mengubah penderitaan menjadi keselamatan.
Dan
melalui diri dan hidup kita yg menerangi dunia, maka dunia dapat melihat Allah
dan menerima kasih dan keselamatanNya, seperti yang telah diberikanNya bagi
kita.
"....Aku
telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia. Untk
membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah
sunyi sepi. Untk mengatakan kepada orang yang terkurung: 'Keluarlah!'",
kepada orang-orang yang ada didalam gelap: 'Tampilah!..... sbab Penyayang
mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat dekat sumber
air...." (Yesaya 49).
Hari ke 30 (10
Maret)
God’s
message: Keluaran 32: 7-14, Mazmur 106: 19-23, Yohanes 5: 31-47
(Korban
silih hari ke
“Mercy
and Vainglory: Belas kasih dan Kesombongan”
Menanggapi
bahwa Allah menghendaki kesetiaan terhadap umat pilihanNya. Kesetiaan yang
berbalut cinta kasih yang tulus dan benar terhadap Allah. Karna hanya didalam
sebuah kesetiaan dalam kasih, maka hubungan kasih manusia bersama Allah akan
terus terbina dan terjaga, sampai selamanya. Demikianlah Allah menghendaki
kitapun tinggal dalam kesetiaan terhadap Allah.
Menyadari
bahwa manusia penuh dengan kelemahan dan dunia penuh dengan segala godaan dan
pencobaan yang mengancam kesetiaan kita kepada Allah, seperti yang terjadi pada
umat Istrael yang dengan kasih dan kuasa Allah melalui Musa, dibawa keluar dari
Mesir untuk dihantar ke Tanah Perjanjian, namun di tengah perjalanan, mereka
kembali jatuh kedalam dosa:
“Segera
juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah
membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah…. Lagi firman
TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka
adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.” (Keluaran 32).
Merenungkan
bahwa ada 7 dosa utama/inti yang dapat membawa manusia jatuh kedalam dosa yang
lebih besar dan akhirnya jatuh dalam kebinasaan. Yaitu: kesombongan, ketamakan,
iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan dan kemalasan.
Dan
dosa yang utama adalah: kesombongan. Kesombongan yang berasal dari sebuah hati
yang keras, yang tidak mau mengasihi Allah dengan sepenuh hati dan kesetiaan,
yang tidak mau dengan rendah hati menuruti ajaran dan perintahNya, walaupun
Allah telah menunjukkan kasih, kerahiman dan mujizatNya, namun tetap tidak mau
mengasihi dan percaya kepada Allah, seperti ‘tegar tengkuk-nya’ umat Istrael
dahulu.
Menyadari
bahwa kita harus tetap berjaga-jaga dalam segala hal, terus berusaha tetap
rendah hati dan setia kepada Allah, agar tidak jatuh kedalam dosa kesombongan,
yang menjauhkan kita dari kebahagiaan dan keselamatan yang kita butuhkan bagi
jiwa dan raga kita.
Hari ke 31 (11
Maret):
God’s
message: Kejadian 4: 2 -11, Mazmur 34: 1-22, Yohanes 7: 25-34
(Korban
silih hari ke 31: “Mercy and Hatred: Belas Kasih dan Kebencian”
Merenungkan,
bahwa tidak semua manusia menanggapi dengan baik terhadap kasih & kerahiman
Allah yang bertujuan menyelamatkan manusia. Saat Yesus datang sebagai Mesias,
begitu banyak orang yang menolakNya dan membenciNya. Sebuah kebencian yang
datang dari sebuah hati yang tidak percaya, yang tidak ada kasih, yang penuh
dengan iri dengki, sehingga kebencian itu menjadi sebuah kejahatan, hingga
mereka menyakitiNya, dan akhirnya membunuhNya.
Bahkan
sejak awal bumi dan manusia diciptakan, benih-benih kebencian telah begitu banyak
ditabur oleh roh jahat (iblis) untuk merusak sebuah hati dan akhirnya merusak
& membinasakan sebuah kehidupan (Kisah Kain dan Habel pada Kejadian 4).
Merenungkan
bahwa pemicu sebuah kebencian, adalah kemarahan, hati yang mudah emosi, dan
hati yang keras. Dan akar dari kebencian adalah rasa iri dengki dan dendam
karna tidak mau memahami dan mengampuni. Namun, tidak ada yang diperoleh dari
sebuah kebencian, hanya hati yang penuh kepahitan, yang dapat berujung pada
kejahatan dan keberdosaan.
Memahami
bahwa Kerahiman Allah yang telah dinyatakan dan disempurnakan melalui diri
Tuhan kita Yesus Kristus, telah memberi teladan bagi kita bahwa Allah
mengampuni segala dosa dan memulihkan setiap jiwa dan kehidupan menjadi murni
dan indah.
