HIDUP
DI DUNIA HANYALAH PERSIAPAN UNTUK KEKEKALAN
Sebuah kisah tentang
seseorang (A) ber-dialog dengan sahabatnya (B):
(A bertanya kepada
B): ”Mengapa kau hanya habiskan waktumu untk duniawimu, tak pernah kau
sempatkan waktu untuk Allahmu & sesamamu? Waktu, tenaga & rejekimu
hanya kau habiskan untuk kepentingan dirimu saja? Hidupmu slalu kau serahkan
kepada dosa demi mendapatkan sgala yg kau inginkan? Kau tau itu salah namun
tetap kau lakukan demi kepuasan egomu, demi terlihat hebat, demi materi, dan
demi memuaskan gaya hidupmu yang semu & akan musnah itu? Mengapa?”
(B): Karna hidup
hanya sebentar dan aku ingin mendapatkan sgala kenikmatan duniawi & materi
yang memuaskanku, selagi aku masih hidup. Tentang waktu untk Tuhan, maaf, aku
masih terlalu sibuk.
(A): Apakah kau tau
darimana kau mendapatkan semua kelimpahanmu? Kau gunakan untuk apa semua
kelimpahanmu itu? Apakah kamu sudah memulai berbuat sesuatu yang baik buat
sesamamu, selain untuk dirimu sendiri?
(B): Aku mendapatkan
dari usahaku sendiri dan kugunakan untuk urusan dan kepuasanku sendiri.
Mengenai berbuat untuk sesama, maaf aku masih membutuhkan semua yang aku punya
untuk keperluanku sendiri.
(A): "Brapa
umurmu sekarang?
(B): 40 tahun
(A): Jika ditambah
100 tahun, menjadi berapa umurmu?
(B): menjadi 140
tahun.
(A): Lalu dimana kamu
akan tinggal pada saat umurmu 140 tahun nanti, dan dimana kamu seterusnya?
(B): Aku tidak tau.
Apakah kau tau? Dimana?
(A): Dimana &
kemana tujuanmu adalah tergantung pilihan hidup & apa yang kau lakukan
skarang ini. Karna hidup saat ini hanya sbuah persiapan pada kekekalan.
Kekekalan adalah kehidupan dalam keabadian yang lama dan tak berbatas. Apapun
yang kau lakukan di hidupmu saat ini, adalah per-tanggung jawabanmu nanti yg
akan menghantarmu pada tujuanmu.
Manusia adalah tubuh
dan roh. Tubuhmu hanya punya tempat saat kau masih hidup di dunia, yang kau
bilang 'hidup hanya sebentar' ini.
Namun roh-mu akn
tetap hidup di dunia ini & di dunia 'nanti', karna roh adalah abadi.
Sehingga kau harus menyiapkan tempat tinggal untuk rohmu stelah dari dunia ini.
(B): Apa pilihan
tempatnya?
(A): Hanya ada 2
pilihan. Yang pertama adl Surga, tempat dimana ada langit baru dan bumi baru.
Tempat indah dan mulia dimana Allah Bapa dan PutraNya tinggal, yg KeDuaNya akan
memeliharamu jika kau kesana, dalam kehidupan damai sejahtera yang kekal.
Dan tempat yg
satunya: tempat dimana hanya ada ratap tangis dan gertak gigi karna derita yg
tak berkesudahan. Dan tiada satupun yang bisa menolong apalagi memeliharamu
lagi. Hanya ada cemoohan & sorak sorai iblis karna tlah berhasil menjeratmu
dalam perangkapnya. Dan disana
adalah api ke-abadian, bukan hanya panas, namun selama2nya.
Ingatlah, rohmu itu
hidup, dan akan merasakan apa yang dihadapinya nanti, seperti yang dirasakannya
saat ini.
(B): Apa yang harus
aku lakukan?
(A): Kau tau ada 2
pilihan dan kau tau jelas apa pilihan-pilihan tersebut.
Hanya dirimu
sendirilah yang memilih, dan biarlah kuingatkan agar kau memilih jalan Allah,
dengan hidup benar dan berkenan kepadaNya, agar kau hidup damai sejahtera &
bahagia di bumi dengan sgala kelimpahanNya; yang nantinya menghantarmu untk
beroleh kehidupan kekal di surga.
Hanya kau sendiri
yang bisa melakukannya. Itu
adalah urusan 2 hati antara kau dan Tuhanmu. Lakukanlah selagi ada kesempatan
karna kau tidak tau batas waktumu di dunia. Berhentilah dari hidup berdosa
& egoicentris yang menjadikanmu sia sia dan membawamu pada maut.
