SELAMAT HARI IBU – 22 Desember 2014
"Hormatilah ayah
dan ibumu, supaya kamu sejahtera dan panjang umur di negeri yang akan
Kuberikan kepadamu = perintah Allah ke 4". (Keluaran 20:12)
Ibu adalah 'pintu' kita keluar dari surga ke dunia & masuk kembali ke dalam surga.
Mengapa?
Karna
dari rahim Ibu, kita keluar (lahir) ke dunia. Melalui kasih, perjuangan
dan penderitaannya, sejak kita dalam kandungan hingga kita
dibesarkannya; ibulah yg menghadirkan kita ke dunia, shg kita bisa
menikmati segala berkat dalam hidup kita.
Dan, dari doa
restu Ibu, dan melalui penyertaannya; kita dihantar pada keberkahan
sejati di bumi hingga beroleh jalan masuk ke surga.
Itulah
mengapa: 'Surga ada di telapak kaki Ibu', sehingga Allah memasukkannya
dalam perintahNya yg ke 4, dalam 10 perintah utamaNya.
Menghormati
ayah ibu berarti menghormati dan menghargai kehendak dan kasih Allah,
krn Allahlah yg ber-kehendak kita ada di dunia ini, Allahlah yang
menanamkan kasihNya kpd kita yg Ia awali dlm rahim Ibu kita sendiri.
Dan
melalui kasih ayah ibulah, Allah memberkati kita, shg kita dibesarkan
melalui perjuangan kasih ayah ibu kepada kita, sejak kita masih bayi
hingga besar.
Ketahuilah, bahwa kita sungguh berharga bagi Allah dan bagi ayah ibu kita.
Karnanya
Allah berkenan memberikan sejahtera sejati bagi kita yang menghormati
dan berbakti kepada ayah & ibu kita. Krn bakti kita kepada ayah ibu,
adalah juga sbg tanda bakti kita kepada Allah. (perintah Allah ke 4 -
Kitab Keluaran 20:12)
*******
IBU, terima kasih atas kasihmu, kasih yg tulus, luas, tak berbatas dan tak berakhir.
Tiada
ada apapun yang dapat kami lakukan dan berikan untk membalas kasihmu
yang kau berikan kepada kami melalui segala perjuangan, kesakitan,
kepedihan, air mata, keringat, keletihan, penderitaan, saat melahirkan
dan membesarkan kami. Yang kau tanggung dengan rela demi mengasihi kami.
Saat kau meregang nyawa demi melahirkan kami, hanya ada doa penuh kerinduan, agar kami dapat terlahir dg sehat & selamat.
Saat
kau tak sempat istirahat apalagi tidur demi mengurus kami, kau tidak
pernah mengeluh, bahkan walau tertatih dalam kelelahanmu, kau tetap
memeluk dan menggendongku.
Saat kau bekerja keras dan
menghadapi berbagai masalah selama membesarkanku, kau tdk pernah merasa
lelah, namun terus berusaha memberikan yg terindah dan terbaik bagi
kami.
Saat kau tersakiti, saat kami buat hatimu pedih
karna kata-kata + sikap kami yg nakal, yg tidak menghargaimu, yang
menyusahkanmu; namun kau tidak marah atau mengutuki kami; namun tetap
sabar, memberikan kami pelukan & nasehat yg membangun, dan malah
mendoakan kami, agar hidup kami beroleh pengampunan dan pengertian dari
Allah.
Bahkan saat kami membalas semua kesabaran dan
kasihmu dengan menyakitimu, tdk menghargaimu, membentakmu, menghinamu,
tidak meng-anggapmu sbg ibu, menyesal kau menjadi ibu kami, tidak ada
waktu untukmu, tidak mau mengurus tubuh rentamu, bahkan melupakanmu;
namun kasih dan doamu tak pernah berhenti mengalir untk kami, sehingga
kami beroleh segala kebaikan dalam hidup di bumi dan keselamatan hingga
ke surga.
Ibu, sungguh kau berharga dalam hidup kami, krn sepanjang hidupmu, kau persembahkan hanya bagiku.
*******
Selamat Hari Ibu buat teman-teman, the great Mom.
Be proud to be a mom and don't forget to give thanks to your greatest Mother + Father.
Semoga
masih ada kesempatan bagi kita untk mengucapkan kata sayang yg tulus
dan membahagiakan ayah ibu kita yg saat ini terbalut tubuh yg lemah
& renta termakan usia dan kelelahan setelah memberikan hidupnya bagi
kita.
Dan jika kita mendamba surgaNya, maka temukanlah
itu dibawah telapak kaki ibu kita, dgn rendah hati bersujud memohon maaf
atas sgala kesalahan kita, dengan berterima kasih atas kasih sejatinya,
dan meminta doa restunya, agar hidup kita berlimpah berkat di bumi
hingga di surga.
Amen :-)
Sebuah Blog tempat kami berbagi Kasih Tuhan kepada seluruh sahabat. Tempat kami ber-sharing tentang kasih, harapan, kebenaran, apa dan bagaimana meraih kehidupan yang terbaik dan indah, di dalam Tuhan, dan bersama seluruh keluarga dan sahabat.
Novena Kanak-Kanak Yesus
Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat
Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat Mari kita bersama mendoakan Novena Kanak Kanak Yesus dalam menyambut kelahir...
Kamis, 18 Desember 2014
Rabu, 17 Desember 2014
Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat
Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat
Mari kita bersama mendoakan Novena Kanak Kanak Yesus dalam
menyambut kelahiranNya di hati dan hidup kita, yang mengubah dan membawa
kesejatian dalam hidup kita.
Novena ini harus didoakan 9 hari berturut2, dapat didoakan kapan saja, teristimewa tanggal 17 - 25 Des. Serahkan, andalkan, yakin, percaya, tiada yg mustahil bagi
Yesus, dan kita akan menerimanya.
Selamat menantikan mujizat dan keajaiban Natal hadir di
hidupmu dan keluarga, nantikan itu sambil tekun berdoa dan memandangNya.
Wishing you all the best. Amen
-------
NOVENA
KANAK-KANAK YESUS
(Novena Penuh Kuasa Dalam Keperluan
Yang Mendesak)
(Harus didoakan selama sembilan
hari berturut-turut)
Yesus, Engkau
bersabda,"Mintalah maka kamu akan menerimanya, carilah maka kamu akan
menemukan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu". Dengan perantara
bunda Maria, BundaMu yang tersuci, aku mengetuk, aku mencari, aku memohon
kabulkanlah doaku (Sebutkan permohonan anda...........)
Yesus, Engkau
bersabda,"Semua yang kau mohon atas namaKu Bapa akan mengabulkannya".
Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang tersuci, dengan rendah hati, dengan
sangat aku memohon kepada BapaMu demi namaMu kabulkanlah doaku (Sebutkan
permohonan anda.................)
Yesus, Engkau
bersabda," langit dan bumi akan lenyap, tetapi sabdaku tidak akan
lenyap". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang suci, aku yakin bahwa
doaku akan dikabulkan (Sebutkan permohonan anda...............)
DOA MUJIZAT
Tuhan Yesus,
Aku datang menghadap Engkau dalam keadaan seperti ini.
Aku mohon ampun atas segala dosa-dosaku.
Aku datang menghadap Engkau dalam keadaan seperti ini.
Aku mohon ampun atas segala dosa-dosaku.
Aku menyesal atas segala dosa-dosaku, harap aku diampuni.
Di dalam namaMu, aku mau memaafkan semua orang yang membenciku termasuk semua perbuatannya. Dan didalam namaMu, aku mohon maaf kepada siapapun atas dosa dan kesalahanku.
Aku serahkan semua hidupku (dan keluargaku, atau nama orang yang kita bawa dalam doa) padaMu, Tuhan Yesus,
Sekarang dan selamanya.
Aku mengundang Engkau masuk dalam hidupku, Yesus.
Aku menerima Engkau sebagai Tuhanku, Allahku dan Penyelamatku.
1. SEMBUHKAN AKU (Bila anda mempunyai penyakit dan sebutkan nama penyakitnya.)
atau
2. SEBUTKAN PERMOHONAN ANDA.
Ubahlah aku.
Kuatkanlah tubuhku, jiwaku dan rohku.
Datanglah Tuhan Yesus, bungkuslah aku dengan Darah SuciMu dan,
Penuhilah aku dengan Roh KudusMu.
Aku cinta padaMu Tuhan Yesus.
Aku bersyukur padaMu Yesus.
Aku mau mengikuti Engkau setiap hari dan selama hidupku.
Bunda Maria, Ibuku, Ratu Damai,
Para Malaikat dan Orang Kudus,
Tolonglah aku. Amin.
Bapa Kami 1x
Salam Maria 3x
Kemuliaan 1x
Catatan:
Bacalah terus doa ini dengan PENUH KEYAKINAN DALAM KEADAAN APAPUN.
KALAU ANDA MENGUCAPKANNYA DENGAN PENUH KEYAKINAN,
DENGAN TULUS HATI DAN MENGARTIKAN SETIAP KATA,
MUKJIZAT AKAN TERJADI PADA ANDA.
Anda akan menemukan pengalaman-pengalaman dengan Yesus dan Dia akan merubah seluruh hidup anda dengan cara yang amat istimewa. Anda akan mengalami hal ini. Sebab begitu besar kasihNya bagi kita, dan ajaib perbuatanNya bagi kita yang berharap dan mengandalkanNya. amin
Bacalah terus doa ini dengan PENUH KEYAKINAN DALAM KEADAAN APAPUN.
KALAU ANDA MENGUCAPKANNYA DENGAN PENUH KEYAKINAN,
DENGAN TULUS HATI DAN MENGARTIKAN SETIAP KATA,
MUKJIZAT AKAN TERJADI PADA ANDA.
Anda akan menemukan pengalaman-pengalaman dengan Yesus dan Dia akan merubah seluruh hidup anda dengan cara yang amat istimewa. Anda akan mengalami hal ini. Sebab begitu besar kasihNya bagi kita, dan ajaib perbuatanNya bagi kita yang berharap dan mengandalkanNya. amin
Senin, 15 Desember 2014
A "bread" for our Soul:Refleksi menuju Natal & Makna Natal
Refleksi menuju Natal.
Saat menjelang Natal adalah saat penantian yang penuh pengaharapan; saat menantikan Sang Terang akan terlahir kembali.
Namun, Natal yg sejati bukanlah hanya menantikanNya terlahir di bumi ini, namun terlahir dalam hati kita.
Jika kita bertanya, apakah yg dapat kita lakukan dalam masa penantian ini?
Yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan dan menghiasi hati kita, di mana kita sebagai Gereja Tuhan (yang adalah mempelai Kristus), kita menghiasi manusia rohani kita.
Untk mengawalinya, maka kita bisa bertanya: Apakah masih ada kekeringan / kematian rohani atau noda dosa saat menyambut kelahiran Kristus? Apakah masih ada luka di hati dan kerut di wajah kita, bertanyalah, sudah layakkah kita untuk tampil di pelaminan dalam acara pesta perkawinan Anak Domba dengan membawa raga yang berhiaskan kepenuhan rohani akan kerinduan, kecintaan, pengharapan kita kepada pribadi yang akan lahir, Pribadi Mulia yang penuh kasih, Yesus Kristus?
Ketahuilah bahwa masa penantian Natal, bukan hanya hanya kita isi dengan menunggu tanpa melakukan sesuatu. Namun masa penantian ini hendaknya kita isi dengan penantian sepenuhnya dengan sikap penuh kewaspadaan, diri yang penuh koreksi dan pemurnian, hati penuh dengan kerinduan, dan jiwa yang terbuka akan Sang Terang yang akan masuk kedalam jiwa kita.
Ada beberapa pesan Natal yang perlu kita renungkan bersama:
1. Natal adalah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia secara jasmani. Namun Yesus Kristus adalah Dia yang lahir dari Roh Allah yang Kudus.
Kelahiran adalah dimulainya suatu kehidupan baru di bumi. Sama seperti Yesus lahir ke dunia ini, Yesus lahir secara jasmani. Namun, Yesus juga lahir dari Roh Kudus.
Marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing: sudahkah kita juga lahir kembali dari Roh Kudus sehingga ada realitas kehidupan Allah nyata bekerja dalam hidup kita? Seperti Sabda Yesus:
"...jawab Yesus: ""Kamu harus dilahirkan kembali, apa yang dilahirkan dari roh adalah roh, apa yang dilahirkan daging adalah daging. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air & Roh, ia tdk dpt masuk ke dlm kerajaan Allah.....Aku berkata kepadamu, kamu harus dilahirkan kembali (dari air & Roh Allah)." (Yoh 3: 1- 7)
Dilahirkan kembali dari air adalah melalui pembaptisan yang dilakukan oleh Romo / Pastur terhadap kita. Dilahirkan kembali dari Roh adalah penyerahan diri seutuhnya kepada Yesus (melalui pertobatan total dan memohon rahmat kasihNya), lalu menerima curahan Roh Kudus, hal ini disebut sebagai pembaptisan Roh Kudus dan yang membaptis adalah Tuhan Yesus sendiri kepada kita.
Dengan terlahir dari Roh Kudus, maka kita mendapat penyertaan nyata dari Roh Kudus yang memimpin kita kepada seluruh kebenaran, dan Yesus melalui kuasa Roh Kudus leluasa bekerja membentuk diri dan hidup kita seturut dengan rencana kebaikanNya dalam hidup kita. Sehingga kita dapat disebut sebagai Manusia ciptaan baru, di mana semua hidup yang lama telah berlalu dankehidupan kita menjadi baru dalam diri Yesus Kristus, yang datang dan nyata bertahta dalam hidup kita melalui persekutuan dengan Roh Kudus.
Pertanyaan untuk kita renungkan sebagai umat Tuhan adalah: sudahkah kita lahir dari Roh-Nya, sehingga kita dapat memulai sesuatu yang baru di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita?
Kehidupan baru dimulai ketika kita mengundang Yesus masuk secara pribadi ke dalam hidup kita, sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita (melalui komitmen pertobatan yang tulus dan penyerahan diri). Kehidupan baru terbentuk saat kita menjadikan Yesus sebagai pusat kehidupan kita, menjadikan Yesus sebagai sahabat kita, menerima segala kasih karuniaNya dengan hati terbuka, rendah hati dan sukacita.
Kehidupan baru terbentuk saat kita berkomitmen menanggalkan manusia lama kita yang ber-antribut segala hal duniawi dan karakter yang tidak baik. Kehidupan baru terbentuk saat kita menyadari siapa kita (dari debu kembali menjadi debu), sehingga mau dengan rendah hati belajar menanggapi karya kasih dan keselamatan Allah dalam diri kita dengan memberikan respon yang baik, bekerja sama dengan Allah, dalam Ia membentuk diri kita menjadi serupa dengan karakter PutraNya, Yesus Kristus. Dan kehidupan baru terbina dengan menerima Yesus dan menjalankan segala bimbinganNya melalui firman dan jalan kebenaranNya.
Sudahkah kita terlahir kembali dari RohNya, Yesus Kristus? Sudahkah kita memulai membentuk kehidupan baru bersamaNya, sudahkan dengan rendah hati kita mau dibentuk menjadi serupa dengan karakterNya?
2. Natal memberi pengharapan.
Kelahiran Tuhan Yesus di bumi memberikan suatu pengharapan baru bagi seluruh umat manusia yang selama ini hidup dalam perbudakan dan dijajah oleh dosa, maut dan kebinasaan akibat dosa-dosanya.
Dalam Matius 4:16: "Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang.”
Ada sesuatu yang selama ini terjadi di seluruh dunia, yaitu ketakutan & keputus-asaan; seperti takut sakit, takut gagal, takut akan masa depan bahkan takut menjalani hidup. Dan ini yang membuat manusia semakin hilang akal dan nekat dalam dosa dan kejahatan. Seperti yang sering kita dengar bahwa banyak sekali tindak kejahatan yang sudah diluar dari peri kemanusiaan, kejahatan yang dilakukan dengan cara yang amat keji dan kejam. Ketakutan telah membunuh lebih banyak manusia dibanding dengan yang lainnya. Seperti contoh: ketakutan mendorong seorang ibu yang mempunyai masalah ekonomi, melemparkan ketiga anaknya dari lantai 14, lalu kemudian ibu itu sendiri bunuh diri dengan terjun dari gedung itu. Sungguh, hal-hal ini terjadi karna ketakutan dan hidup tanpa harapan.
Bahkan dikarenakan masalah ekonomi atau ketidakpuasan atau demi jalan singkat memenuhi segala kebutuhan, maka manusia dengan sadar menjatuhkan diri dalam keberdosaan dengan menghalalkan segala cara yang salah demi terpenuhi apa yang di-inginkan. Walaupun mereka tau akibat yang harus mereka per-tanggung jawabkan atas dosa / kesalahan mereka, namun mereka seakan tidak perduli karna seolah tidak ada jalan lain lagi.
Tetapi Yesus lahir memberi pengharapan. Yesus datang kedalam hidup kita untuk member kelimpahan. Seperti sabdaNya:
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10)
Yesus juga memberikan harapan untuk setiap manusia dapat hidup di masa depan dengan segala pengharapan, keberhasilan dan kemenangan. Bahkan tiada yang mustahil bagiNya yang akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera dan kelimpahan berkat di bumi hingga di surge.
Dalam Yesaya 60:1: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab Terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu" > Dengarlah seruannya: Hi, Umat Tuhan bangkitlah! Biarlah terangmu memancar atasmu dan kemuliaan Tuhan bersinar lewat hidupmu, karena terang itu sudah lahir di bumi, di hati, di Gereja, di setiap orang yang membuka hati untuk-Nya dan menerimaNya sebagai Terang, Kasih, dan Juru Selamatmu.
Sudahkah kita menerima pengharapan nyata melalui kelahiran Kristus?
3. Natal adalah menerima Terang dan menjadikan hidup kita benderang
SabdaNya: "Terang itu sudah datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai gelap daripada terang, sbab perbuatan mereka jahat. Setiap org yang berbuat jahat benci pada terang & tidak mau datang kepada terang supaya perbuatannya yang jahat jangan kelihatan. Tetapi orang yang mengasihi Allah datang kepada terang supaya menjadi nyata bahwa apa yg dilakukannya itu adalah menurut kehendak Allah." (Yoh 3 : 19-21)
" Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 7:21).
Natal adalah kelahiran Sang Terang.
Kita manusia percaya yang beriman kepada Sang Kritus, akan menghayati Natal sebagai lahirnya kembali Sang Terang dalam hidup kita. Dan yang terutama adalah, menjadi moment dimana diri dan hidup kita menjadi ‘terang’ dan benderang.
Menjadi ‘terang’ adalah hidup mengasihi dan menerima Yesus sebagai Sang Terang, sehingga bersamaNya, kita hidup dalam bimbingan dan genggamanNya, demi menuju pada kebenaran dan keselamatan.
Menjadi ‘benderang” adalah kita yang telah menerima Terang dalam hidup kita melalui diri Yesus Kristus, juga menjadi ‘benderang atau bersinar’ dalam kehidupan kita, yaitu dengan menjadi anak-anak Allah yang sejati dengan hidup melakukan segala hal yang seturut dengan kehendak Allah dalam jalan kasih dan kebenaran Allah.
Sehingga kita yang ‘terang dan benderang’, akan dimampukan menjadi penyalur terangNya kepada sekeliling kita dan menerangi mereka.
Tanda nyata bahwa hidup kita telah menerima Terang dan menjadi terangNya, adalah hidup yang menghasilkan buah-buah Roh Kudus yaitu: ”Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri.” (Galatia 5:22-23)
Sudahkah buah-buah Roh tersebut menghiasi setiap perkataan, sikap dan perbuatan sehari-hari kita? Sudahkah hidup dalam buah-buah Roh tersebut menjadi nyata dalam hidup kita sehingga sekeliling kita juga mendapat berkat dari setiap perkataan dan perbuatan kita?
4. Natal artinya menerima untuk memberi.
Natal berbicara tentang misi Allah Bapa bagi dunia, yaitu Bapa di Surga mengutus Putra-Nya ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus. 2000 tahun yang lalu Bapa kita menaburkan benih yang kekal yaitu Firman Allah ke dalam dunia. Firman itu adalah Tuhan Yesus sendiri.
Benih itu telah jatuh ke dalam tanah dan mati, sehingga lewat satu benih itu lahir tuaian, yaitu seluruh umat Tuhan. Yaitu umat Tuhan yang bertobat, percaya dan menerima kasih + keselamatan yang Bapa berikan kepada kita melalui diri Tuhan Yesus Kristus. Bukan cuma itu, tetapi benih itu juga menghasilkan benih baru yang baik yaitu kita semua, anak-anak Allah.
Bapa menghendaki, atas dasar kasihNya kepada seluruh umat manusia, kita yang telah menerima Sang Terang, juga bersama berbagi terang kepada sesama. Kita berbagi melalui pemberian diri dalam perbuatan kasih yang nyata kepada sekeliling kita dan sesama kita. Jadilah terang di tempat gelap, jadilah sinar yang menerangi setiap hal yang kusam dan tak ber-pengharapan, agar siapapun yang memandang kita, akan melihat terang dan mendapati terang itu sebagai jalan kasih, pengharapan dan keselamatannya juga.
Sudahkah kita memberi dan berbagi dengan hal yang terbaik yang kita mampu (melalui sikap, perkataan, perbuatan kasih yg nyata dan pemberian diri); agar sekeliling kita juga melihat dan menerima Kasih & Terang, demi keselamatan mereka di bumi hingga ke surga?
MAKNA NATAL YANG SESUNGGUHNYA
Natal, adalah saat dimana semua umat Kristiani menyambutnya dalam segala suasana yang penuh dengan kegembiraan. Bahkan sebulan sebelumnya, dimanapun kita berada, kita bisa melihat pemandangan indah seputar Natal, dengan segala sesuatunya dihiasi dengan ornament Natal; antara lain banyak pohon natal yg dihias dengan indah, terlihat banyak lilin yang dinyalakan, di beberapa tempat (mall, resto atau hotel) dibuat hiasan seperti di suatu tempat yang bersalju dengan pemandangan gunung yg indah, bahkan ada hiasan Sinterklas yang datang bersama kereta rusa terbangnya dengan membawa banyak hadiah.
Sungguh, suasana menyambut Natal adalah sangat indah dan penuh dengan excitement dalam kegembiraan & kemeriahan.
Dalam masa Natal, pohon terang dan lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus.Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap, terang yang mengalahkan kegelapan.
Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama, kehadiranNya telah dinubuatkan oleh para Nabi.
Seperti dalam Yesaya 9 : 1-6, “terang yang besar” yaitu Kristus: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9 : 1-6).
Dan Allah Bapa melakukan pemenuhan janjiNya akan kasih dan keselamatan kepada seluruh umat manusia; dimana nubuat para Nabi tergenapi dengan lahirnya Sang Kasih, Sang Terang Sejati, Yesus Kristus.
Dalam Yohanes 1 : 1-18:” Kristus sebagai terang manusia”: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” (Yohanes 1 : 1-18)
Apa makna kelahiran Yesus bagi dunia ini? Dulu hingga kini?
Dalam Perjanjian Lama, Nabi Yesaya memaknai kelahiran Yesus sebagai datangnya terang besar bagi bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Pada waktu itu bangsa Israel sedang berada di ambang kehancuran karena mereka di bawah penaklukan Asyur sebagai akibat dari dosa mereka sendiri. Alkitab sering memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa, hukuman, kesukaran, ketidakpastian,kebinasaan dan kematian. Sebaliknya, Akitab memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal, keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang baik. Inilah yang dianugerahkan Tuhan, "...atasnya terang telah bersinar." Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus.
Seluruh umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal. Kini keselamatan sejati telah diberikan kepada kita. Di dalam diri Yesus, Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit. Dalam diri Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan terang yang ajaib.
Siapa terang ajaib itu?
Tuhan Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).
Dalam hal ini Yesus sedang menegaskan otoritas keilahianNya sekaligus tindakan penyelamatanNya bagi umat manusia. Jadi, Yesus adalah Sumber Terang itu sendiri; Yesus adalah Sang Terang itu sendiri. Dia yang memberikan terang & Yang menerangi, karena Ia telah mengalahkan kegelapan melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya.
Tertulis: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes1:4-5). Yesus adalah hadiah terindah dari Sorga bagi umat manusia, karena di dalam Dia tidak ada lagi kegelapan, melainkan ada terang, pengharapan dan kehidupan kekal! Praise the Lord.
Apakah makna Natal bagi kita umat Allah yang diberkati dengan masih diberi-Nya kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga kini, di akhir tahun ini?
Dari tahun ke tahun, Natal dirayakan dengan segala kemeriahan bahkan kemewahan, banyak dana dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di kota-kota. Dan hampir setiap kita ikut sibuk mendadani diri sendiri dengan baju baru dan segala assesories (barang-barang) yang baru dan gemerlap. Hal ini tidaklah salah, namun sayangnya, banyak dari kita hanya berhenti sampai disini, yaitu memaknai Natal dgn hal-hal lahiriah yang hanya memberi manfaat bagi diri sendiri, dan hanya sesaat saja.
Seringkali, pada bulan Natal seperti ini kita disibukkan dengan segala macam kegiatan atau acara yang banyak menyita waktu, tenaga, bahkan uang kita. Kita sering terjebak untuk lebih menghiasi hal-hal yang bersifat lahiriah, sementara manusia batiniah kita penuh dengan hal-hal yang hanya duniawi, jiwa kita kering kerontang, hidup kita jauh dari Allah dan kebenaranNya, dan bahkan hidup kerohanian kita merosot dan hampa.
Yesus menegur hal ini melalui tegurannya kepada orang Farisi dan Saduki:"Bangsa ini mendekat dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku" (Matius 15:8-9). Bahkan lebih keras lagi Yesus berkata, "Sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan ... Sebab kamu seperti kubur yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih nampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran" (Matius 23:25-27).
Hal ini dikarenakan ada satu hal yang seringkali kita lupakan, yaitu menghiasi diri kita sendiri dengan makna yang sejati. Dalam Injil, kita diingatkan: "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah yaitu dengan memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak dapat binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram dan berharga dimata Allah". (1 Petrus 3:3-4)
Yesus lahir dalam kesederhanaan. Dia adalah Raja, Raja yang Mulia, yang datang dari surga mulia, yang datang dari Allah pemilik alam semesta; jadi sebenarnya Dia dapat memilih tempat dimana Dia akan dilahirkan. Dia bisa saja memilih istana yang megah dan penuh keindahan, tetapi sebaliknya Dia memilih kandang domba yang sangat tidak nyaman, belum lagi udara dingin yang menerpa dan tidak adanya lampu penerangan yang cukup.Dia bisa saja memilih untuk diletakkan di pembaringan yang empuk, tapi Dia justru memilih palungan. Dia bisa saja memilih sutra termahal untuk menyelimuti-Nya -- ingat, Dia Raja dan Tuhan -- tetapi Dia membiarkan kain lampin yang kasar dan sederhana membungkus-Nya. Saat Dia lahir, bisa saja Dia mengundang pembesar dan golongan bangsawan untuk datang melihat-Nya, tetapi Dia justru memilih para gembala yang polos dan sederhana, sebagai tamu kehormatanNya.
Marilah sejenak kita me-reflesikan kembali saat indah dulu di Betlehem, Sementara semua penduduk desa kecil itu sudah tertidur pulas, di suatu tempat, tepatnya di sebuah kandang sederhana, terlihat Yusuf dengan Maria yang sedang menggendong Sang Mesias.Serombongan gembala datang dengan ekspresi gembira yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Suasana di sana begitu hangat, tenang, teduh dan dipenuhi kedamaian yang tak terkatakan. Natal pertama sungguh diwarnai dengan sukacita Ilahi dan kedamaian, karna Sang Mesias, Sang Terang, Sang Penyelamat yang telah diramalkan oleh para nabi sebelumnya, telah lahir ke dunia.
Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, menerima kehadiran Kristus dalam jiwa yang penuh dengan kerinduan, menikmati Kristus dalam kedamaian yangmembuat hati terasa indah, membuat jiwa terasa sejuk, yang menjadikan kita lebih peka terhadap suara-Nya dan menjadikan hidup kita terbuka menerima setiap rahmatNya yang indah.
Dan juga mampu merasakan Kristus dalam kesederhanaan, yang dapat menggugah jiwa kita untuk berempati terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, kepada mereka yang sedang menanggung beban atau masalah, kepada mereka yang sedang sakit& tidak berdaya (penderita sakit dan cacat), kepada mereka yang sedang merasa sendiri & tidak berpunya (seperti anak-anak di panti asuhan, oma opa di panti jompo), kepada mereka yang dilanda bencana danyang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan damai, sungguh mengusir jiwa yang gelisah dan galau, diubah menjadi jiwa yang damai dan penuh sukacita & pengharapan.
Karnanya, marilah kita mulai saat ini, melihat makna Natal dengan arti yang lebih mendalam.Yaitu masuklah dalam suasana Ilahi.Yaitu sebuah suasana kebersamaan dgn Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Ingatlah 1 hal, bahwa kita adalah orang-orang yang sangat special, yang dkasihi oleh Allah, Sang Maha Tinggi yang Mulia, dengan kasih yang nyata dan sempurna:“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16)
Allah Bapa, bukan mengutus malaikatNya, atau hanya mengutus orang-orang kudusNya untuk datang kepada kita; namun Allah Bapa, mengutus Putra TunggalNya sendiri untk hadir secara pribadi mendatangi setiap kita.Betapa kita sungguh berharga dan istimewa dibuatNya.
Natal yang berarti saat dimana Yesus lahir ke dunia ini, Dia bukan hanya lahir, namun Dia tinggal di dalam hati kita untuk selama-lamanya.Saat kita percaya dan menerimaNya mjd Tuhan dan Juru selamat kita, maka segala kasih karunia, berkat dan rahmatNya nyata diberikan dalam hidup kita dan kita menjadi milikNya yang akan disertaiNya sampai akhir jaman.
Ingatlah bahwa kita hanyalah manusia yang penuh dengan kelemahan, ketidak-berdayaan, kekurangan, kita adalah manusia yang tidak berjasa apa-apa, tidak punya apa-apa (karna semua yang ada pada kita adalah kepunyaanNya. Dan walau sebelumnya setiap kita adalah manusia yangberdosa, telah gagal &jatuh, namun Yesus datang menjadikan kita kembali berharga melalui kasih, penebusan dan keselamatanNya. Sungguh, bagi kita yang mau merendah hati, akan melihat betapa kita adalah sangat berharga bagi Allah yang dicintai dengan begitu sempurna, sejak di bumi hingga di surga.
Yesus adl cahaya kemuliaan Allah.:“Ia adalah Cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan.” (Ibrani 3: 2-9)
Yesus, adalah gambar wujud Allah yang sempurna. Saat kita memandang Yesus, kita juga memandang Allah. Sungguh Yesus adalah pribadi yg sempurna & mulia, maha tinggi; namun justru Dia lahir, dan secara pribadi tinggal, menyertai dan mengasihi kita yg berdosa. Bagaimana kita tdk merasa mjd special?
Natal adl kelahiran, awal dari kehadiran sebuah pribadi mulia, Yesus, sang kasih, yg datang ke dunia bagi kita. Yesus hadir membawa segala berkat bagi kita semua. Yaitu berkat di bumi yg siap Ia curahkan bagi kita semua. Yaitu damai sejahtera, sukacita, berkat kesembuhan, keberkahan,
Namun ingatlah, bahwa kelahiranNya adalah awal dari perjalanan karya kasih dan karya penyelamatanNya bagi kita yg berdosa ini melalui karya salibNya. Sehingga berkat di bumi, Yesus sempurnakan dengan berkat kekal sampai pada kehidupan bahagia di surga.
KarnaNya, sukacita yg kita rasakan, yg mungkin sebelumnya hanya sebatas pd sukacita lahiriah saja, kini telah ditambahkan menjadi sukacita Ilahi, yaitu sukacita karna kedatangan Yesus yang diawali melalui kelahiranNya (natal) itulah yang membawa setiap kita pada berkat kekal di bumi hingga di surga.
Kita sungguh istimewa karna dipilih dan diperkenankan menjadi anakNya yang diberikan sgala berkat dibumi hingga kehidupan kekal yang bahagia disurga, yang diawali dengan hadirnya Yesus, Tuhan kita, melalui Natal ini.
Seperti Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar baik kepada Bunda Maria. Maka Natal adl kabar baik. Karnanya, buatlah sgala kesempatan yg ada untk menceritakan kabar baik bagi smua orang. Namun terlebih dulu, resapilah kabar baik itu di dalam hidup kita, agar kabar baik yang kita terima ini, sungguh dapat membentuk kita menjadi manusia baru yang siap menerima berkat berlimpah di bumi hingga berkat kekal di surga.
Seperti Bunda Maria yang menjawab pesan Allah Bapa saat menerima pesan kasihNya melalui Malaikat Gabriel: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” > Jadilah pribadi yang rendah hati, belajarlah dari Sang Bunda yang penuh kasih, yang walapun ia adalah Bunda Allah, namun penuh kerendahan hati dan penyerahan total kepada kehendak Allah, dengan sepenuh niat baik untuk hidup berkenan dan menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah; yaitu hidup dalam kasih dan kebenaran Allah.
Selamat menantikan Natal.
Jadikanlah kelahiran Yesus sebagai tanda kelahiran kembali kita menjadi manusia baru yang hidup benar & berkenan sebagai anak-anak Allah.
Salam damai,
*A*
Saat menjelang Natal adalah saat penantian yang penuh pengaharapan; saat menantikan Sang Terang akan terlahir kembali.
Namun, Natal yg sejati bukanlah hanya menantikanNya terlahir di bumi ini, namun terlahir dalam hati kita.
Jika kita bertanya, apakah yg dapat kita lakukan dalam masa penantian ini?
Yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan dan menghiasi hati kita, di mana kita sebagai Gereja Tuhan (yang adalah mempelai Kristus), kita menghiasi manusia rohani kita.
Untk mengawalinya, maka kita bisa bertanya: Apakah masih ada kekeringan / kematian rohani atau noda dosa saat menyambut kelahiran Kristus? Apakah masih ada luka di hati dan kerut di wajah kita, bertanyalah, sudah layakkah kita untuk tampil di pelaminan dalam acara pesta perkawinan Anak Domba dengan membawa raga yang berhiaskan kepenuhan rohani akan kerinduan, kecintaan, pengharapan kita kepada pribadi yang akan lahir, Pribadi Mulia yang penuh kasih, Yesus Kristus?
Ketahuilah bahwa masa penantian Natal, bukan hanya hanya kita isi dengan menunggu tanpa melakukan sesuatu. Namun masa penantian ini hendaknya kita isi dengan penantian sepenuhnya dengan sikap penuh kewaspadaan, diri yang penuh koreksi dan pemurnian, hati penuh dengan kerinduan, dan jiwa yang terbuka akan Sang Terang yang akan masuk kedalam jiwa kita.
Ada beberapa pesan Natal yang perlu kita renungkan bersama:
1. Natal adalah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia secara jasmani. Namun Yesus Kristus adalah Dia yang lahir dari Roh Allah yang Kudus.
Kelahiran adalah dimulainya suatu kehidupan baru di bumi. Sama seperti Yesus lahir ke dunia ini, Yesus lahir secara jasmani. Namun, Yesus juga lahir dari Roh Kudus.
Marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing: sudahkah kita juga lahir kembali dari Roh Kudus sehingga ada realitas kehidupan Allah nyata bekerja dalam hidup kita? Seperti Sabda Yesus:
"...jawab Yesus: ""Kamu harus dilahirkan kembali, apa yang dilahirkan dari roh adalah roh, apa yang dilahirkan daging adalah daging. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air & Roh, ia tdk dpt masuk ke dlm kerajaan Allah.....Aku berkata kepadamu, kamu harus dilahirkan kembali (dari air & Roh Allah)." (Yoh 3: 1- 7)
Dilahirkan kembali dari air adalah melalui pembaptisan yang dilakukan oleh Romo / Pastur terhadap kita. Dilahirkan kembali dari Roh adalah penyerahan diri seutuhnya kepada Yesus (melalui pertobatan total dan memohon rahmat kasihNya), lalu menerima curahan Roh Kudus, hal ini disebut sebagai pembaptisan Roh Kudus dan yang membaptis adalah Tuhan Yesus sendiri kepada kita.
Dengan terlahir dari Roh Kudus, maka kita mendapat penyertaan nyata dari Roh Kudus yang memimpin kita kepada seluruh kebenaran, dan Yesus melalui kuasa Roh Kudus leluasa bekerja membentuk diri dan hidup kita seturut dengan rencana kebaikanNya dalam hidup kita. Sehingga kita dapat disebut sebagai Manusia ciptaan baru, di mana semua hidup yang lama telah berlalu dankehidupan kita menjadi baru dalam diri Yesus Kristus, yang datang dan nyata bertahta dalam hidup kita melalui persekutuan dengan Roh Kudus.
Pertanyaan untuk kita renungkan sebagai umat Tuhan adalah: sudahkah kita lahir dari Roh-Nya, sehingga kita dapat memulai sesuatu yang baru di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita?
Kehidupan baru dimulai ketika kita mengundang Yesus masuk secara pribadi ke dalam hidup kita, sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita (melalui komitmen pertobatan yang tulus dan penyerahan diri). Kehidupan baru terbentuk saat kita menjadikan Yesus sebagai pusat kehidupan kita, menjadikan Yesus sebagai sahabat kita, menerima segala kasih karuniaNya dengan hati terbuka, rendah hati dan sukacita.
Kehidupan baru terbentuk saat kita berkomitmen menanggalkan manusia lama kita yang ber-antribut segala hal duniawi dan karakter yang tidak baik. Kehidupan baru terbentuk saat kita menyadari siapa kita (dari debu kembali menjadi debu), sehingga mau dengan rendah hati belajar menanggapi karya kasih dan keselamatan Allah dalam diri kita dengan memberikan respon yang baik, bekerja sama dengan Allah, dalam Ia membentuk diri kita menjadi serupa dengan karakter PutraNya, Yesus Kristus. Dan kehidupan baru terbina dengan menerima Yesus dan menjalankan segala bimbinganNya melalui firman dan jalan kebenaranNya.
Sudahkah kita terlahir kembali dari RohNya, Yesus Kristus? Sudahkah kita memulai membentuk kehidupan baru bersamaNya, sudahkan dengan rendah hati kita mau dibentuk menjadi serupa dengan karakterNya?
2. Natal memberi pengharapan.
Kelahiran Tuhan Yesus di bumi memberikan suatu pengharapan baru bagi seluruh umat manusia yang selama ini hidup dalam perbudakan dan dijajah oleh dosa, maut dan kebinasaan akibat dosa-dosanya.
Dalam Matius 4:16: "Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang.”
Ada sesuatu yang selama ini terjadi di seluruh dunia, yaitu ketakutan & keputus-asaan; seperti takut sakit, takut gagal, takut akan masa depan bahkan takut menjalani hidup. Dan ini yang membuat manusia semakin hilang akal dan nekat dalam dosa dan kejahatan. Seperti yang sering kita dengar bahwa banyak sekali tindak kejahatan yang sudah diluar dari peri kemanusiaan, kejahatan yang dilakukan dengan cara yang amat keji dan kejam. Ketakutan telah membunuh lebih banyak manusia dibanding dengan yang lainnya. Seperti contoh: ketakutan mendorong seorang ibu yang mempunyai masalah ekonomi, melemparkan ketiga anaknya dari lantai 14, lalu kemudian ibu itu sendiri bunuh diri dengan terjun dari gedung itu. Sungguh, hal-hal ini terjadi karna ketakutan dan hidup tanpa harapan.
Bahkan dikarenakan masalah ekonomi atau ketidakpuasan atau demi jalan singkat memenuhi segala kebutuhan, maka manusia dengan sadar menjatuhkan diri dalam keberdosaan dengan menghalalkan segala cara yang salah demi terpenuhi apa yang di-inginkan. Walaupun mereka tau akibat yang harus mereka per-tanggung jawabkan atas dosa / kesalahan mereka, namun mereka seakan tidak perduli karna seolah tidak ada jalan lain lagi.
Tetapi Yesus lahir memberi pengharapan. Yesus datang kedalam hidup kita untuk member kelimpahan. Seperti sabdaNya:
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10)
Yesus juga memberikan harapan untuk setiap manusia dapat hidup di masa depan dengan segala pengharapan, keberhasilan dan kemenangan. Bahkan tiada yang mustahil bagiNya yang akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera dan kelimpahan berkat di bumi hingga di surge.
Dalam Yesaya 60:1: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab Terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu" > Dengarlah seruannya: Hi, Umat Tuhan bangkitlah! Biarlah terangmu memancar atasmu dan kemuliaan Tuhan bersinar lewat hidupmu, karena terang itu sudah lahir di bumi, di hati, di Gereja, di setiap orang yang membuka hati untuk-Nya dan menerimaNya sebagai Terang, Kasih, dan Juru Selamatmu.
Sudahkah kita menerima pengharapan nyata melalui kelahiran Kristus?
3. Natal adalah menerima Terang dan menjadikan hidup kita benderang
SabdaNya: "Terang itu sudah datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai gelap daripada terang, sbab perbuatan mereka jahat. Setiap org yang berbuat jahat benci pada terang & tidak mau datang kepada terang supaya perbuatannya yang jahat jangan kelihatan. Tetapi orang yang mengasihi Allah datang kepada terang supaya menjadi nyata bahwa apa yg dilakukannya itu adalah menurut kehendak Allah." (Yoh 3 : 19-21)
" Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 7:21).
Natal adalah kelahiran Sang Terang.
Kita manusia percaya yang beriman kepada Sang Kritus, akan menghayati Natal sebagai lahirnya kembali Sang Terang dalam hidup kita. Dan yang terutama adalah, menjadi moment dimana diri dan hidup kita menjadi ‘terang’ dan benderang.
Menjadi ‘terang’ adalah hidup mengasihi dan menerima Yesus sebagai Sang Terang, sehingga bersamaNya, kita hidup dalam bimbingan dan genggamanNya, demi menuju pada kebenaran dan keselamatan.
Menjadi ‘benderang” adalah kita yang telah menerima Terang dalam hidup kita melalui diri Yesus Kristus, juga menjadi ‘benderang atau bersinar’ dalam kehidupan kita, yaitu dengan menjadi anak-anak Allah yang sejati dengan hidup melakukan segala hal yang seturut dengan kehendak Allah dalam jalan kasih dan kebenaran Allah.
Sehingga kita yang ‘terang dan benderang’, akan dimampukan menjadi penyalur terangNya kepada sekeliling kita dan menerangi mereka.
Tanda nyata bahwa hidup kita telah menerima Terang dan menjadi terangNya, adalah hidup yang menghasilkan buah-buah Roh Kudus yaitu: ”Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri.” (Galatia 5:22-23)
Sudahkah buah-buah Roh tersebut menghiasi setiap perkataan, sikap dan perbuatan sehari-hari kita? Sudahkah hidup dalam buah-buah Roh tersebut menjadi nyata dalam hidup kita sehingga sekeliling kita juga mendapat berkat dari setiap perkataan dan perbuatan kita?
4. Natal artinya menerima untuk memberi.
Natal berbicara tentang misi Allah Bapa bagi dunia, yaitu Bapa di Surga mengutus Putra-Nya ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus. 2000 tahun yang lalu Bapa kita menaburkan benih yang kekal yaitu Firman Allah ke dalam dunia. Firman itu adalah Tuhan Yesus sendiri.
Benih itu telah jatuh ke dalam tanah dan mati, sehingga lewat satu benih itu lahir tuaian, yaitu seluruh umat Tuhan. Yaitu umat Tuhan yang bertobat, percaya dan menerima kasih + keselamatan yang Bapa berikan kepada kita melalui diri Tuhan Yesus Kristus. Bukan cuma itu, tetapi benih itu juga menghasilkan benih baru yang baik yaitu kita semua, anak-anak Allah.
Bapa menghendaki, atas dasar kasihNya kepada seluruh umat manusia, kita yang telah menerima Sang Terang, juga bersama berbagi terang kepada sesama. Kita berbagi melalui pemberian diri dalam perbuatan kasih yang nyata kepada sekeliling kita dan sesama kita. Jadilah terang di tempat gelap, jadilah sinar yang menerangi setiap hal yang kusam dan tak ber-pengharapan, agar siapapun yang memandang kita, akan melihat terang dan mendapati terang itu sebagai jalan kasih, pengharapan dan keselamatannya juga.
Sudahkah kita memberi dan berbagi dengan hal yang terbaik yang kita mampu (melalui sikap, perkataan, perbuatan kasih yg nyata dan pemberian diri); agar sekeliling kita juga melihat dan menerima Kasih & Terang, demi keselamatan mereka di bumi hingga ke surga?
MAKNA NATAL YANG SESUNGGUHNYA
Natal, adalah saat dimana semua umat Kristiani menyambutnya dalam segala suasana yang penuh dengan kegembiraan. Bahkan sebulan sebelumnya, dimanapun kita berada, kita bisa melihat pemandangan indah seputar Natal, dengan segala sesuatunya dihiasi dengan ornament Natal; antara lain banyak pohon natal yg dihias dengan indah, terlihat banyak lilin yang dinyalakan, di beberapa tempat (mall, resto atau hotel) dibuat hiasan seperti di suatu tempat yang bersalju dengan pemandangan gunung yg indah, bahkan ada hiasan Sinterklas yang datang bersama kereta rusa terbangnya dengan membawa banyak hadiah.
Sungguh, suasana menyambut Natal adalah sangat indah dan penuh dengan excitement dalam kegembiraan & kemeriahan.
Dalam masa Natal, pohon terang dan lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus.Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap, terang yang mengalahkan kegelapan.
Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama, kehadiranNya telah dinubuatkan oleh para Nabi.
Seperti dalam Yesaya 9 : 1-6, “terang yang besar” yaitu Kristus: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9 : 1-6).
Dan Allah Bapa melakukan pemenuhan janjiNya akan kasih dan keselamatan kepada seluruh umat manusia; dimana nubuat para Nabi tergenapi dengan lahirnya Sang Kasih, Sang Terang Sejati, Yesus Kristus.
Dalam Yohanes 1 : 1-18:” Kristus sebagai terang manusia”: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” (Yohanes 1 : 1-18)
Apa makna kelahiran Yesus bagi dunia ini? Dulu hingga kini?
Dalam Perjanjian Lama, Nabi Yesaya memaknai kelahiran Yesus sebagai datangnya terang besar bagi bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Pada waktu itu bangsa Israel sedang berada di ambang kehancuran karena mereka di bawah penaklukan Asyur sebagai akibat dari dosa mereka sendiri. Alkitab sering memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa, hukuman, kesukaran, ketidakpastian,kebinasaan dan kematian. Sebaliknya, Akitab memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal, keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang baik. Inilah yang dianugerahkan Tuhan, "...atasnya terang telah bersinar." Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus.
Seluruh umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal. Kini keselamatan sejati telah diberikan kepada kita. Di dalam diri Yesus, Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit. Dalam diri Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan terang yang ajaib.
Siapa terang ajaib itu?
Tuhan Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).
Dalam hal ini Yesus sedang menegaskan otoritas keilahianNya sekaligus tindakan penyelamatanNya bagi umat manusia. Jadi, Yesus adalah Sumber Terang itu sendiri; Yesus adalah Sang Terang itu sendiri. Dia yang memberikan terang & Yang menerangi, karena Ia telah mengalahkan kegelapan melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya.
Tertulis: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes1:4-5). Yesus adalah hadiah terindah dari Sorga bagi umat manusia, karena di dalam Dia tidak ada lagi kegelapan, melainkan ada terang, pengharapan dan kehidupan kekal! Praise the Lord.
Apakah makna Natal bagi kita umat Allah yang diberkati dengan masih diberi-Nya kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga kini, di akhir tahun ini?
Dari tahun ke tahun, Natal dirayakan dengan segala kemeriahan bahkan kemewahan, banyak dana dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di kota-kota. Dan hampir setiap kita ikut sibuk mendadani diri sendiri dengan baju baru dan segala assesories (barang-barang) yang baru dan gemerlap. Hal ini tidaklah salah, namun sayangnya, banyak dari kita hanya berhenti sampai disini, yaitu memaknai Natal dgn hal-hal lahiriah yang hanya memberi manfaat bagi diri sendiri, dan hanya sesaat saja.
Seringkali, pada bulan Natal seperti ini kita disibukkan dengan segala macam kegiatan atau acara yang banyak menyita waktu, tenaga, bahkan uang kita. Kita sering terjebak untuk lebih menghiasi hal-hal yang bersifat lahiriah, sementara manusia batiniah kita penuh dengan hal-hal yang hanya duniawi, jiwa kita kering kerontang, hidup kita jauh dari Allah dan kebenaranNya, dan bahkan hidup kerohanian kita merosot dan hampa.
Yesus menegur hal ini melalui tegurannya kepada orang Farisi dan Saduki:"Bangsa ini mendekat dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku" (Matius 15:8-9). Bahkan lebih keras lagi Yesus berkata, "Sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan ... Sebab kamu seperti kubur yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih nampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran" (Matius 23:25-27).
Hal ini dikarenakan ada satu hal yang seringkali kita lupakan, yaitu menghiasi diri kita sendiri dengan makna yang sejati. Dalam Injil, kita diingatkan: "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah yaitu dengan memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak dapat binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram dan berharga dimata Allah". (1 Petrus 3:3-4)
Yesus lahir dalam kesederhanaan. Dia adalah Raja, Raja yang Mulia, yang datang dari surga mulia, yang datang dari Allah pemilik alam semesta; jadi sebenarnya Dia dapat memilih tempat dimana Dia akan dilahirkan. Dia bisa saja memilih istana yang megah dan penuh keindahan, tetapi sebaliknya Dia memilih kandang domba yang sangat tidak nyaman, belum lagi udara dingin yang menerpa dan tidak adanya lampu penerangan yang cukup.Dia bisa saja memilih untuk diletakkan di pembaringan yang empuk, tapi Dia justru memilih palungan. Dia bisa saja memilih sutra termahal untuk menyelimuti-Nya -- ingat, Dia Raja dan Tuhan -- tetapi Dia membiarkan kain lampin yang kasar dan sederhana membungkus-Nya. Saat Dia lahir, bisa saja Dia mengundang pembesar dan golongan bangsawan untuk datang melihat-Nya, tetapi Dia justru memilih para gembala yang polos dan sederhana, sebagai tamu kehormatanNya.
Marilah sejenak kita me-reflesikan kembali saat indah dulu di Betlehem, Sementara semua penduduk desa kecil itu sudah tertidur pulas, di suatu tempat, tepatnya di sebuah kandang sederhana, terlihat Yusuf dengan Maria yang sedang menggendong Sang Mesias.Serombongan gembala datang dengan ekspresi gembira yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Suasana di sana begitu hangat, tenang, teduh dan dipenuhi kedamaian yang tak terkatakan. Natal pertama sungguh diwarnai dengan sukacita Ilahi dan kedamaian, karna Sang Mesias, Sang Terang, Sang Penyelamat yang telah diramalkan oleh para nabi sebelumnya, telah lahir ke dunia.
Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, menerima kehadiran Kristus dalam jiwa yang penuh dengan kerinduan, menikmati Kristus dalam kedamaian yangmembuat hati terasa indah, membuat jiwa terasa sejuk, yang menjadikan kita lebih peka terhadap suara-Nya dan menjadikan hidup kita terbuka menerima setiap rahmatNya yang indah.
Dan juga mampu merasakan Kristus dalam kesederhanaan, yang dapat menggugah jiwa kita untuk berempati terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, kepada mereka yang sedang menanggung beban atau masalah, kepada mereka yang sedang sakit& tidak berdaya (penderita sakit dan cacat), kepada mereka yang sedang merasa sendiri & tidak berpunya (seperti anak-anak di panti asuhan, oma opa di panti jompo), kepada mereka yang dilanda bencana danyang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan damai, sungguh mengusir jiwa yang gelisah dan galau, diubah menjadi jiwa yang damai dan penuh sukacita & pengharapan.
Karnanya, marilah kita mulai saat ini, melihat makna Natal dengan arti yang lebih mendalam.Yaitu masuklah dalam suasana Ilahi.Yaitu sebuah suasana kebersamaan dgn Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Ingatlah 1 hal, bahwa kita adalah orang-orang yang sangat special, yang dkasihi oleh Allah, Sang Maha Tinggi yang Mulia, dengan kasih yang nyata dan sempurna:“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16)
Allah Bapa, bukan mengutus malaikatNya, atau hanya mengutus orang-orang kudusNya untuk datang kepada kita; namun Allah Bapa, mengutus Putra TunggalNya sendiri untk hadir secara pribadi mendatangi setiap kita.Betapa kita sungguh berharga dan istimewa dibuatNya.
Natal yang berarti saat dimana Yesus lahir ke dunia ini, Dia bukan hanya lahir, namun Dia tinggal di dalam hati kita untuk selama-lamanya.Saat kita percaya dan menerimaNya mjd Tuhan dan Juru selamat kita, maka segala kasih karunia, berkat dan rahmatNya nyata diberikan dalam hidup kita dan kita menjadi milikNya yang akan disertaiNya sampai akhir jaman.
Ingatlah bahwa kita hanyalah manusia yang penuh dengan kelemahan, ketidak-berdayaan, kekurangan, kita adalah manusia yang tidak berjasa apa-apa, tidak punya apa-apa (karna semua yang ada pada kita adalah kepunyaanNya. Dan walau sebelumnya setiap kita adalah manusia yangberdosa, telah gagal &jatuh, namun Yesus datang menjadikan kita kembali berharga melalui kasih, penebusan dan keselamatanNya. Sungguh, bagi kita yang mau merendah hati, akan melihat betapa kita adalah sangat berharga bagi Allah yang dicintai dengan begitu sempurna, sejak di bumi hingga di surga.
Yesus adl cahaya kemuliaan Allah.:“Ia adalah Cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan.” (Ibrani 3: 2-9)
Yesus, adalah gambar wujud Allah yang sempurna. Saat kita memandang Yesus, kita juga memandang Allah. Sungguh Yesus adalah pribadi yg sempurna & mulia, maha tinggi; namun justru Dia lahir, dan secara pribadi tinggal, menyertai dan mengasihi kita yg berdosa. Bagaimana kita tdk merasa mjd special?
Natal adl kelahiran, awal dari kehadiran sebuah pribadi mulia, Yesus, sang kasih, yg datang ke dunia bagi kita. Yesus hadir membawa segala berkat bagi kita semua. Yaitu berkat di bumi yg siap Ia curahkan bagi kita semua. Yaitu damai sejahtera, sukacita, berkat kesembuhan, keberkahan,
Namun ingatlah, bahwa kelahiranNya adalah awal dari perjalanan karya kasih dan karya penyelamatanNya bagi kita yg berdosa ini melalui karya salibNya. Sehingga berkat di bumi, Yesus sempurnakan dengan berkat kekal sampai pada kehidupan bahagia di surga.
KarnaNya, sukacita yg kita rasakan, yg mungkin sebelumnya hanya sebatas pd sukacita lahiriah saja, kini telah ditambahkan menjadi sukacita Ilahi, yaitu sukacita karna kedatangan Yesus yang diawali melalui kelahiranNya (natal) itulah yang membawa setiap kita pada berkat kekal di bumi hingga di surga.
Kita sungguh istimewa karna dipilih dan diperkenankan menjadi anakNya yang diberikan sgala berkat dibumi hingga kehidupan kekal yang bahagia disurga, yang diawali dengan hadirnya Yesus, Tuhan kita, melalui Natal ini.
Seperti Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar baik kepada Bunda Maria. Maka Natal adl kabar baik. Karnanya, buatlah sgala kesempatan yg ada untk menceritakan kabar baik bagi smua orang. Namun terlebih dulu, resapilah kabar baik itu di dalam hidup kita, agar kabar baik yang kita terima ini, sungguh dapat membentuk kita menjadi manusia baru yang siap menerima berkat berlimpah di bumi hingga berkat kekal di surga.
Seperti Bunda Maria yang menjawab pesan Allah Bapa saat menerima pesan kasihNya melalui Malaikat Gabriel: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” > Jadilah pribadi yang rendah hati, belajarlah dari Sang Bunda yang penuh kasih, yang walapun ia adalah Bunda Allah, namun penuh kerendahan hati dan penyerahan total kepada kehendak Allah, dengan sepenuh niat baik untuk hidup berkenan dan menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah; yaitu hidup dalam kasih dan kebenaran Allah.
Selamat menantikan Natal.
Jadikanlah kelahiran Yesus sebagai tanda kelahiran kembali kita menjadi manusia baru yang hidup benar & berkenan sebagai anak-anak Allah.
Salam damai,
*A*
Session 7:Praying The Truth. Deepening Your Friendship with God through Honest Prayer
By:William A. Barry, SJ,
Bercerita Kepada Tuhan Tentang Dosa-dosamu
Bayangkan apa yang terjadi dalam persahabatan Anda ketika salah satu sahabat menyakiti sahabat yang lainnya dan Anda tidak dapat membicarakan apa yang terjadi di antara Anda berdua. Anda akan lebih berhati-hati satu sama lain karena boleh jadi peristiwa yang menyakitkan itu tiba-tiba menyengat dan membuka kembali luka. Persahabatan mulai layu ketika kesalahan-kesalahan tidak diakui dan dimaafkan. Saya mengenal seorang ayah yang berhenti berbicara dengan anak laki-lakinya yang telah dewasa saat anaknya itu nikahi dengan seorang perempuan yang tidak disetujui oleh ayahnya. Mereka berdua sama sekali tidak berusaha memperbaiki hubungan sampai menjelang saat terakhir kehidupan si ayah. Yesus mempunyai nasihat tentang pentingnya berbicara dengan terbuka mengenai kesalahan-kesalahan:
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatkannya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Matius 18 : 15 – 17
Yesus mengetahui betapa mudahnya sahabat saling menyakiti satu sama lain dan apabila rasa sakit itu tidak ditangani secara terbuka dan jujur, hal tersebut akan menghancurkan persahabatan dan sebuah komunitas.
Kegelisahan dalam Diam dan Kelegaan dalam Berbicara
Dosa-dosa kita dapat menjadi penghalang bagi persahabatan kita dengan Tuhan. Dalam Mazmur 32, Daud berbicara tidak saja mengenai kelegaan atas pengakuan dosa-dosa tetapi juga mengenai kegelisahan yang ditimbulkan oleh pilihan berdiam diri.
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan,
dan yang tidak berjiwa penipu.
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari;
sebab siang dan malam tangan-Mu menekan aku dengan berat
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata: “Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
Engkaulah persembunyian bagiku,
terhadap kesesakan Engkau menjaga aku,
Engkau mengelilingi aku,
sehingga aku luput dan bersorak.
Mazmur 32 : 1-5, 7
Kita telah melihat bahwa dalam persahabatan yang berkembang dengan Tuhan terjadi ganggugan arus pendek karena rasa malu. Persahabatan ini bahkan lebih mudah mengalami gangguan arus pendek karena perasaan berdosa kita. Ketika saya menyadari betapa saya gagal memenuhi ekspektasi Tuhan, saya mungkin menyimpulkan bahwa saya tidak layak menerima persahabatan dari Tuhan. Alih-alih berbicara dengan Tuhan mengenai perasaan malu dan bersalah saya, saya justru mencoba memperbaiki dosa-dosa saya dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik atau lebih sering mengikuti Misa. Jika hal seperti ini terjadi, maka, sekali lagi, saya terjatuh ke dalam semacam kegilaan di mana saya menjadi wasit yang menilai siapa itu Tuhan. Akibatnya, saya percaya bahwa Tuhan tidak mungkin mau menjadi sahabat bagi seorang pendosa seperti saya, tetapi jika saya bekerja keras melakukan kebaikan, Tuhan akan mengampuni saya. Kita menunjukkan keyakinan kita yang sebenarnya dengan cara kita bersikap, bukan dengan apa yang kita katakan.
Realitas Manusia
Kenyataannya semua manusia yang menjadi sahabat Tuhan adalah pendosa. Dalam sebuah homili, seorang mendiang Yesuit, David Donovan, menyebutkan bahwa kebanyakan organisasi mensyaratkan beberapa kualitas positif untuk keanggotaanya, IQ yang tinggi untuk Mensa[1], keturunan Irlandia untuk Ancient Order of Hibernians[2], dan seterusnya. Namun, persyaratan agar seseorang diterima menjadi anggota Alcoholic Anonymous adalah berupa pernyataan, “Saya Jack, dan saya seorang alkoholik.” David selanjutnya mengatakan bahwa persyaratan untuk diterima sebagai orang Kristen juga serupa, “Saya Jack, dan saya seorang pendosa.” Karpet penyambutannya tersedia untuk seluruh umat manusia, karena setiap orang dari kita, selain Yesus dan ibunya, sanggup mengatakan pernyataan itu. Jika menjadi seorang pendosa merupakan penghalang terhadap persahabatan, Tuhan pasti hanya memiliki sangat sedikit sahabat.
Keengganan mengakui kedosaan kita kepada Tuhan, bagaimanapun juga, dapat menjadi penghalang. Hal ini sama dengan keengganan untuk menghadapi kebenaran tentang diri kita sendiri. Menjadi sahabat Tuhan merupakan hal yang penuh tuntutan, sebagaimana juga persahabatan lainnya penuh tuntutan.
Setiap persahabatan yang dalam akan menunjukan aspek-aspek diri saya yang tidak ingin saya hadapi – contohnya, keegoisan saya, yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk keengganan jika rutinitas saya terganggu karena sebuah permintaan dari seorang sahabat dekat. Semakin dalam suatu persahabatan, semakin banyak kekurangan-kekurangan pada karakter kedua belah pihak yang terungkap. Apakah saya bersedia memperbolehkan sahabat saya mengenal diri saya sampai sedalam ini dan percaya bahwa persahabatan kami tetap akan langgeng? Apakah saya bersedia meminta sahabat saya untuk memberitahu jika ada sesuatu dari diri saya yang mengganggunya? Apakah saya bersedia menjadi begitu rapuh?
Dosa sebagai Kelemahan
Demikanlah, hal yang sama berlaku dalam persahabatan dengan Tuhan. Saya tidak bisa menjadi sahabat Tuhan dan pada saat yang sama tidak mau menghadapi keberdosaan saya. Tuhan adalah kebenaran dan juga cinta. Sebagian keberdosaan ini akan menjadi jelas ketika saya meminta Tuhan untuk menunjukkannya kepada saya. Saya memiliki kelemahan atas dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan saya; Tuhan dan, mungkin, sahabat-sahabat terdekat saya dapat melihat lebih jelas daripada saya sendiri. Apakah saya bersedia berbicara dengan Tuhan tentang dosa-dosa dan kegagalan-kegagalan saya serta mengatakan dengan kata-kata saya sendiri apa yang dikatakan oleh pemazmur pada akhir Mazmur 139?
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku;
ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku.
Lihatlah, apakah jalanku serong,
dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139 : 23-24
Di sini pemazmur percaya bahwa Tuhan hanya melihat kebaikan dalam hatinya; karena itu dia berani bertanya kepada Tuhan untuk menunjukkan kedosaannya. Orang-orang yang mencoba latihan ini dengan iman menjadi kagum dan lega karena menyadari betapa jujur dan pengampun Tuhan itu. Saat mereka mulai berbicara jujur dengan Tuhan mengenai kegagalan dan dosa mereka di masa lalu, mereka akan melihat dengan lebih dan lebih jelas lagi dosa-dosanya yang sesungguhnya. Seringkali, masalah yang lebih mendalam bukan terletak pada dosa yang sedang mereka jadikan fokus. Sebagai contoh: seseorang yang jujur dapat menemukan bahwa kedosaan yang sesungguhnya adalah menganggap Tuhan seperti sejenis raksasa yang menuntut kesempurnaan dalam setiap detil. Seorang alkoholik mungkin menyadari bahwa kedosaan terdapat pada, bukan terutama karena konsumsi alkohol yang berlebihan, tetapi karena ketidakrelaan untuk mengakui ketidakberdayaannya dalam menggunakan alkohol secukupnya. Saat mereka menghadapi kenyataan ini, mereka merasakan rangkulan pengampunan Tuhan yang penuh kasih, dan suatu beban berat terangkat dari pundak mereka. Dengan sebuah desah kelegaan dan seringkali disertai air mata, mereka berterimakasih kepada Tuhan atas kebaikan dan cinta-Nya. Mungkin anda telah mengalami sesuatu yang semacam ini dalam Sakramen Rekonsiliasi setelah Anda mengakui dosa-dosa Anda dengan sungguh-sungguh dan menerima pengampunan dosa.
“Tetapi Tuhan Mengetahui Segala Sesuatu”
Bercerita kepada Tuhan mengenai dosa-dosa kita mungkin tampak bodoh karena “Tuhan mengetahui segala sesuatu.” Akan tetapi, seperti yang disebutkan sebelumnya, yang penting di sini bukan tentang informasinya, tetapi tentang kepercayaan. Dengan bercerita kepada Tuhan mengenai dosa-dosa kita secara rinci, kita menyingkirkan dosa-dosa itu dari dada kita dan mengalami tanggapan pengampunan Tuhan dengan lebih mendalam; suatu beban terangkat dari hati kita. Mereka yang menjalani Latihan Rohani dari St. Ignatius Loyola didorong untuk meminta kepada Tuhan agar membuka mata mereka sehingga dapat melihat pola-pola dosa dalam hidupnya. Selanjutnya mereka mengingat kembali tahap-tahap perjalanan hidupanya dengan meyakini bahwa Tuhan akan menunjukkan di mana mereka gagal dalam masa-masa tersebut. Pada akhir meditasi ini, Ignatius mengemukakan pertimbangan berikut:
Seruan kekaguman, dengan perasaan yang intens, ketika aku merefleksikan dalam seluruh makhluk ciptaan, betapa mereka memungkinkan aku hidup dan terus hidup! Para malaikat, yang merupakan pedang keadilan ilahi, bagaimana mereka menopang aku, dan menjaga aku, dan mendoakan aku! Dan kemudian surga, matahari, bulan, bintang-bintang dan elemen-elemen, buah-buahan, burung-burung, ikan-ikan dan hewan-hewan, bagaimana mereka menjaga aku tetap hidup sampai saat ini! Sementara untuk bumi, bagaimana ia tidak terbuka untuk menelanku, menciptakan neraka baru di mana aku akan menderita selamanya!
Percakapan[3]. Aku akan menyimpulkan dengan sebuah percakapan tentang kerahiman. Seluruh pemikiranku adalah tentang kerahiman dan aku akan bersyukur kepada Tuhan karena memberikan kehidupan kepadaku sampai saat ini, dan berniat untuk berbuat lebih baik di kemudian hari dengan rahmat-Nya.
Latihan Rohani no 60-61
Sebelum pertobatannya, Ignatius menjalani kehidupan agak semau-maunya. Jadi dia pasti telah merasakan sendiri kekaguman dan rasa syukur ketika dia membiarkan Tuhan menunjukkan dosa-dosanya dan menyadari bahwa Tuhan tetap mencintainya. Apakah Anda pernah mencoba latihan semacam ini? Ketika orang-orang melakukan latihan ini, mereka seringkali membandingkan perasaannya leganya seperti saat suatu beban berat telah dari pundak mereka.
Sebuah Beban Berat telah Terangkat
Film The Mission menceritakan kisah beberapa Yesuit yang bekerja dengan Suku Guarani di Amerika Selatan pada abad keenam belas dan ketujuh belas. Robert de Niro berperan sebagai seorang mantan tentara yang memperbudak Suku Guarani. Setelah menyesal dan menjadi seorang Yesuit, sebagai bentuk pertobatnya, ia memilih untuk memanggul di bahunya baju besi dan senjata miliknya dalam perjalanannya kembali sebagai seorang Yesuit mendaki ke tempat tinggal Suku Guarani. Itu merupakan pendakian yang sulit. Ketika tiba di puncak, seorang Guarani berlari ke arahnya sambil memegang parang. Anda berpikir bahwa orang itu akan membunuh musuh lamanya, tetapi sebaliknya dia memotong beban itu, yang kemudian jatuh ke dalam jurang di belakang de Niro. De Niro mulai tertawa dan menangis dengan lega, dan mereka berdua berangkulan. Adegan itu menangkap kelegaan karena pengampunan, saat anda tahu bahwa Dia yang mengampuni mengenal kita luar dalam.
Salah satu disiplin rohani yang penting untuk kesehatan jiwa dalam program Dua Belas Langkah[4] muncul dalam Langkah Keempat dan Kelima: “Lakukan sebuah pencarian dan inventarisasi moral tanpa takut terhadap diri kita sendiri” dan “Akui pada Tuhan, pada diri sendiri dan pada orang lain sifat yang sebenarnya dari kesalahan kita.” Sekali lagi, apabila Anda pernah berpartisipasi, baik sebagai seorang pecandu atau sebagai sesama manusia, Anda tahu bahwa langkah-langkah ini menuju kepada suatu perasaan lega dan bebas yang luar biasa.
Persahabatan yang mendalam dengan Tuhan tidak pernah berakhir sebab baik Tuhan maupun manusia merupakan misteri yang tak terselami. Kita memiliki waktu seumur hidup dan seluruh keabadian untuk terus belajar dan mengenali satu sama lainnya. Anda mungkin terkejut karena saya menggabungkan manusia dengan Tuhan sebagai misteri yang tak terselami. Bagaimana pun, kita diciptakan dalam citra dan serupa dengan Allah. Tentu saja, kita tidak seperti misteri tak terbatas yang merupakan sifat Tuhan itu, tetapi kita merupakan bagian dari misteri itu. Terlebih lagi, kita sendiri merupakan misteri. Saat kita menumbuhkan kedekatan dengan Tuhan, kita menemukan lebih banyak bagian dari diri kita muncul ke permukaan. Dan kita dapat saja enggan untuk menunjukkan beberapa hal kepada Tuhan. Jadi, tantangan untuk keterbukaan, untuk pengungkapan kebenaran, akan selalu menyertai kita.
(Lusia Nainggolan)
[1] Organisasi Internasional untuk orang yang memiliki IQ tinggi (penerj.)
[2] Organisasi persaudaraan yang beranggotakan orang Katolik Irlandia (penerj.)
[3] Percakapan yang intim dan langsung dengan Tuhan. Bagian dari Latihan Rohani Ignasian. (penerj.)
[4] Program pemulihan personal yang dianjurkan pada anggota Alcoholic Anonymous (penerj.)
Bercerita Kepada Tuhan Tentang Dosa-dosamu
Bayangkan apa yang terjadi dalam persahabatan Anda ketika salah satu sahabat menyakiti sahabat yang lainnya dan Anda tidak dapat membicarakan apa yang terjadi di antara Anda berdua. Anda akan lebih berhati-hati satu sama lain karena boleh jadi peristiwa yang menyakitkan itu tiba-tiba menyengat dan membuka kembali luka. Persahabatan mulai layu ketika kesalahan-kesalahan tidak diakui dan dimaafkan. Saya mengenal seorang ayah yang berhenti berbicara dengan anak laki-lakinya yang telah dewasa saat anaknya itu nikahi dengan seorang perempuan yang tidak disetujui oleh ayahnya. Mereka berdua sama sekali tidak berusaha memperbaiki hubungan sampai menjelang saat terakhir kehidupan si ayah. Yesus mempunyai nasihat tentang pentingnya berbicara dengan terbuka mengenai kesalahan-kesalahan:
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatkannya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Matius 18 : 15 – 17
Yesus mengetahui betapa mudahnya sahabat saling menyakiti satu sama lain dan apabila rasa sakit itu tidak ditangani secara terbuka dan jujur, hal tersebut akan menghancurkan persahabatan dan sebuah komunitas.
Kegelisahan dalam Diam dan Kelegaan dalam Berbicara
Dosa-dosa kita dapat menjadi penghalang bagi persahabatan kita dengan Tuhan. Dalam Mazmur 32, Daud berbicara tidak saja mengenai kelegaan atas pengakuan dosa-dosa tetapi juga mengenai kegelisahan yang ditimbulkan oleh pilihan berdiam diri.
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan,
dan yang tidak berjiwa penipu.
Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari;
sebab siang dan malam tangan-Mu menekan aku dengan berat
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata: “Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
Engkaulah persembunyian bagiku,
terhadap kesesakan Engkau menjaga aku,
Engkau mengelilingi aku,
sehingga aku luput dan bersorak.
Mazmur 32 : 1-5, 7
Kita telah melihat bahwa dalam persahabatan yang berkembang dengan Tuhan terjadi ganggugan arus pendek karena rasa malu. Persahabatan ini bahkan lebih mudah mengalami gangguan arus pendek karena perasaan berdosa kita. Ketika saya menyadari betapa saya gagal memenuhi ekspektasi Tuhan, saya mungkin menyimpulkan bahwa saya tidak layak menerima persahabatan dari Tuhan. Alih-alih berbicara dengan Tuhan mengenai perasaan malu dan bersalah saya, saya justru mencoba memperbaiki dosa-dosa saya dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik atau lebih sering mengikuti Misa. Jika hal seperti ini terjadi, maka, sekali lagi, saya terjatuh ke dalam semacam kegilaan di mana saya menjadi wasit yang menilai siapa itu Tuhan. Akibatnya, saya percaya bahwa Tuhan tidak mungkin mau menjadi sahabat bagi seorang pendosa seperti saya, tetapi jika saya bekerja keras melakukan kebaikan, Tuhan akan mengampuni saya. Kita menunjukkan keyakinan kita yang sebenarnya dengan cara kita bersikap, bukan dengan apa yang kita katakan.
Realitas Manusia
Kenyataannya semua manusia yang menjadi sahabat Tuhan adalah pendosa. Dalam sebuah homili, seorang mendiang Yesuit, David Donovan, menyebutkan bahwa kebanyakan organisasi mensyaratkan beberapa kualitas positif untuk keanggotaanya, IQ yang tinggi untuk Mensa[1], keturunan Irlandia untuk Ancient Order of Hibernians[2], dan seterusnya. Namun, persyaratan agar seseorang diterima menjadi anggota Alcoholic Anonymous adalah berupa pernyataan, “Saya Jack, dan saya seorang alkoholik.” David selanjutnya mengatakan bahwa persyaratan untuk diterima sebagai orang Kristen juga serupa, “Saya Jack, dan saya seorang pendosa.” Karpet penyambutannya tersedia untuk seluruh umat manusia, karena setiap orang dari kita, selain Yesus dan ibunya, sanggup mengatakan pernyataan itu. Jika menjadi seorang pendosa merupakan penghalang terhadap persahabatan, Tuhan pasti hanya memiliki sangat sedikit sahabat.
Keengganan mengakui kedosaan kita kepada Tuhan, bagaimanapun juga, dapat menjadi penghalang. Hal ini sama dengan keengganan untuk menghadapi kebenaran tentang diri kita sendiri. Menjadi sahabat Tuhan merupakan hal yang penuh tuntutan, sebagaimana juga persahabatan lainnya penuh tuntutan.
Setiap persahabatan yang dalam akan menunjukan aspek-aspek diri saya yang tidak ingin saya hadapi – contohnya, keegoisan saya, yang muncul dengan sendirinya dalam bentuk keengganan jika rutinitas saya terganggu karena sebuah permintaan dari seorang sahabat dekat. Semakin dalam suatu persahabatan, semakin banyak kekurangan-kekurangan pada karakter kedua belah pihak yang terungkap. Apakah saya bersedia memperbolehkan sahabat saya mengenal diri saya sampai sedalam ini dan percaya bahwa persahabatan kami tetap akan langgeng? Apakah saya bersedia meminta sahabat saya untuk memberitahu jika ada sesuatu dari diri saya yang mengganggunya? Apakah saya bersedia menjadi begitu rapuh?
Dosa sebagai Kelemahan
Demikanlah, hal yang sama berlaku dalam persahabatan dengan Tuhan. Saya tidak bisa menjadi sahabat Tuhan dan pada saat yang sama tidak mau menghadapi keberdosaan saya. Tuhan adalah kebenaran dan juga cinta. Sebagian keberdosaan ini akan menjadi jelas ketika saya meminta Tuhan untuk menunjukkannya kepada saya. Saya memiliki kelemahan atas dosa-dosa dan kekurangan-kekurangan saya; Tuhan dan, mungkin, sahabat-sahabat terdekat saya dapat melihat lebih jelas daripada saya sendiri. Apakah saya bersedia berbicara dengan Tuhan tentang dosa-dosa dan kegagalan-kegagalan saya serta mengatakan dengan kata-kata saya sendiri apa yang dikatakan oleh pemazmur pada akhir Mazmur 139?
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku;
ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku.
Lihatlah, apakah jalanku serong,
dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Mazmur 139 : 23-24
Di sini pemazmur percaya bahwa Tuhan hanya melihat kebaikan dalam hatinya; karena itu dia berani bertanya kepada Tuhan untuk menunjukkan kedosaannya. Orang-orang yang mencoba latihan ini dengan iman menjadi kagum dan lega karena menyadari betapa jujur dan pengampun Tuhan itu. Saat mereka mulai berbicara jujur dengan Tuhan mengenai kegagalan dan dosa mereka di masa lalu, mereka akan melihat dengan lebih dan lebih jelas lagi dosa-dosanya yang sesungguhnya. Seringkali, masalah yang lebih mendalam bukan terletak pada dosa yang sedang mereka jadikan fokus. Sebagai contoh: seseorang yang jujur dapat menemukan bahwa kedosaan yang sesungguhnya adalah menganggap Tuhan seperti sejenis raksasa yang menuntut kesempurnaan dalam setiap detil. Seorang alkoholik mungkin menyadari bahwa kedosaan terdapat pada, bukan terutama karena konsumsi alkohol yang berlebihan, tetapi karena ketidakrelaan untuk mengakui ketidakberdayaannya dalam menggunakan alkohol secukupnya. Saat mereka menghadapi kenyataan ini, mereka merasakan rangkulan pengampunan Tuhan yang penuh kasih, dan suatu beban berat terangkat dari pundak mereka. Dengan sebuah desah kelegaan dan seringkali disertai air mata, mereka berterimakasih kepada Tuhan atas kebaikan dan cinta-Nya. Mungkin anda telah mengalami sesuatu yang semacam ini dalam Sakramen Rekonsiliasi setelah Anda mengakui dosa-dosa Anda dengan sungguh-sungguh dan menerima pengampunan dosa.
“Tetapi Tuhan Mengetahui Segala Sesuatu”
Bercerita kepada Tuhan mengenai dosa-dosa kita mungkin tampak bodoh karena “Tuhan mengetahui segala sesuatu.” Akan tetapi, seperti yang disebutkan sebelumnya, yang penting di sini bukan tentang informasinya, tetapi tentang kepercayaan. Dengan bercerita kepada Tuhan mengenai dosa-dosa kita secara rinci, kita menyingkirkan dosa-dosa itu dari dada kita dan mengalami tanggapan pengampunan Tuhan dengan lebih mendalam; suatu beban terangkat dari hati kita. Mereka yang menjalani Latihan Rohani dari St. Ignatius Loyola didorong untuk meminta kepada Tuhan agar membuka mata mereka sehingga dapat melihat pola-pola dosa dalam hidupnya. Selanjutnya mereka mengingat kembali tahap-tahap perjalanan hidupanya dengan meyakini bahwa Tuhan akan menunjukkan di mana mereka gagal dalam masa-masa tersebut. Pada akhir meditasi ini, Ignatius mengemukakan pertimbangan berikut:
Seruan kekaguman, dengan perasaan yang intens, ketika aku merefleksikan dalam seluruh makhluk ciptaan, betapa mereka memungkinkan aku hidup dan terus hidup! Para malaikat, yang merupakan pedang keadilan ilahi, bagaimana mereka menopang aku, dan menjaga aku, dan mendoakan aku! Dan kemudian surga, matahari, bulan, bintang-bintang dan elemen-elemen, buah-buahan, burung-burung, ikan-ikan dan hewan-hewan, bagaimana mereka menjaga aku tetap hidup sampai saat ini! Sementara untuk bumi, bagaimana ia tidak terbuka untuk menelanku, menciptakan neraka baru di mana aku akan menderita selamanya!
Percakapan[3]. Aku akan menyimpulkan dengan sebuah percakapan tentang kerahiman. Seluruh pemikiranku adalah tentang kerahiman dan aku akan bersyukur kepada Tuhan karena memberikan kehidupan kepadaku sampai saat ini, dan berniat untuk berbuat lebih baik di kemudian hari dengan rahmat-Nya.
Latihan Rohani no 60-61
Sebelum pertobatannya, Ignatius menjalani kehidupan agak semau-maunya. Jadi dia pasti telah merasakan sendiri kekaguman dan rasa syukur ketika dia membiarkan Tuhan menunjukkan dosa-dosanya dan menyadari bahwa Tuhan tetap mencintainya. Apakah Anda pernah mencoba latihan semacam ini? Ketika orang-orang melakukan latihan ini, mereka seringkali membandingkan perasaannya leganya seperti saat suatu beban berat telah dari pundak mereka.
Sebuah Beban Berat telah Terangkat
Film The Mission menceritakan kisah beberapa Yesuit yang bekerja dengan Suku Guarani di Amerika Selatan pada abad keenam belas dan ketujuh belas. Robert de Niro berperan sebagai seorang mantan tentara yang memperbudak Suku Guarani. Setelah menyesal dan menjadi seorang Yesuit, sebagai bentuk pertobatnya, ia memilih untuk memanggul di bahunya baju besi dan senjata miliknya dalam perjalanannya kembali sebagai seorang Yesuit mendaki ke tempat tinggal Suku Guarani. Itu merupakan pendakian yang sulit. Ketika tiba di puncak, seorang Guarani berlari ke arahnya sambil memegang parang. Anda berpikir bahwa orang itu akan membunuh musuh lamanya, tetapi sebaliknya dia memotong beban itu, yang kemudian jatuh ke dalam jurang di belakang de Niro. De Niro mulai tertawa dan menangis dengan lega, dan mereka berdua berangkulan. Adegan itu menangkap kelegaan karena pengampunan, saat anda tahu bahwa Dia yang mengampuni mengenal kita luar dalam.
Salah satu disiplin rohani yang penting untuk kesehatan jiwa dalam program Dua Belas Langkah[4] muncul dalam Langkah Keempat dan Kelima: “Lakukan sebuah pencarian dan inventarisasi moral tanpa takut terhadap diri kita sendiri” dan “Akui pada Tuhan, pada diri sendiri dan pada orang lain sifat yang sebenarnya dari kesalahan kita.” Sekali lagi, apabila Anda pernah berpartisipasi, baik sebagai seorang pecandu atau sebagai sesama manusia, Anda tahu bahwa langkah-langkah ini menuju kepada suatu perasaan lega dan bebas yang luar biasa.
Persahabatan yang mendalam dengan Tuhan tidak pernah berakhir sebab baik Tuhan maupun manusia merupakan misteri yang tak terselami. Kita memiliki waktu seumur hidup dan seluruh keabadian untuk terus belajar dan mengenali satu sama lainnya. Anda mungkin terkejut karena saya menggabungkan manusia dengan Tuhan sebagai misteri yang tak terselami. Bagaimana pun, kita diciptakan dalam citra dan serupa dengan Allah. Tentu saja, kita tidak seperti misteri tak terbatas yang merupakan sifat Tuhan itu, tetapi kita merupakan bagian dari misteri itu. Terlebih lagi, kita sendiri merupakan misteri. Saat kita menumbuhkan kedekatan dengan Tuhan, kita menemukan lebih banyak bagian dari diri kita muncul ke permukaan. Dan kita dapat saja enggan untuk menunjukkan beberapa hal kepada Tuhan. Jadi, tantangan untuk keterbukaan, untuk pengungkapan kebenaran, akan selalu menyertai kita.
(Lusia Nainggolan)
[1] Organisasi Internasional untuk orang yang memiliki IQ tinggi (penerj.)
[2] Organisasi persaudaraan yang beranggotakan orang Katolik Irlandia (penerj.)
[3] Percakapan yang intim dan langsung dengan Tuhan. Bagian dari Latihan Rohani Ignasian. (penerj.)
[4] Program pemulihan personal yang dianjurkan pada anggota Alcoholic Anonymous (penerj.)
Kamis, 04 Desember 2014
A "Bread" for our Soul: Refleksi menuju Natal.
Refleksi menuju Natal.
Saat menjelang Natal adalah saat penantian yang penuh pengaharapan; di mana kita sebagai Gereja Tuhan (yang adalah mempelai Kristus), menghiasi manusia rohani kita. Apakah masih ada kekeringan / kematian rohani atau noda dosa saat menyambut kelahiran Kristus? Apakah masih ada luka di hati dan kerut di wajah kita, bertanyalah, sudah layakkah kita untuk tampil di pelaminan dalam acara pesta perkawinan Anak Domba dengan membawa raga yang berhiaskan kepenuhan rohani akan kerinduan, kecintaan, pengharapan kita kepada pribadi yang akan lahir, Pribadi Mulia yang penuh kasih, Yesus Kristus?
Ada beberapa pesan Natal yang perlu kita renungkan bersama:
1. Natal adalah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia secara jasmani. Namun Yesus Kristus adalah Dia yang lahir dari Roh Allah yang Kudus.
Kelahiran adalah dimulainya suatu kehidupan baru di bumi. Sama seperti Yesus lahir ke dunia ini, Yesus lahir secara jasmani. Namun, Yesus juga lahir dari Roh Kudus.
Marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing: sudahkah kita juga lahir kembali dari Roh Kudus sehingga ada realitas kehidupan Allah nyata bekerja dalam hidup kita? Seperti Sabda Yesus:
"...jawab Yesus: ""Kamu harus dilahirkan kembali, apa yang dilahirkan dari roh adalah roh, apa yang dilahirkan daging adalah daging. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air & Roh, ia tdk dpt masuk ke dlm kerajaan Allah.....Aku berkata kepadamu, kamu harus dilahirkan kembali (dari air & Roh Allah)." (Yoh 3: 1- 7)
Dilahirkan kembali dari air adalah melalui pembaptisan yang dilakukan oleh Romo / Pastur terhadap kita. Dilahirkan kembali dari Roh adalah penyerahan diri seutuhnya kepada Yesus (melalui pertobatan total dan memohon rahmat kasihNya), lalu menerima curahan Roh Kudus, hal ini disebut sebagai pembaptisan Roh Kudus dan yang membaptis adalah Tuhan Yesus sendiri kepada kita.
Dengan terlahir dari Roh Kudus, maka kita mendapat penyertaan nyata dari Roh Kudus yang memimpin kita kepada seluruh kebenaran, dan Yesus melalui kuasa Roh Kudus leluasa bekerja membentuk diri dan hidup kita seturut dengan rencana kebaikanNya dalam hidup kita. Sehingga kita dapat disebut sebagai Manusia ciptaan baru, di mana semua hidup yang lama telah berlalu dan kehidupan kita menjadi baru dalam diri Yesus Kristus, yang datang dan nyata bertahta dalam hidup kita melalui persekutuan dengan Roh Kudus.
Pertanyaan untuk kita renungkan sebagai umat Tuhan adalah: sudahkah kita lahir dari Roh-Nya, sehingga kita dapat memulai sesuatu yang baru di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita?
Kehidupan baru dimulai ketika kita mengundang Yesus masuk secara pribadi ke dalam hidup kita, sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita (melalui komitmen pertobatan yang tulus dan penyerahan diri). Kehidupan baru terbentuk saat kita menjadikan Yesus sebagai pusat kehidupan kita, menjadikan Yesus sebagai sahabat kita, menerima segala kasih karuniaNya dengan hati terbuka, rendah hati dan sukacita.
Kehidupan baru terbentuk saat kita berkomitmen menanggalkan manusia lama kita yang ber-antribut segala hal duniawi dan karakter yang tidak baik. Kehidupan baru terbentuk saat kita menyadari siapa kita (dari debu kembali menjadi debu), sehingga mau dengan rendah hati belajar menanggapi karya kasih dan keselamatan Allah dalam diri kita dengan memberikan respon yang baik, bekerja sama dengan Allah, dalam Ia membentuk diri kita menjadi serupa dengan karakter PutraNya, Yesus Kristus. Dan kehidupan baru terbina dengan menerima Yesus dan menjalankan segala bimbinganNya melalui firman dan jalan kebenaranNya.
Sudahkah kita terlahir kembali dari RohNya, Yesus Kristus? Sudahkah kita memulai membentuk kehidupan baru bersamaNya, sudahkan dengan rendah hati kita mau dibentuk menjadi serupa dengan karakterNya?
2. Natal memberi pengharapan.
Kelahiran Tuhan Yesus di bumi memberikan suatu pengharapan baru bagi seluruh umat manusia yang selama ini hidup dalam perbudakan dan dijajah oleh dosa, maut dan kebinasaan akibat dosa-dosanya.
Dalam Matius 4:16: "Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang.”
Ada sesuatu yang selama ini terjadi di seluruh dunia, yaitu ketakutan & keputus-asaan; seperti takut sakit, takut gagal, takut akan masa depan bahkan takut menjalani hidup. Dan ini yang membuat manusia semakin hilang akal dan nekat dalam dosa dan kejahatan. Seperti yang sering kita dengar bahwa banyak sekali tindak kejahatan yang sudah diluar dari peri kemanusiaan, kejahatan yang dilakukan dengan cara yang amat keji dan kejam. Ketakutan telah membunuh lebih banyak manusia dibanding dengan yang lainnya. Seperti contoh: ketakutan mendorong seorang ibu yang mempunyai masalah ekonomi, melemparkan ketiga anaknya dari lantai 14, lalu kemudian ibu itu sendiri bunuh diri dengan terjun dari gedung itu. Sungguh, hal-hal ini terjadi karna ketakutan dan hidup tanpa harapan.
Bahkan dikarenakan masalah ekonomi atau ketidakpuasan atau demi jalan singkat memenuhi segala kebutuhan, maka manusia dengan sadar menjatuhkan diri dalam keberdosaan dengan menghalalkan segala cara yang salah demi terpenuhi apa yang di-inginkan. Walaupun mereka tau akibat yang harus mereka per-tanggung jawabkan atas dosa / kesalahan mereka, namun mereka seakan tidak perduli karna seolah tidak ada jalan lain lagi.
Tetapi Yesus lahir memberi pengharapan. Yesus datang kedalam hidup kita untuk member kelimpahan. Seperti sabdaNya:
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10)
Yesus juga memberikan harapan untuk setiap manusia dapat hidup di masa depan dengan segala pengharapan, keberhasilan dan kemenangan. Bahkan tiada yang mustahil bagiNya yang akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera dan kelimpahan berkat di bumi hingga di surge.
Dalam Yesaya 60:1: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab Terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu" > Dengarlah seruannya: Hi, Umat Tuhan bangkitlah! Biarlah terangmu memancar atasmu dan kemuliaan Tuhan bersinar lewat hidupmu, karena terang itu sudah lahir di bumi, di hati, di Gereja, di setiap orang yang membuka hati untuk-Nya dan menerimaNya sebagai Terang, Kasih, dan Juru Selamatmu.
Sudahkah kita menerima pengharapan nyata melalui kelahiran Kristus?
3. Natal adalah menerima Terang dan menjadikan hidup kita benderang
SabdaNya: "Terang itu sudah datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai gelap daripada terang, sbab perbuatan mereka jahat. Setiap org yang berbuat jahat benci pada terang & tidak mau datang kepada terang supaya perbuatannya yang jahat jangan kelihatan. Tetapi orang yang mengasihi Allah datang kepada terang supaya menjadi nyata bahwa apa yg dilakukannya itu adalah menurut kehendak Allah." (Yoh 3 : 19-21)
" Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 7:21).
Natal adalah kelahiran Sang Terang.
Kita manusia percaya yang beriman kepada Sang Kritus, akan menghayati Natal sebagai lahirnya kembali Sang Terang dalam hidup kita. Dan yang terutama adalah, menjadi moment dimana diri dan hidup kita menjadi ‘terang’ dan benderang.
Menjadi ‘terang’ adalah hidup mengasihi dan menerima Yesus sebagai Sang Terang, sehingga bersamaNya, kita hidup dalam bimbingan dan genggamanNya, demi menuju pada kebenaran dan keselamatan.
Menjadi ‘benderang” adalah kita yang telah menerima Terang dalam hidup kita melalui diri Yesus Kristus, juga menjadi ‘benderang atau bersinar’ dalam kehidupan kita, yaitu dengan menjadi anak-anak Allah yang sejati dengan hidup melakukan segala hal yang seturut dengan kehendak Allah dalam jalan kasih dan kebenaran Allah.
Sehingga kita yang ‘terang dan benderang’, akan dimampukan menjadi penyalur terangNya kepada sekeliling kita dan menerangi mereka.
Tanda nyata bahwa hidup kita telah menerima Terang dan menjadi terangNya, adalah hidup yang menghasilkan buah-buah Roh Kudus yaitu: ”Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri.” (Galatia 5:22-23)
Sudahkah buah-buah Roh tersebut menghiasi setiap perkataan, sikap dan perbuatan sehari-hari kita? Sudahkah hidup dalam buah-buah Roh tersebut menjadi nyata dalam hidup kita sehingga sekeliling kita juga mendapat berkat dari setiap perkataan dan perbuatan kita?
4. Natal artinya menerima untuk memberi.
Natal berbicara tentang misi Allah Bapa bagi dunia, yaitu Bapa di Surga mengutus Putra-Nya ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus. 2000 tahun yang lalu Bapa kita menaburkan benih yang kekal yaitu Firman Allah ke dalam dunia. Firman itu adalah Tuhan Yesus sendiri.
Benih itu telah jatuh ke dalam tanah dan mati, sehingga lewat satu benih itu lahir tuaian, yaitu seluruh umat Tuhan. Yaitu umat Tuhan yang bertobat, percaya dan menerima kasih + keselamatan yang Bapa berikan kepada kita melalui diri Tuhan Yesus Kristus. Bukan cuma itu, tetapi benih itu juga menghasilkan benih baru yang baik yaitu kita semua, anak-anak Allah.
Bapa menghendaki, atas dasar kasihNya kepada seluruh umat manusia, kita yang telah menerima Sang Terang, juga bersama berbagi terang kepada sesama. Kita berbagi melalui pemberian diri dalam perbuatan kasih yang nyata kepada sekeliling kita dan sesama kita. Jadilah terang di tempat gelap, jadilah sinar yang menerangi setiap hal yang kusam dan tak ber-pengharapan, agar siapapun yang memandang kita, akan melihat terang dan mendapati terang itu sebagai jalan kasih, pengharapan dan keselamatannya juga.
Sudahkah kita memberi dan berbagi dengan hal yang terbaik yang kita mampu (melalui sikap, perkataan, perbuatan kasih yg nyata dan pemberian diri); agar sekeliling kita juga melihat dan menerima Kasih & Terang, demi keselamatan mereka di bumi hingga ke surga?
MAKNA NATAL YANG SESUNGGUHNYA
Natal, adalah saat dimana semua umat Kristiani menyambutnya dalam segala suasana yang penuh dengan kegembiraan. Bahkan sebulan sebelumnya, dimanapun kita berada, kita bisa melihat pemandangan indah seputar Natal, dengan segala sesuatunya dihiasi dengan ornament Natal; antara lain banyak pohon natal yg dihias dengan indah, terlihat banyak lilin yang dinyalakan, di beberapa tempat (mall, resto atau hotel) dibuat hiasan seperti di suatu tempat yang bersalju dengan pemandangan gunung yg indah, bahkan ada hiasan Sinterklas yang datang bersama kereta rusa terbangnya dengan membawa banyak hadiah.
Sungguh, suasana menyambut Natal adalah sangat indah dan penuh dengan excitement dalam kegembiraan & kemeriahan.
Dalam masa Natal, pohon terang dan lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus.Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap, terang yang mengalahkan kegelapan.
Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama, kehadiranNya telah dinubuatkan oleh para Nabi.
Seperti dalam Yesaya 9 : 1-6, “terang yang besar” yaitu Kristus: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9 : 1-6).
Dan Allah Bapa melakukan pemenuhan janjiNya akan kasih dan keselamatan kepada seluruh umat manusia; dimana nubuat para Nabi tergenapi dengan lahirnya Sang Kasih, Sang Terang Sejati, Yesus Kristus.
Dalam Yohanes 1 : 1-18:” Kristus sebagai terang manusia”: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” (Yohanes 1 : 1-18)
Apa makna kelahiran Yesus bagi dunia ini? Dulu hingga kini?
Dalam Perjanjian Lama, Nabi Yesaya memaknai kelahiran Yesus sebagai datangnya terang besar bagi bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Pada waktu itu bangsa Israel sedang berada di ambang kehancuran karena mereka di bawah penaklukan Asyur sebagai akibat dari dosa mereka sendiri. Alkitab sering memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa, hukuman, kesukaran, ketidakpastian,kebinasaan dan kematian. Sebaliknya, Akitab memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal, keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang baik. Inilah yang dianugerahkan Tuhan, "...atasnya terang telah bersinar." Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus.
Seluruh umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal. Kini keselamatan sejati telah diberikan kepada kita. Di dalam diri Yesus, Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit. Dalam diri Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan terang yang ajaib.
Siapa terang ajaib itu?
Tuhan Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).
Dalam hal ini Yesus sedang menegaskan otoritas keilahianNya sekaligus tindakan penyelamatanNya bagi umat manusia. Jadi, Yesus adalah Sumber Terang itu sendiri; Yesus adalah Sang Terang itu sendiri. Dia yang memberikan terang & Yang menerangi, karena Ia telah mengalahkan kegelapan melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya.
Tertulis: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes1:4-5). Yesus adalah hadiah terindah dari Sorga bagi umat manusia, karena di dalam Dia tidak ada lagi kegelapan, melainkan ada terang, pengharapan dan kehidupan kekal! Praise the Lord.
Apakah makna Natal bagi kita umat Allah yang diberkati dengan masih diberi-Nya kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga kini, di akhir tahun ini?
Dari tahun ke tahun, Natal dirayakan dengan segala kemeriahan bahkan kemewahan, banyak dana dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di kota-kota. Dan hampir setiap kita ikut sibuk mendadani diri sendiri dengan baju baru dan segala assesories (barang-barang) yang baru dan gemerlap. Hal ini tidaklah salah, namun sayangnya, banyak dari kita hanya berhenti sampai disini, yaitu memaknai Natal dgn hal-hal lahiriah yang hanya memberi manfaat bagi diri sendiri, dan hanya sesaat saja.
Seringkali, pada bulan Natal seperti ini kita disibukkan dengan segala macam kegiatan atau acara yang banyak menyita waktu, tenaga, bahkan uang kita. Kita sering terjebak untuk lebih menghiasi hal-hal yang bersifat lahiriah, sementara manusia batiniah kita penuh dengan hal-hal yang hanya duniawi, jiwa kita kering kerontang, hidup kita jauh dari Allah dan kebenaranNya, dan bahkan hidup kerohanian kita merosot dan hampa.
Yesus menegur hal ini melalui tegurannya kepada orang Farisi dan Saduki:"Bangsa ini mendekat dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku" (Matius 15:8-9). Bahkan lebih keras lagi Yesus berkata, "Sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan ... Sebab kamu seperti kubur yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih nampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran" (Matius 23:25-27).
Hal ini dikarenakan ada satu hal yang seringkali kita lupakan, yaitu menghiasi diri kita sendiri dengan makna yang sejati. Dalam Injil, kita diingatkan: "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah yaitu dengan memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak dapat binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram dan berharga dimata Allah". (1 Petrus 3:3-4)
Yesus lahir dalam kesederhanaan. Dia adalah Raja, Raja yang Mulia, yang datang dari surga mulia, yang datang dari Allah pemilik alam semesta; jadi sebenarnya Dia dapat memilih tempat dimana Dia akan dilahirkan. Dia bisa saja memilih istana yang megah dan penuh keindahan, tetapi sebaliknya Dia memilih kandang domba yang sangat tidak nyaman, belum lagi udara dingin yang menerpa dan tidak adanya lampu penerangan yang cukup.Dia bisa saja memilih untuk diletakkan di pembaringan yang empuk, tapi Dia justru memilih palungan. Dia bisa saja memilih sutra termahal untuk menyelimuti-Nya -- ingat, Dia Raja dan Tuhan -- tetapi Dia membiarkan kain lampin yang kasar dan sederhana membungkus-Nya. Saat Dia lahir, bisa saja Dia mengundang pembesar dan golongan bangsawan untuk datang melihat-Nya, tetapi Dia justru memilih para gembala yang polos dan sederhana, sebagai tamu kehormatanNya.
Marilah sejenak kita me-reflesikan kembali saat indah dulu di Betlehem, Sementara semua penduduk desa kecil itu sudah tertidur pulas, di suatu tempat, tepatnya di sebuah kandang sederhana, terlihat Yusuf dengan Maria yang sedang menggendong Sang Mesias.Serombongan gembala datang dengan ekspresi gembira yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Suasana di sana begitu hangat, tenang, teduh dan dipenuhi kedamaian yang tak terkatakan. Natal pertama sungguh diwarnai dengan sukacita Ilahi dan kedamaian, karna Sang Mesias, Sang Terang, Sang Penyelamat yang telah diramalkan oleh para nabi sebelumnya, telah lahir ke dunia.
Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, menerima kehadiran Kristus dalam jiwa yang penuh dengan kerinduan, menikmati Kristus dalam kedamaian yangmembuat hati terasa indah, membuat jiwa terasa sejuk, yang menjadikan kita lebih peka terhadap suara-Nya dan menjadikan hidup kita terbuka menerima setiap rahmatNya yang indah.
Dan juga mampu merasakan Kristus dalam kesederhanaan, yang dapat menggugah jiwa kita untuk berempati terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, kepada mereka yang sedang menanggung beban atau masalah, kepada mereka yang sedang sakit& tidak berdaya (penderita sakit dan cacat), kepada mereka yang sedang merasa sendiri & tidak berpunya (seperti anak-anak di panti asuhan, oma opa di panti jompo), kepada mereka yang dilanda bencana danyang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan damai, sungguh mengusir jiwa yang gelisah dan galau, diubah menjadi jiwa yang damai dan penuh sukacita & pengharapan.
Karnanya, marilah kita mulai saat ini, melihat makna Natal dengan arti yang lebih mendalam.Yaitu masuklah dalam suasana Ilahi.Yaitu sebuah suasana kebersamaan dgn Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Ingatlah 1 hal, bahwa kita adalah orang-orang yang sangat special, yang dkasihi oleh Allah, Sang Maha Tinggi yang Mulia, dengan kasih yang nyata dan sempurna:“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16)
Allah Bapa, bukan mengutus malaikatNya, atau hanya mengutus orang-orang kudusNya untuk datang kepada kita; namun Allah Bapa, mengutus Putra TunggalNya sendiri untk hadir secara pribadi mendatangi setiap kita.Betapa kita sungguh berharga dan istimewa dibuatNya.
Natal yang berarti saat dimana Yesus lahir ke dunia ini, Dia bukan hanya lahir, namun Dia tinggal di dalam hati kita untuk selama-lamanya.Saat kita percaya dan menerimaNya mjd Tuhan dan Juru selamat kita, maka segala kasih karunia, berkat dan rahmatNya nyata diberikan dalam hidup kita dan kita menjadi milikNya yang akan disertaiNya sampai akhir jaman.
Ingatlah bahwa kita hanyalah manusia yang penuh dengan kelemahan, ketidak-berdayaan, kekurangan, kita adalah manusia yang tidak berjasa apa-apa, tidak punya apa-apa (karna semua yang ada pada kita adalah kepunyaanNya. Dan walau sebelumnya setiap kita adalah manusia yangberdosa, telah gagal &jatuh, namun Yesus datang menjadikan kita kembali berharga melalui kasih, penebusan dan keselamatanNya. Sungguh, bagi kita yang mau merendah hati, akan melihat betapa kita adalah sangat berharga bagi Allah yang dicintai dengan begitu sempurna, sejak di bumi hingga di surga.
Yesus adl cahaya kemuliaan Allah.:“Ia adalah Cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan.” (Ibrani 3: 2-9)
Yesus, adalah gambar wujud Allah yang sempurna. Saat kita memandang Yesus, kita juga memandang Allah. Sungguh Yesus adalah pribadi yg sempurna & mulia, maha tinggi; namun justru Dia lahir, dan secara pribadi tinggal, menyertai dan mengasihi kita yg berdosa. Bagaimana kita tdk merasa mjd special?
Natal adl kelahiran, awal dari kehadiran sebuah pribadi mulia, Yesus, sang kasih, yg datang ke dunia bagi kita. Yesus hadir membawa segala berkat bagi kita semua. Yaitu berkat di bumi yg siap Ia curahkan bagi kita semua. Yaitu damai sejahtera, sukacita, berkat kesembuhan, keberkahan,
Namun ingatlah, bahwa kelahiranNya adalah awal dari perjalanan karya kasih dan karya penyelamatanNya bagi kita yg berdosa ini melalui karya salibNya. Sehingga berkat di bumi, Yesus sempurnakan dengan berkat kekal sampai pada kehidupan bahagia di surga.
KarnaNya, sukacita yg kita rasakan, yg mungkin sebelumnya hanya sebatas pd sukacita lahiriah saja, kini telah ditambahkan menjadi sukacita Ilahi, yaitu sukacita karna kedatangan Yesus yang diawali melalui kelahiranNya (natal) itulah yang membawa setiap kita pada berkat kekal di bumi hingga di surga.
Kita sungguh istimewa karna dipilih dan diperkenankan menjadi anakNya yang diberikan sgala berkat dibumi hingga kehidupan kekal yang bahagia disurga, yang diawali dengan hadirnya Yesus, Tuhan kita, melalui Natal ini.
Seperti Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar baik kepada Bunda Maria. Maka Natal adl kabar baik. Karnanya, buatlah sgala kesempatan yg ada untk menceritakan kabar baik bagi smua orang. Namun terlebih dulu, resapilah kabar baik itu di dalam hidup kita, agar kabar baik yang kita terima ini, sungguh dapat membentuk kita menjadi manusia baru yang siap menerima berkat berlimpah di bumi hingga berkat kekal di surga.
Seperti Bunda Maria yang menjawab pesan Allah Bapa saat menerima pesan kasihNya melalui Malaikat Gabriel: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” > Jadilah pribadi yang rendah hati, belajarlah dari Sang Bunda yang penuh kasih, yang walapun ia adalah Bunda Allah, namun penuh kerendahan hati dan penyerahan total kepada kehendak Allah, dengan sepenuh niat baik untuk hidup berkenan dan menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah; yaitu hidup dalam kasih dan kebenaran Allah.
Selamat Natal.
Jadikanlah kelahiran Yesus sebagai tanda kelahiran kembali kita menjadi manusia baru yang hidup benar & berkenan sebagai anak-anak Allah.
Salam damai,
*A*
Langganan:
Postingan (Atom)