Hendaknya
kita meneladan Yesus yang tetap mengasihi & mengampuni mereka yang membenci
dan berbuat jahat kepadaNya. Meneladan kasih Allah Bapa yang penuh kasih dan
pengampunan, yang bersamaNya, kita dimampukan untuk mengampuni sesama, dan
dengan rendah hati memohon ampunan kepada Allah dan orang lain atas segala dosa
dan kesalahan kita.
Membebaskan
diri dari iri dengki, dendam, kemarahan dan kebencian, yang hanya mengancam
keselamatan jiwa kita dan orang lain.
Mengenal
dan meresapi kembali Buah Roh yang terdiri dari 9 karakter Roh Allah: Kasih,
Suka cita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan,
Kelemahlembutan, Penguasaan diri.
Menempa
diri untuk belajar Buah Roh Kasih sebagai pengganti kemarahan atau kebencian.
Hari ke 32 (12
Maret)
God's
message: Yeremia 11: 18-23, Mazmur 7: 1-17, Yohanes 7:40-53
(Korban
silih hari ke 32:
"Mercy
and Martyrdom: Belas kasih dan Penderitaan para Martir"
Mengingat
kembali, bhw atas dasar KerahimanNya, Allah terus bekerja dalam rancangan
keselamatanNya, melalui utusan2Nya.
Mengenal
arti kata Martir, mereka adalah orang-orang yang melaksanakan tugas perutusan
untk mewartakan kabar kasih dan keselamatan dalam Allah. Mereka juga yang harus
menanggung penderitaan demi tugas mulia ini.
Mengenal
Yeremia, sebagai salah satu Martir pilihan Allah, ia mengalami banyak
penolakan, penghinaan dan penderitaan, saat menyampaikan kabar baik bagi mereka
yang terancam binasa akibat cara hidup mereka dan dosa-dosa mereka.
Seperti
Daud, yang juga mengalami hal yang sama.
Yang
akhirnya, karya penyelamatan Allah, disempurnakan oleh Tuhan Yesus, yang datang
ke dunia untk menanggung derita hingga wafat di salib demi keselamatan umat
manusia.
Penderitaan
para Martir tidak menjadikan mereka menyerah, karna kasih mreka terhadap sesama
lebih besar dari dirinya sendiri. Merekapun selalu memandang Allah, Allah Yang
Maha Adil, mereka selalu mengandalkanNya dan percaya bahwa Allah bersamanya dan
melindunginya.
Menyadari
bahwa orang benarpun harus mengalami penderitaan karna hidupnya diserahkan
kepada Allah untk menjadi alat keselamatanNya (sbg Martir) demi banyak orang
selamat dan tidak binasa. Namun orang-orang yg mau diselamatkan, justru menjadi
semakin jahat.
Merenungkan
bahwa orang jahat (fasik), yang hatinya dan hidupnya penuh dengan rancangan
(niat & perbuatan) kejahatan yang merugikan orang lain, dan tidak mau
berubah walau telah menerima warta keselamatan Allah, maka mreka hidup dengan
kesia-siaan yang dibuatnya sendiri, dan menerima kebinasaan di akhir
kehidupannya. Kejahatan bukan saja sebuah perbuatan besar yang membuat orang
lain menderita, namun sebuah niat (rancangan) tidak baik yg merugikan org lain
demi kepentingannya sendiri, itupun adl sebuah kejahatan besar.
"...ia
membuat lubang dan menggalinya dan ia sendiri jatuh kedalam lubang yang
dibuatnya..." (Mazmur 7)
Merenungkan
bahwa orang benar, walaupun harus menderita krn kejahatan orang lain, namun ia
akan selalu hidup dalam penyertaan Allah, dan menerima mahkota surga di akhir
masa hidupnya. Karna Allah adl Maha Adil.
"...biarlah
berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang benar, Engkau Yang
menguji hati dan batin orang ya Allah yg adil. Perisai bagiku adl Allah yang
menyelamatkan orang-orang yg tulus hati..." (Mazmur 7)
Memahami,
setiap pilihan dan perbuatan, ada konskwensi yang harus dipertanggung jawabkan
kelak.
Hari ke 33 (13
Maret):
God's
message: Yesaya 43: 16-21, Mazmur 126: 1-6, Filipi 3: 8-14
(Korban
silih hari ke 33:
"Mercy
and Goodness: Belas kasih dan Kebaikan"
Memahami
hal tentang kebaikan. Kebaikan yang utama dan terutama adl kebaikan yang
berasal dari Allah. Kebaikan yg murni, tanpa syarat dan tanpa batas bagi
seluruh umat manusia. Kita telah melihat, walaupun tidak semua manusia
menanggapi dengan baik atas kebaikan Allah, dimana Allah terus bekerja demi
mengasihi dan menyelamatkan manusia, namun kasih setiaNya tidak pernah berubah
dan tidak pernah berkesudahan.