Kembalilah &
bertobatlah, hiduplah dijalanNya, hiduplah untuk kemuliaan Allah, dengan hidup
benar dihadapanNya & menyenangkan Allah dan sesamamu, krn hanya saat
inilah, saat kau masih diberi hidup, sbagai kesempatanmu; sebelum kita harus
menghabiskan waktu kita dalam kekekalan.
"Siapa
bertelinga, hendaknya ia mendengar!" (Matius 13:37-43)
---------------------
“Sebab itu kami tidak tawar
hati, tetapi meskipun tubuh jasmani kami semakin merosot, namun jiwa rohaniah
kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang
ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh
lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan adalah
sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (2 Kor
4:16-18)
Hidup manusia adalah tubuh dan
roh.
Tubuh adalah sesuatu yang
kelihatan yang merupakan tempat roh manusia tinggal dan bersemayam.
Roh adalah sesuatu yang tidak
kelihatan namun yang menghidupkan sebuah tubuh. Tubuh tanpa roh adalah mati.
Namun roh walaupun tanpa tubuh, akan tetap hidup. Tubuh adalah yang kelihatan
namun hanya sementara, dan roh adalah yang hidup tapi tidak kelihatan namun
abadi / kekal.
Manusia menjalani hidup di
dunia, adalah dia yang dalam persatuan tubuh dengan rohnya. Tubuh hanyalah
sarana yang bergerak dan hidup atas tuntunan rohnya. Seperti sebuah kapal laut,
tubuh manusia adalah bentukan kapalnya dan nahkoda adalah roh yang membuat
kapal dapat bergerak, berjalan dan mengarah pada tujuan.
Namun tubuh manusia, memiliki
batas umur yang terbatas yang tidak bisa dihindari atau diingkari. Umur rata
rata manusia menurut Alkitab adalah 70 – 80 tahun. Setelah itu manusia akan
tutup usia, dimana tubuh akan musnah, namun roh akan tetap hidup dan
melanjutkan hidupnya dalam ’alam’ roh yang berupa kekekalan / keabadian. Keabadian
pada hakekatnya adalah kehidupan yang sesungguhnya. Yang merupakan kehidupan
yang abadi dan tanpa batas umur lagi.
Seperti pada kisah diatas
(hidup adalah pilihan), maka setiap manusia yang saat hidupnya di dunia
memiliki roh, haruslah menerima kenyataan bahwa suatu saat rohnya harus lepas
dari tubuhnya. Dan Allah telah memberikan pengetahuan yang jelas dan tegas akan
pilihan kemana perjalanan roh manusia menuju, dan pilihan tersebut harus
dipilih sejak sekarang, karna hanya pada saat manusia masih hidup, pilihan
tersebut dapat ia pilih & persiapkan (dan apa yang dipilih oleh manusia
adalah murni pilihannya sesuai kehendak bebasnya, karna Allah tidak pernah
memaksakan kehendakNya).
Kehidupan di bumi hanyalah
gladi-bersih dari kehidupan yang sesungguhnya. Dibandingkan dengan waktu yang
kita habiskan di dunia, kita akan menghabiskan jauh lebih banyak waktu sesudah
kematian, yaitu di dalam kekekalan. Bumi adalah tempat persiapan, sekolah, uji
coba bagi kehidupan kita di kekekalan. Inilah masa persiapan sebelum kehidupan
yang sesungguhnya. Sehingga kehidupan di dunia ini adalah persiapan untuk
menghadapi kehidupan berikutnya, yaitu kekekalan = Akan ada Yerusalem Baru,
dengan bumi dan langit baru, yang Allah siapkan bagi kita yang hidup benar
dihadapan Allah. (Wahyu 21: 1-7, 27).
Karnanya: "Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga;
di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar
serta mencurinya. Karena di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:19-21)
Apa yang kelihatan di dunia
ini: tubuh, segala barang duniawi, sgala kekayaan, kekuasaan, kehebatan,
kesenangan, ke-gemerlapan, kecantikan, kerupawanan, kenikmatan adalah tidak
abadi, akan musnah & tidak berarti apa-apa jika hanya itu yang kita kejar.
Namun apa yang tidak kelihatan, yaitu kehidupan abadi setelah ini, kehidupan
yang penuh dengan kebaikan dalam
keabadian, perjamuan abadi bersama Allah, kehidupan dalam kemuliaan Allah,
kesanalah Allah mengharapkan setiap kita berjalan menujunya.