Mengingat
kembali, bahwa saat manusia menyedihkan hati Allah dgn penolakan, pemberontakan
dan meninggalkan Allah, namun Allah tetap setia dan selalu menanti sembari
terus bekerja memberikan kebaikan2Nya dlm rancangan kasih dan keselamatanNya bg
manusia. Allah slalu berusaha membawa manusia kpd rancangan semula, yaitu hidup
dlm kebaikan, kebenaran, kasih dan keselamatan yg dari Allah.
"...janganlah
ingat ingat hal yang dahulu...Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yg baru, yg
sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat
jalan di padang gurun dan sungai sungai di padang belantara.." (Yesaya
43:18-19)
Mengingat
dan meresapi kembali kasih Allah dalam Yesus Kristus, kasih yang sempurna yang
berisi dengan segala kebaikan2, bahkan Yesuslah kasih dan kebaikan itu sendiri.
KasihNya mengubahkan bagi setiap kita yang rendah hati, percaya, taat dan mau
hidup dalam jalan dan tuntunanNya.
Merenungkan
kembali kebaikan2 Allah, bahwa kita yang telah mengalami Kristus dalam
kasihNya, kita yang telah menerima mahkota keselamatanNya, juga yang telah
menerima warisan keselamatanNya.
Meneguhkan
hati agar kita menanggapi kebaikan2 Allah dengan menjadi pribadi yang utuh dan
baru didalam Kristus. Walau apapun yg sdg kita alami, suka duka dan airmata,
kita tetap tinggal dalam kebaikan Kristus. Terus berusaha mjd pribadi yang
penuh kebaikan dlm sgala ada kita, dlm fikiran, perkataan, sikap dan perbuatan
kita.
"...orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan airmata, akan menuai dgn sorak sorai. Orang yg
berjalan maju sambil menabur benih, pasti pulang dgn sorak sorai sambil membawa
berkas berkasnya."(Mazmur 126: 5-6)
"...malahan
segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku
lebih mulia daripada semuanya..." (Filipi 3:8)
Hari
ke 34 (14 Maret):
God’s
message: Yesaya 9: 1-7, Mazmur 23:1-6, Yohanes 8: 12-20
(Korban
silih hari ke 34: “Mercy and The Light : Belas Kasih dan Sang Terang”
Merenungkan
kembali bahwa sejak dunia dijadikan, sampai selamanya, Allah selalu hadir
membawa KerahimanNya bagi seluruh umat manusia, dan Tuhan Yesus datang membawa
terang kudusNya demi keselamatan umat manusia.
Merenungkan
kembali bahwa manusia harus hidup di tengah dunia yang kian lama semakin
‘gelap’, kegelapan yang membelenggu setiap manusia yang memilih tinggal didalam
kegelapan itu. Dan kita berada di tengah-tengah kegelapan yang berasal dari
dunia ini. Namun jangan takut dan khawatir, karna Sang Terang telah datang ke dunia.
Sang Terang, Yesus Kristus, yang rela menyerahkan seluruh keberadaanNya dalam
penderitaan sampai wafat di salib, demi mengasihi, menerangi dan menyelamatkan
umat manusia dan kita semua.
“Bangsa
yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang
diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar…. Sebab seorang anak
telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9: 1-7)
Saat
sebuah lilin diletakkan di tengah kegelapan, maka semua yang hidup akan datang
mendekatinya untuk menerima terang. Karna sgala yang hidup, tak akan mampu
hidup dalam kegelapan. Terang tidak dapat dikuasai oleh kegelapan segelap
apapun, kegelapan akan tersingkir saat terang telah datang. Dan siapapun atau
apapun yang berada dekat dengan terang, maka akan menjadi hidup dan menjadi
pancaran dari terang itu.
Mengambil
KEPUTUSAN untk datang kepada Sang Terang, Yesus, Tuhan kita. Berkeputusan untuk
tetap tinggal dekat dengan Sang Terang, tinggal didalam Sumber Kehidupan, agar
diri kita terlepas dari segala kegelapan, dan kita menjadi “hidup”, dan
kehidupan kita menjadi pancaran terang Kristus.
Menyadari,
bahwa saat kita tinggal didalam dan bersama Sang Terang, Tuhan Yesus Kristus,
maka kita akan mampu berseru seperti Daud :
“TUHAN
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang
berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia
menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan
hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.
Kebajikan
dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam
dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (Mazmur 23)
Hari ke 35 (15 Maret):
God’s
message: Bilangan 21:4-9, Mazmur 102: 1-28, Yohanes 8: 21-32
(Korban
silih hari ke 35:
“Mercy
and The Cross: Belas Kasih dan Salib”
Merenungkan
kembali, bahwa perjalanan kasih Allah dalam KerahimanNya yang bertujuan
mengembalikan manusia kedalam rancangan kasih dan keselamatan, telah dimulai
sejak dunia dijadikan, dan terus Allah kerjakan melalui utusan utusanNya,
seperti yang kita kenal misalnya: Nuh, Abraham, Musa, Yesaya, Daud, dan masih
banyak lagi umat pilihanNya yang dijadikan utusanNya (alatNya) untuk membawa
manusia kembali kepada rancangan kasih dan keselamatanNya, agar manusia tidak
binasa, melainkan hidup dalam segala kebaikan Allah.
Mengenal
sebuah nama, yang sejak bumi dijadikan telah ada dan berusaha menggoda,
memperdaya, mendustai, mencobai, dan menyeret manusia untuk masuk dalam
perangkapnya, agar manusia yang diperdayanya, dapat menjadi pengikutnya untuk
melawan Allah dengan segala macam dosa dan kejahatan. Mereka adalah si jahat,
yang kita kenal dengan iblis atau roh jahat, yang dikepalai oleh Lucifer, yang
sejak awal telah melawan Allah dengan dosa kesombongannya. Mereka tau bahwa
pada hari akhir, mereka akan masuk dalam api kebinasaan kekal, karnanya sebelum
itu terjadi, maka mereka terus mencari pengikut (manusia) untuk nantinya
bertempur melawan Allah. (Yesaya 14:12-15)
Mengetahui,
bahwa segala kesombongan dan dosa yang diperbuat oleh iblis dan manusia
pengikutnya, tidak akan mampu merebut tahta Allah, karna Allah Sang Pencipta
adalah berkuasa dan kekal. Suatu saat nanti, si jahat beserta seluruh
pengikutnya yang selalu melawan Allah, yang tinggal dalam kejahatan &
keberdosaan, yang tidak mau percaya dan bertobat, akhirnya akan masuk ke dalam
jurang maut selama-lamanya. (Wahyu 20: 1-3)
Menyadari bahwa Allah mengetahui semua hal itu, dan juga Allah memahami bahwa
kita adalah manusia lemah, sedangkan begitu besar ancaman dari roh jahat yang
mencoba merenggut kita dari tangan kasih dan keselamatan Allah. Inilah mengapa
Allah dengan kasih setiaNya, Allah terus bekerja dalam rancangan kasih dan
keselamatanNya bagi kita, karna Allah tidak ingin satupun manusia jatuh kedalam
perangkap si jahat dan akhirnya masuk dalam kebinasaan kekal.
Mengingat
kembali bahwa setelah Allah mengutus banyak utusanNya, namun manusia tetap
tinggal dalam kejahatan dan dosa. Yang pada akhirnya, rancangan Allah tiba pada
sebuah karya keselamatan yang disempurnakanNya melalui Yesus Kristus, Sang
Mesias, Sang Penyelamat yang penuh kasih.
Mengenal
bahwa sebelum kehadiran Yesus, persembahan kurban domba dilakukan sebagai tanda
pertobatan dan perdamaian dengan Allah. Namun kini, Yesus Kristus, Sang Anak
Domba Allah, Ia yang menjadi korban tebusan bagi dosa manusia. Melalui Yesus,
manusia berdosa yang mau percaya dan bertobat akan menerima pengampunan dan
penebusan dosa, juga sebuah keselamatan hingga kekal. Kesemua ini diperoleh
melalui sebuah pengorbanan, penderitaan, cucuran darah dan wafat Sang Kritus
pada SALIB-Nya.
Mengenal
SALIB sebagai sebuah tanda penyelamatan yang membawa manusia pada keselamatan.
Dan yang tergantung disana adalah Yesus, sang Kasih, yang mengasihi kita
melebihi hidupNya sendiri. Sehingga kita yang percaya dan bertobat didalam nama
Yesus, menerima pengampunan, pemulihan dan perdamaian kembali dengan Allah.
SALIB
yang memerdekakan kita dari perbudakan si jahat dan dosa, dan membawa kita pada
hidup baru yang berkemenangan, berbalut kebahagiaan serta keselamatan di bumi
hingga di surga.
"Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan
mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yoh 8:
32)
Hari ke 36 (Rabu,
16 Maret):
God’s
message: Daniel 3: 14-30, Mazmur 37: 1-40, Yohanes 8: 31-42
(Korban
silih hari ke 36: “Mercy and Courage: Belas kasih dan Keberanian/Keteguhan
hati”)
Menyadari
bahwa dalam KerahimanNya, Allah memberikan sebuah karunia istimewa dan besar,
yaitu iman dalam Yesus Kritus. Iman yang menjadi sarana pemersatu antara Allah
dengan manusia.
Merenungkan
bahwa sebuah iman membutuhkan keberanian, yaitu keberanian untuk percaya, untuk
berserah diri dan untuk merelakan diri diatur& dibentuk oleh Allah. Sebuah
iman akan menjadi berarti, jika disertai dengan perbuatan. Sebuah perbuatan
dalam iman membutuhkan keberanian dan keteguhan hati, untuk dapat melakukan
segala perkara baik didalam Allah dengan sepenuh rasa percaya.
Percaya
bahwa Allah baik, bahwa rancanganNya indah, bahwa Dia bekerja bagi kebaikan
kita, bahwa Ia selalu menyertai kita, bahwa kasihNya kekal , bahwa Ia
menyediakan dan memberikan yang kita butuhkan, bahwa Ia membentuk kita menjadi
bejanaNya yg indah, bahwa segala perintah dan ajaranNya adalah untuk kebaikan
kita, bahwa segala laranganNya adalah untuk kebaikan dan keselamatan kita, dan
bahwa bahwa Ia selalu rindu untuk bersama sama dengan kita, di bumi hingga di
surga.
Juga
berani dalam keteguhan hati untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Allah
dalam hidup kita, dengan menuruti setiap perkataan firmanNya, juga berani untuk
tidak melakukan segala laranganNya.
Seperti
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dalam imannya, berani untuk percaya sepenuhnya
kepada Allah dan berteguh hati untuk berbuat yang Allah kehendaki, maka Allah
menyatakan diriNya dan pertolonganNya yang ajaib. (Daniel 3: 17-30)
Maka
kita akan dimampukan berseru seperti Daud:
“Percayalah
kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah
setia,…. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia
akan bertindak;….. Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat
perlindungan mereka pada waktu kesesakan” (mazmur 37)
Hari ke 37 (Kamis,
17 Maret):
God’s
message: Kejadian 17:3-9, Mazmur 105: 1-15, Yohanes 8: 51-59
(Korban
silih hari ke 36: “Mercy and Fatherhood: Belas kasih dan Kebapaan”)
Mengenal
Abraham sebagai umat pilihan Allah yang oleh kasih setia Allah, Abraham dipilih
menjadi Bapa banyak bangsa. Bersama Abraham, Allah mengikat perjanjian kasih,
bahwa Allah akan menjadi Allahnya yang menyertai dan memberkati sampai kepada
keturunan-keturunannya.
“Aku
akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi
bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja…. Aku akan mengadakan
perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi
perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.”
Merenungkan
seperti kepada Abraham, Allahpun telah memilih kita menjadi umat pilihanNya
yang dikasihiNya, bahkan kita telah diangkat menjadi anak-anakNya, dan Allahpun
telah mengikat perjanjian yang kekal bersama kita. Sebuah perjanjian kasih,
seperti bapa kepada anaknya, seperti itulah Allah terhadap kita, anak-anakNya.
Dan melalui Yesus Kristus, Allah menyatakan segala penyertaan, kasih, rencana
dan pekerjaanNya didalam hidup kita. Dan melalui Yesus Kristus, kita yang telah
diperdamaikan kembali bersama Allah, tekah diangkat menjadi anak-anak Allah dan
menerima segala kasih, kuasa dan mahkota kehidupan, sampai pada kekekalan.
Merasakan
bahwa sebagai anak yang telah dipilih, diangkat, dibenarkan, diampuni,
dikuduskan, dikasihi, diberkati berlimpah dan diselamatkan, hendaknya kita menaruh
rasa syukur, hormat dan hidup untuk kemuliaan Allah. Dan hendaknya juga, kita
berusaha terus hidup didalam Allah, dan selalu hidup didalam pimpinan Roh Allah
(Roh Kudus), agar hidup kita dimampukan menjadi pribadi yang rendah hati &
penuh ketaatan, yang penuh kasih, yang penuh pengendalian diri agar tidak lagi
mendukakan Allah dgn perbuatan atau perkataan kita, dan hidup untuk
menyenangkan Allah.
Sehingga
seperti Abraham, kita bisa menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah.
“….hai
anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!....
Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang
mencari TUHAN!.... Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!”
(Mazmur 105)
Hari ke 38 (Jumat,
18 Maret):
God’s
message: Yeremia 20: 10-13, Mazmur 18: 1 – 50, Yohanes 10: 31-42
(Korban
silih hari ke 38: “Mercy and Spiritual warfare: Belas kasih danPeperangan
rohani”)
Mengenal
satu lagi anugerah Allah yang diberikan karna kerahimanNya bagi kita, yaitu kehendak
bebas, yang sering kita dengar dengan ‘free will’. Kita telah belajar dan
mengetahui, betapa Allah telah menyatakan, memberikan segala kebaikanNya dalam
jalan kasih dan keselamatanNya, dengan penuh kasih setia. Dalam Yesus Kritus,
kasihNya sempurna, dan dalam Roh Kudus, penyertaanNya nyata selalu ada bagi
kita, di bumi hingga di surga.
Namun
karna kasihNya sempurna, Allah tidak memaksakan manusia untuk kembali, untuk
mengasihi dan menuruti kehendakNya. Segala yang dilakukanNya dalam kesetiaanNya
untuk mengembalikan manusia ke rancangan indahNya, itu karna Allah setia serta
sangat mengasihi manusia, dan selalu memberi kesempatan bagi setiap manusia
untuk kembali kepadaNya. Namun, manusia-lah yang memilih untuk mau menjadi
milik Allah (dengan mengasihi dan menuruti kehendak Allah) atau menjadi milik
dunia (dengan menolak Allah dan melakukan hal2 yg bertentangan dengan jalan
kasih Allah). Tidak bisa dipungkiri, walau Allah telah menyatakan kasihNya
dengan segala cara, namun masih ada manusia yang memilih untuk menolak Allah
dan mengasihi dunia dengan segala kejahatan dan keduniawiannya.
Mengingatkan
kembali mengapa Allah terus bekerja dalam kasih kerinduanNya agar manusia
kembali kepadaNya, karna bagi kita yang memilih untuk kembali dan tinggal dalam
jalan kasih, kebenaran dan keselamatanNya, maka selama-lamanya kita akan
bersama sama dengan Allah, dari hidup di bumi hingga hidup kekal di surga,
dalam kehidupan yang penuh kelimpahan, damai sejahtera dan sukacita. Karna
Allah-lah Sumber Segala bagi kita dan kita tinggal didalam Sumber tersebut.
Namun
bagi mereka yang walaupun telah diingatkan dengan segala caraNya, namun tetap
memilih untuk tetap menjauh, tidak mau bertobat dan berubah, terus melakukan
perbuatan dosa dalam kesadarannya, melepas dan melawan Allah demi kesenangan
dan keduniawiannya; bahkan akhirnya memilih menjadi pribadi yang jahat dan
menolak Allah, maka ia tidak bersama sama Allah, sejak di dunia dan tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Surga. Pemazmur menyebut mereka sebagai
orang-orang fasik.
Mengenal
sebuah ‘PEPERANGAN ROHANI’ yang harus dihadapi oleh umat pilihan Allah, oleh
kita, anak-anak Allah, yaitu sebuah godaan IBLIS untuk kembali jatuh dan
menjauh dari Allah. Juga harus menghadapi sebuah peperangan yang datang dari
orang-orang FASIK, yang terus menggangu, mencela, menyakiti, mendera,
men-jahati kita dengan segala caranya. Namun tetaplah MEMILIH menjadi anak-anak
Allah yang baik dan benar dimataNya.
Merenungkan
sebuah pesan indah Bunda Theresa:
“Apabila
engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud
tersembunyi di balik perbuatan baik yang engkau lakukan itu. Tetapi tetaplah
berbuat baik.”
“Apabila
engkau berubah menjadi pribadi yang lebih baik, engkau mungkin akan mempunyai
musuh dan teman-temanmu iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah perubahan
baikmu itu.”
“Apabila
engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi tetaplah
bersikap jujur dan terbuka setiap saat.”
“Apabila
engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin
akan iri hati kepadamu. Tetapi tetaplah berbahagia.”
“Terkadang
kita berpikir perbuatan baik kita bagai setitik air di samudra. tapi
ketahuilah, sang samudra akan merasa tidak lengkap tanpa setitik perbuatan
baikmu itu”
(dikutip
dari: pesan kasih Bunda Theresa)
Ingatlah
selalu bahwa kita berbeda, anak-anak Allah adalah berbeda:
Pilihlah
untuk belajar dari Yesus, yang tetap menjadi baik dan indah, walau dalam
perjalanan hidupnya menemukan begitu banyak penderaan, penghinaan dan
penderitaan dari orang-orang fasik. Maka Yesus hidup mulia selama-lamanya dan
orang-orang fasik jatuh binasa. Jadilah saksi kasih dan keselamatanNya bagi
sesama. Kasihilah sesama bahkan mereka yang memusuhi kita.
“Apabila
engkau sudah begitu baik, namun masih ada orang fasik yang menghina, mencibir,
merendahkan, memfitnah, berniat tidak baik, angkuh & sombong, menderamu,
menjahatimu. Tetaplah MEMILIH menjadi baik.”
Ketahuilah
bahwa pada akhirnya bukan antara kita dengan mereka; namun antara kita dengan
Allah, Sang Pencipta.
Hari ke 39 (19
Maret):
God's
message: 2 Samuel 7:4-16, Mazmur 89: 1-29, Roma 4: 13-25
Korban
silih hari ke 39: "Mercy and Jesus: Belas kasih dan Yesus"
Mengingat
kembali akan karya kasih dan keselamatan Allah yang telah dikerjakanNya dalam
kesetiaan, dan disempurnakan melalui karya salib Yesus, Tuhan kita.
Mengingat
kembali bahwa tidak ada seorang manusiapun dapat menyelamatkan dirinya sendiri,
dan juga tidak ada seorangpun yg bisa mengusahakan keselamatan bagi dirinya
sendiri atau untk org lain. Keselamatan hanya datang dari Allah, melalui Tuhan
Yesus, yang diberikan kepada kita, bukan karna kebaikan kita, melainkan karna
kasih anugerah Allah bagi kita.
Memahami
bhw demi penebusan dosa kita dan keselamatan kita, Tuhan Yesus menebus kita,
bukan dgn barang fana namun dg darahNya yg kudus dan penderitaanNya yg
sehabisnya demi kita.
Menyediakan
hati, diri dan waktu, untk mengiringi Yesus, Tuhan kita, memasuki masa saat Dia
menunaikan karya kasih dan keselamatanNya bagi kita.
Sejak
Yesus masuk ke Yerusalem sambil menaiki keledai (Minggu Palma), hingga saat
perjamuan terakhir (Kamis Putih), Yesus ditangkap dan diadili, lalu Yesus
memanggul salib dan wafat disana (Jumat Agung), hingga ia bangkit mulia
(Paskah).
Mengheningkan
hati dan bertanya: "Yesus, mengapa Kau rela memanggul salib ke
Golgota?"
Mendengar
jawabanNya:
"Semua
Kulakukan karna kasihKu padamu, karna Ku ingin selalu bersamamu dalam
kebahagiaan, selamanya.
Kini
Ku bertanya:
Maukah
Kau lepaskan segala yang menjauhkanmu dariKu dan kembali sepenuhnya padaKu?
Dalam rentang tanganku yg tersalib ini, apakah kasih selebar ini belum cukup
bagimu??".
Hari ke 40 (20
Maret)
Korban
silih hari ke 40: "Mercy and the Passion of Jesus Christ"
God's
message:
Mengheningkan
hati dan diri, menyediakan dan memberikan waktu bagi Tuhan, merenungkan dan
meresapi:
1.
Minggu Palma (Lukas 19: 28-44)
Yesus
dengan rela memasuki kota Yerusalem, untk datang dan menunaikan karya
keselamatanNya bagi seluruh umat manusia.
Yesus
tau bahwa waktuNya telah dekat, telah tiba, saat Ia harus menanggung derita
hingga wafat.
Namun
karna kasihNya bagi kita, dengan penuh kerelaan dan kerendahan hati, Yesus
memasuki Yerusalem sambil menaiki keledai sederhana.
Ia,
Sang Mesias yang menyelamatkan kita, yang telah melepaskan segala Ke-IlahianNya,
yang merendah hati dan penuh kerelaan, menyerahkan diri untk menderita demi
kita yang berdosa dan lemah tak berdaya bahkan tak berdaya untk keselamatan
kita sendiri.....;
....masihkah
kita berkeras hati untk tidak mau datang kepada Tuhan?, masihkah kita terlalu
angkuh dan tidak mau merendahkan hati dihadapanNya? Masihkah kita tidak mau
memillihNya karna memilih untk tidak mau melepas banyak hal yang tidak baik
demi kesenangan diri kita & keduniawian kita?
Maukah
kini kita menyadari untk dengan rendah hati datang dalam pertobatan sejati dan
mengiringi perjalanan kasih Yesus dengan perubahan diri dan budi, sehingga kita
menghasilkan buah yang benar dan tetap? Agar kita bisa bersamaNya dalam
kebahagiaan sejati selamanya?
2.
Perjamuan terakhir (Lukas 22: 14-53)
Ada
sebuah perkataan Yesus yg sungguh indah kepada murid2Nya: "Aku sangat
rindu untk makan Paskah ini bersama sama dengan kamu, sebelum Aku
menderita" (Lukas 22: 15)
Kerinduan
Yesus untk tetap bersama sama dengan kita, di bumi hingga di surga, telah dinyatakanNya,
bukan hanya melalui perkataan namun juga melalui perbuatan kasihNya hingga
wafat di kayu salib. Sehingga bagi kita yang percaya dan mengasihiNya dg tulus
dalam jalan kasih dan kebenaranNya, maka boleh turut serta dalam perjamuan
kudusNya yg tlah disiapkanNya di surga.
Rindukah
kita untk tetap bersama sama Tuhan di bumi hingga di surga?
Setelah
makan Paskah, Yesus berdoa di Taman Getsemani hingga berair mata dan ber
keringat darah. Didalam pandanganNya, hanya ada kita yg begitu dikasihiNya.
Apakah
kita mau memandangNya, dan menghapus air mata kasihNya dgn pertobatan dan
perubahan budi kita? Atau kita masih acuh tak perduli dan berkeras hati untk
tidak perduli dan tetap menyakitiNya dgn dosa dan keangkuhan kita dan terpisah
dariNya shg menerima kebinasaan?
3.
Jumat Agung (Lukas 23: 1 - 49)
Tiga
kali Yesus terjatuh karna beratnya beban salib dan darah yang terus mengucur
dalam luka luka yang menganga.
Yesus
tetap bangkit lagi dan berjalan, demi para pendosa yang sulit bertobat, Ia
tetap berjalan dan menunaikan karya kasihNya.
Pernahkan
kita bertanya: apa yang ada dalam fikiran dan hatiMu saat Kau memanggul salib
penderitaanMu, Tuhan?
JawabNya:
"...dalam fikiranKu dan hatiKu, hanya ada kamu, sahabat2Ku yg
Kukasihi".
Adakah
Yesus meraja di hati dan fikiran kita? Adakah kita yang telah jatuh dan jatuh
lagi, mau bangkit dan berjalan lagi bersama Yesus, demi kita terus bisa
bersamaNya, menikmati kasih dan keselamatanNya?
4.
Sabtu sunyi (Lukas 23: 50-56)
Yesus
wafat, dan masuk ke alam maut (kematian). Namun Yesus tetap hidup. Di alam
maut, Ia mematahkan segala maut yang menghadang manusia, Yesus menyatakan
kepada alam maut bahwa Ialah penguasa dan barang siapa (manusia) yang percaya
dan bersamaNya, maka mereka adl milikNya dan tetap hidup (walau sudah mati),
dan maut tidak akan menguasainya.
Bagi
kita manusia, maut (dan kematian) adalah bagian dari sebuah perjalanan
kehidupan, yang tidak dapat kita hindari atau hilangkan.
Masihkah
kita bertegar hati untk menghadapi maut sendirian dan akhirnya kita dikuasai oleh
alam maut dan tinggal disana selama2nya, karna kita tidak mau percaya, menerima
dan bertobat kepada Kristus, dan hanya karna ingin memuaskan segala kesenangan
dan keduniawian kita?
"Untuk
apa kita mendapatkan dunia namun kehilangan nyawa?"
5.
Paskah (Lukas 24)
Yesus
bangkit dari alam maut, Ia bangkit mulia: "Damai sejahtera bagi
kamu".
Bagi
kita yang dengan cinta turut mengambil bagian dalam karya kasih dan
keselamatanNya, kiranya kita juga selalu tinggal dalam damai sejahtera di bumi,
serta dilayakanNya untk dibangkitkan dan turut ambil bagian dalam Kerajaan
SurgaNya.
**************
Ada
bagian Tuhan, namun ada bagian kita.
Tuhan
telah melakukan dan menunaikan bagianNya dgn sempurna, sepenuh kasih setiaNya.
Kasih dan keselamatanNya telah diberikanNya, namun hanya diterima bagi mereka
yang mau menerimaNya.
Sudahkah
kita melakukan bagian kita untuk menerimaNya?
"Selamat
mengiringi Yesus menuju PaskahNya bagi kita. Selamat menerima kasih dan
keselamatan yg dariNya. Selamat menerima Yesus dan hidup baru yang indah
bersamaNya, di bumi hingga di surga."
(dgn
pimpinan Roh Kudus, puji Tuhan telah diijinkan mempersembahkan karya Roh Kudus
dalam bahan permenungan retret batin 40 hari menjelang Paskah Tuhan, yg
kupersembahkan untk sahabat2ku, karna cinta kasihku dan cinta kasih Yesus
bagimu.
Terima
kasih Yesusku, terima kasih Roh Kudus, semua kupersembahkan untk kemuliaanMu).
Terima
kasih Allah Tritunggal Yang MahaKudus. Segala hormat, syukur dan kemuliaan,
hanya bagiMu. Amin
Love
you JESUS, Praise be Yours!!.
Blessing
be yours,
Arini