Hidup yang ditawarkan dunia
adalah hidup dengan ”bersenang-senang lebih dulu namun bersusah-susah
kemudian”. Hidup duniawi memang penuh kemudahan, kehebatan, kegemerlapan, kepuasan,
kenikmatan, kesenangan, kesemua itu adalah hidup memberikan diri kita pada kedagingan dan
keduniawian sebagai milik iblis, namun menuntun roh kita berjalan menuju maut
dan kebinasaan kekal. (Gal. 5:19-21). + (Wahyu 21:8). Ingatlah selalu, bahwa
sgala perbuatan kita harus kita pertanggung-jawabkan nantinya.
Allah terus mengingatkan untuk
janganlah kita hidup menjadi milik dunia ini. Janganlah kita hidup hanya
menghabiskan waktu, tenaga dan berkat-berkat yang kita peroleh hanya untuk
menjalani perkara dunia yang tiada habisnya, hanya untuk mengumpulkan harta
duniawi yang juga akan musnah dan tak bisa kita bawa dalam hidup kekekalan kita
selanjutnya; hingga kita melupakan Allah & sesama. Janganlah hanya demi
semua itu, kita memberikan diri kita pada dosa yang bisa ber-muara pada
kebinasaan.
Pilihlah untuk hidup
mengumpulkan harta surgawi. Pilihlah hidup yang berguna & bermakna bagi
hidup kita agar kita bisa memiliki sesuatu untuk dipersembahkan kepada Allah.
Saat kita memilih mengumpulkan
harta surgawi, maka kita harus rela menerima hidup dengan ’bersusah &
bersakit dahulu, demi berbahagia kemudian’. Penderitaan yang harus kita
tanggung adalah demi kita terus bertahan dalam hidup yang benar dan berkenan
kepada Alah, yaitu hidup seturut firman dan menjalankan kehendaknya.
Penderitaan terjadi, karena
hidup yang ditawarkan oleh dunia (sebagai interfensi dari iblis) adalah sangat
bertolak belakang dengan hidup dalam jalan kebenaran (yang diberikan oleh Yesus
Kristus).
Yesus mengingatkan kita untuk
waspada: ”Masuklah melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan (jalan
iblis), dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sempitlah pintu dan
sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang
mendapatinya (jalan kebenaran Allah).” (Matius 7:13 – 14).
Sehingga seperti pesan pada
ayat pembuka diatas (2 Kor 4:16-18):
“Sebab itu kami
tidak tawar hati, tetapi meskipun tubuh jasmani kami semakin merosot, namun
jiwa rohaniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan
yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”
(2 Kor 4:16-18)
Bahwa tubuh rohani kita akan
merosot karna harus menanggung segala pertahanan diri & derita demi
mengasihi Allah dengan membebaskan diri dari hidup kedagingan dan keduniawian;
namun jiwa rohaniah kita terus diperbaharui & diperteguh agar semakin
berkenan dan serupa dengan gambaranNya. Namun janganlah takut, janganlah
bimbang, karna kasih Allah adalah sempurna, dan kita telah mengetahui betapa
Allah sungguh merindukan kita untuk selalu ada dalam rengkuhan kasihNya, sampai
kini hingga nanti, karna Ia telah menyediakan segala berkat yang terbaik dan
terindah untuk kita.
Seperti janjiNya bahwa dibalik
setiap pencobaan dan penderitaan, ada berkat besar yang Allah sediakan, yaitu..
“Tetapi kamu tidak
hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam
kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa,
tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang
telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya,
yang diam di dalam kamu.” (Roma 8: 9-11)
"Berbahagialah
orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia." (Yakobus 1:12).
Pergunakanlah waktu dan tenaga
dalam hidupmu untuk mengumpulkan harta surgawi yang bisa kita bawa sebagai
bekal roh kita menjalani hidupnya di kekekalan nanti, yaitu hidup bersama Bapa,
Putra dan Roh Kudus dalam perjamuan abadi & kebahagiaan kekal di surga.
Suatu saat, biarlah kita
diperkenankan untuk memasuki Yerusalem baru, dengan langit dan bumi yang baru,
dan akan menyapu segala air mata dari mata kita berganti dengan kebahagiaan
abadi bersamaNya dan semua orang pilihanNya. Ketika itu dosa (Iblis) tidak akan
dapat masuk & menggoda lagi. Dan hanya orang yang namanya tertulis di dalam
Kitab Orang Hidup, yang dimiliki oleh Anak Domba, yang akan diperkenankan masuk
ke kota Yerusalem baru tersebut. (Wahyu 21: 1-7, 27).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar