Refleksi menuju Natal.
Saat menjelang Natal adalah saat penantian yang penuh pengaharapan; saat menantikan Sang Terang akan terlahir kembali.
Namun, Natal yg sejati bukanlah hanya menantikanNya terlahir di bumi ini, namun terlahir dalam hati kita.
Jika kita bertanya, apakah yg dapat kita lakukan dalam masa penantian ini?
Yang
terbaik yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan dan menghiasi hati
kita, di mana kita sebagai Gereja Tuhan (yang adalah mempelai Kristus),
kita menghiasi manusia rohani kita.
Untk
mengawalinya, maka kita bisa bertanya: Apakah masih ada kekeringan /
kematian rohani atau noda dosa saat menyambut kelahiran Kristus? Apakah
masih ada luka di hati dan kerut di wajah kita, bertanyalah, sudah
layakkah kita untuk tampil di pelaminan dalam acara pesta perkawinan
Anak Domba dengan membawa raga yang berhiaskan kepenuhan rohani akan
kerinduan, kecintaan, pengharapan kita kepada pribadi yang akan lahir,
Pribadi Mulia yang penuh kasih, Yesus Kristus?
Ketahuilah
bahwa masa penantian Natal, bukan hanya hanya kita isi dengan menunggu
tanpa melakukan sesuatu. Namun masa penantian ini hendaknya kita isi
dengan penantian sepenuhnya dengan sikap penuh kewaspadaan, diri yang
penuh koreksi dan pemurnian, hati penuh dengan kerinduan, dan jiwa yang
terbuka akan Sang Terang yang akan masuk kedalam jiwa kita.
Ada beberapa pesan Natal yang perlu kita renungkan bersama:
1. Natal
adalah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia secara jasmani. Namun
Yesus Kristus adalah Dia yang lahir dari Roh Allah yang Kudus.
Kelahiran
adalah dimulainya suatu kehidupan baru di bumi. Sama seperti Yesus
lahir ke dunia ini, Yesus lahir secara jasmani. Namun, Yesus juga lahir
dari Roh Kudus.
Marilah kita bertanya kepada diri kita
masing-masing: sudahkah kita juga lahir kembali dari Roh Kudus sehingga
ada realitas kehidupan Allah nyata bekerja dalam hidup kita? Seperti
Sabda Yesus:
"...jawab Yesus: ""Kamu harus
dilahirkan kembali, apa yang dilahirkan dari roh adalah roh, apa yang
dilahirkan daging adalah daging. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seseorang tidak dilahirkan dari air & Roh, ia tdk dpt masuk ke dlm
kerajaan Allah.....Aku berkata kepadamu, kamu harus dilahirkan kembali
(dari air & Roh Allah)." (Yoh 3: 1- 7)
Dilahirkan
kembali dari air adalah melalui pembaptisan yang dilakukan oleh Romo /
Pastur terhadap kita. Dilahirkan kembali dari Roh adalah penyerahan diri
seutuhnya kepada Yesus (melalui pertobatan total dan memohon rahmat
kasihNya), lalu menerima curahan Roh Kudus, hal ini disebut sebagai
pembaptisan Roh Kudus dan yang membaptis adalah Tuhan Yesus sendiri
kepada kita.
Dengan terlahir dari Roh Kudus, maka kita
mendapat penyertaan nyata dari Roh Kudus yang memimpin kita kepada
seluruh kebenaran, dan Yesus melalui kuasa Roh Kudus leluasa bekerja
membentuk diri dan hidup kita seturut dengan rencana kebaikanNya dalam
hidup kita. Sehingga kita dapat disebut sebagai Manusia ciptaan baru, di
mana semua hidup yang lama telah berlalu dankehidupan kita menjadi baru
dalam diri Yesus Kristus, yang datang dan nyata bertahta dalam hidup
kita melalui persekutuan dengan Roh Kudus.
Pertanyaan
untuk kita renungkan sebagai umat Tuhan adalah: sudahkah kita lahir dari
Roh-Nya, sehingga kita dapat memulai sesuatu yang baru di dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita?
Kehidupan baru dimulai ketika kita
mengundang Yesus masuk secara pribadi ke dalam hidup kita, sebagai Tuhan
dan Juru Selamat kita (melalui komitmen pertobatan yang tulus dan
penyerahan diri). Kehidupan baru terbentuk saat kita menjadikan Yesus
sebagai pusat kehidupan kita, menjadikan Yesus sebagai sahabat kita,
menerima segala kasih karuniaNya dengan hati terbuka, rendah hati dan
sukacita.
Kehidupan baru terbentuk saat kita
berkomitmen menanggalkan manusia lama kita yang ber-antribut segala hal
duniawi dan karakter yang tidak baik. Kehidupan baru terbentuk saat kita
menyadari siapa kita (dari debu kembali menjadi debu), sehingga mau
dengan rendah hati belajar menanggapi karya kasih dan keselamatan Allah
dalam diri kita dengan memberikan respon yang baik, bekerja sama dengan
Allah, dalam Ia membentuk diri kita menjadi serupa dengan karakter
PutraNya, Yesus Kristus. Dan kehidupan baru terbina dengan menerima
Yesus dan menjalankan segala bimbinganNya melalui firman dan jalan
kebenaranNya.
Sudahkah kita terlahir kembali
dari RohNya, Yesus Kristus? Sudahkah kita memulai membentuk kehidupan
baru bersamaNya, sudahkan dengan rendah hati kita mau dibentuk menjadi
serupa dengan karakterNya?
2. Natal memberi pengharapan.
Kelahiran
Tuhan Yesus di bumi memberikan suatu pengharapan baru bagi seluruh umat
manusia yang selama ini hidup dalam perbudakan dan dijajah oleh dosa,
maut dan kebinasaan akibat dosa-dosanya.
Dalam Matius 4:16: "Bangsa
yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar bagi mereka
yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang.”
Ada
sesuatu yang selama ini terjadi di seluruh dunia, yaitu ketakutan &
keputus-asaan; seperti takut sakit, takut gagal, takut akan masa depan
bahkan takut menjalani hidup. Dan ini yang membuat manusia semakin
hilang akal dan nekat dalam dosa dan kejahatan. Seperti yang sering kita
dengar bahwa banyak sekali tindak kejahatan yang sudah diluar dari peri
kemanusiaan, kejahatan yang dilakukan dengan cara yang amat keji dan
kejam. Ketakutan telah membunuh lebih banyak manusia dibanding dengan
yang lainnya. Seperti contoh: ketakutan mendorong seorang ibu yang
mempunyai masalah ekonomi, melemparkan ketiga anaknya dari lantai 14,
lalu kemudian ibu itu sendiri bunuh diri dengan terjun dari gedung itu.
Sungguh, hal-hal ini terjadi karna ketakutan dan hidup tanpa harapan.
Bahkan
dikarenakan masalah ekonomi atau ketidakpuasan atau demi jalan singkat
memenuhi segala kebutuhan, maka manusia dengan sadar menjatuhkan diri
dalam keberdosaan dengan menghalalkan segala cara yang salah demi
terpenuhi apa yang di-inginkan. Walaupun mereka tau akibat yang harus
mereka per-tanggung jawabkan atas dosa / kesalahan mereka, namun mereka
seakan tidak perduli karna seolah tidak ada jalan lain lagi.
Tetapi Yesus lahir memberi pengharapan. Yesus datang kedalam hidup kita untuk member kelimpahan. Seperti sabdaNya:
“Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.” (Yohanes 10:10)
Yesus
juga memberikan harapan untuk setiap manusia dapat hidup di masa depan
dengan segala pengharapan, keberhasilan dan kemenangan. Bahkan tiada
yang mustahil bagiNya yang akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh
dengan damai sejahtera dan kelimpahan berkat di bumi hingga di surge.
Dalam Yesaya 60:1: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab Terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu" > Dengarlah seruannya: Hi, Umat
Tuhan bangkitlah! Biarlah terangmu memancar atasmu dan kemuliaan Tuhan
bersinar lewat hidupmu, karena terang itu sudah lahir di bumi, di hati,
di Gereja, di setiap orang yang membuka hati untuk-Nya dan menerimaNya
sebagai Terang, Kasih, dan Juru Selamatmu.
Sudahkah kita menerima pengharapan nyata melalui kelahiran Kristus?
3. Natal adalah menerima Terang dan menjadikan hidup kita benderang
SabdaNya: "Terang
itu sudah datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai gelap daripada
terang, sbab perbuatan mereka jahat. Setiap org yang berbuat jahat
benci pada terang & tidak mau datang kepada terang supaya
perbuatannya yang jahat jangan kelihatan. Tetapi orang yang mengasihi
Allah datang kepada terang supaya menjadi nyata bahwa apa yg
dilakukannya itu adalah menurut kehendak Allah." (Yoh 3 : 19-21)
"
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku
yang di sorga. (Matius 7:21).
Natal adalah kelahiran Sang Terang.
Kita
manusia percaya yang beriman kepada Sang Kritus, akan menghayati Natal
sebagai lahirnya kembali Sang Terang dalam hidup kita. Dan yang terutama
adalah, menjadi moment dimana diri dan hidup kita menjadi ‘terang’ dan
benderang.
Menjadi ‘terang’ adalah hidup mengasihi dan
menerima Yesus sebagai Sang Terang, sehingga bersamaNya, kita hidup
dalam bimbingan dan genggamanNya, demi menuju pada kebenaran dan
keselamatan.
Menjadi ‘benderang” adalah kita yang telah
menerima Terang dalam hidup kita melalui diri Yesus Kristus, juga
menjadi ‘benderang atau bersinar’ dalam kehidupan kita, yaitu dengan
menjadi anak-anak Allah yang sejati dengan hidup melakukan segala hal
yang seturut dengan kehendak Allah dalam jalan kasih dan kebenaran
Allah.
Sehingga kita yang ‘terang dan benderang’, akan
dimampukan menjadi penyalur terangNya kepada sekeliling kita dan
menerangi mereka.
Tanda nyata bahwa hidup kita telah menerima
Terang dan menjadi terangNya, adalah hidup yang menghasilkan buah-buah
Roh Kudus yaitu: ”Kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan
diri.” (Galatia 5:22-23)
Sudahkah
buah-buah Roh tersebut menghiasi setiap perkataan, sikap dan perbuatan
sehari-hari kita? Sudahkah hidup dalam buah-buah Roh tersebut menjadi
nyata dalam hidup kita sehingga sekeliling kita juga mendapat berkat
dari setiap perkataan dan perbuatan kita?
4. Natal artinya menerima untuk memberi.
Natal
berbicara tentang misi Allah Bapa bagi dunia, yaitu Bapa di Surga
mengutus Putra-Nya ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus. 2000 tahun yang
lalu Bapa kita menaburkan benih yang kekal yaitu Firman Allah ke dalam
dunia. Firman itu adalah Tuhan Yesus sendiri.
Benih itu
telah jatuh ke dalam tanah dan mati, sehingga lewat satu benih itu
lahir tuaian, yaitu seluruh umat Tuhan. Yaitu umat Tuhan yang bertobat,
percaya dan menerima kasih + keselamatan yang Bapa berikan kepada kita
melalui diri Tuhan Yesus Kristus. Bukan cuma itu, tetapi benih itu juga
menghasilkan benih baru yang baik yaitu kita semua, anak-anak Allah.
Bapa
menghendaki, atas dasar kasihNya kepada seluruh umat manusia, kita yang
telah menerima Sang Terang, juga bersama berbagi terang kepada sesama.
Kita berbagi melalui pemberian diri dalam perbuatan kasih yang nyata
kepada sekeliling kita dan sesama kita. Jadilah terang di tempat gelap,
jadilah sinar yang menerangi setiap hal yang kusam dan tak
ber-pengharapan, agar siapapun yang memandang kita, akan melihat terang
dan mendapati terang itu sebagai jalan kasih, pengharapan dan
keselamatannya juga.
Sudahkah kita memberi dan
berbagi dengan hal yang terbaik yang kita mampu (melalui sikap,
perkataan, perbuatan kasih yg nyata dan pemberian diri); agar sekeliling
kita juga melihat dan menerima Kasih & Terang, demi keselamatan
mereka di bumi hingga ke surga?
MAKNA NATAL YANG SESUNGGUHNYA
Natal,
adalah saat dimana semua umat Kristiani menyambutnya dalam segala
suasana yang penuh dengan kegembiraan. Bahkan sebulan sebelumnya,
dimanapun kita berada, kita bisa melihat pemandangan indah seputar
Natal, dengan segala sesuatunya dihiasi dengan ornament Natal; antara
lain banyak pohon natal yg dihias dengan indah, terlihat banyak lilin
yang dinyalakan, di beberapa tempat (mall, resto atau hotel) dibuat
hiasan seperti di suatu tempat yang bersalju dengan pemandangan gunung
yg indah, bahkan ada hiasan Sinterklas yang datang bersama kereta rusa
terbangnya dengan membawa banyak hadiah.
Sungguh, suasana menyambut Natal adalah sangat indah dan penuh dengan excitement dalam kegembiraan & kemeriahan.
Dalam masa Natal,
pohon terang dan lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang
Kristus.Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap,
terang yang mengalahkan kegelapan.
Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama, kehadiranNya telah dinubuatkan oleh para Nabi.
Seperti dalam Yesaya 9 : 1-6, “terang yang besar” yaitu Kristus:
“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang
besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah
bersinar.Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang
besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu
panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.Sebab
seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan
untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai.” (Yesaya 9 : 1-6).
Dan
Allah Bapa melakukan pemenuhan janjiNya akan kasih dan keselamatan
kepada seluruh umat manusia; dimana nubuat para Nabi tergenapi dengan
lahirnya Sang Kasih, Sang Terang Sejati, Yesus Kristus.
Dalam Yohanes 1 : 1-18:” Kristus sebagai terang manusia”: “Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya
di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang
sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam
dunia.” (Yohanes 1 : 1-18)
Apa makna kelahiran Yesus bagi dunia ini? Dulu hingga kini?
Dalam
Perjanjian Lama, Nabi Yesaya memaknai kelahiran Yesus sebagai datangnya
terang besar bagi bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Pada waktu itu
bangsa Israel sedang berada di ambang kehancuran karena mereka di bawah
penaklukan Asyur sebagai akibat dari dosa mereka sendiri. Alkitab
sering memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa,
hukuman, kesukaran, ketidakpastian,kebinasaan dan kematian. Sebaliknya,
Akitab memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal,
keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang
baik. Inilah yang dianugerahkan Tuhan, "...atasnya terang telah bersinar." Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus.
Seluruh
umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu
hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal. Kini
keselamatan sejati telah diberikan kepada kita. Di dalam diri Yesus,
Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit. Dalam diri
Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan
terang yang ajaib.
Siapa terang ajaib itu?
Tuhan Yesus berkata, "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).
Dalam
hal ini Yesus sedang menegaskan otoritas keilahianNya sekaligus
tindakan penyelamatanNya bagi umat manusia. Jadi, Yesus adalah Sumber
Terang itu sendiri; Yesus adalah Sang Terang itu sendiri. Dia yang
memberikan terang & Yang menerangi, karena Ia telah mengalahkan
kegelapan melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya.
Tertulis: "Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu
bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes1:4-5).
Yesus adalah hadiah terindah dari Sorga bagi umat manusia, karena di
dalam Dia tidak ada lagi kegelapan, melainkan ada terang, pengharapan
dan kehidupan kekal! Praise the Lord.
Apakah makna
Natal bagi kita umat Allah yang diberkati dengan masih diberi-Nya
kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga
kini, di akhir tahun ini?
Dari tahun ke tahun, Natal
dirayakan dengan segala kemeriahan bahkan kemewahan, banyak dana
dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di
kota-kota. Dan hampir setiap kita ikut sibuk mendadani diri sendiri
dengan baju baru dan segala assesories (barang-barang) yang baru dan
gemerlap. Hal ini tidaklah salah, namun sayangnya, banyak dari kita
hanya berhenti sampai disini, yaitu memaknai Natal dgn hal-hal lahiriah
yang hanya memberi manfaat bagi diri sendiri, dan hanya sesaat saja.
Seringkali,
pada bulan Natal seperti ini kita disibukkan dengan segala macam
kegiatan atau acara yang banyak menyita waktu, tenaga, bahkan uang kita.
Kita sering terjebak untuk lebih menghiasi hal-hal yang bersifat
lahiriah, sementara manusia batiniah kita penuh dengan hal-hal yang
hanya duniawi, jiwa kita kering kerontang, hidup kita jauh dari Allah
dan kebenaranNya, dan bahkan hidup kerohanian kita merosot dan hampa.
Yesus menegur hal ini melalui tegurannya kepada orang Farisi dan Saduki:"Bangsa
ini mendekat dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku"
(Matius 15:8-9). Bahkan lebih keras lagi Yesus berkata, "Sebab cawan dan
pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh
dengan rampasan dan kerakusan ... Sebab kamu seperti kubur yang dilabur
putih, yang sebelah luarnya memang bersih nampaknya, tetapi yang sebelah
dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran" (Matius
23:25-27).
Hal
ini dikarenakan ada satu hal yang seringkali kita lupakan, yaitu
menghiasi diri kita sendiri dengan makna yang sejati. Dalam Injil, kita
diingatkan: "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah yaitu
dengan memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang
indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi
dengan perhiasan yang tidak dapat binasa yang berasal dari roh yang
lemah lembut dan tenteram dan berharga dimata Allah". (1 Petrus 3:3-4)
Yesus
lahir dalam kesederhanaan. Dia adalah Raja, Raja yang Mulia, yang
datang dari surga mulia, yang datang dari Allah pemilik alam semesta;
jadi sebenarnya Dia dapat memilih tempat dimana Dia akan dilahirkan. Dia
bisa saja memilih istana yang megah dan penuh keindahan, tetapi
sebaliknya Dia memilih kandang domba yang sangat tidak nyaman, belum
lagi udara dingin yang menerpa dan tidak adanya lampu penerangan yang
cukup.Dia bisa saja memilih untuk diletakkan di pembaringan yang empuk,
tapi Dia justru memilih palungan. Dia bisa saja memilih sutra termahal
untuk menyelimuti-Nya -- ingat, Dia Raja dan Tuhan -- tetapi Dia
membiarkan kain lampin yang kasar dan sederhana membungkus-Nya. Saat Dia
lahir, bisa saja Dia mengundang pembesar dan golongan bangsawan untuk
datang melihat-Nya, tetapi Dia justru memilih para gembala yang polos
dan sederhana, sebagai tamu kehormatanNya.
Marilah
sejenak kita me-reflesikan kembali saat indah dulu di Betlehem,
Sementara semua penduduk desa kecil itu sudah tertidur pulas, di suatu
tempat, tepatnya di sebuah kandang sederhana, terlihat Yusuf dengan
Maria yang sedang menggendong Sang Mesias.Serombongan gembala datang
dengan ekspresi gembira yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Suasana di sana begitu hangat, tenang, teduh dan dipenuhi kedamaian yang
tak terkatakan. Natal pertama sungguh diwarnai dengan sukacita Ilahi
dan kedamaian, karna Sang Mesias, Sang Terang, Sang Penyelamat yang
telah diramalkan oleh para nabi sebelumnya, telah lahir ke dunia.
Alangkah
indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan
Kristus dalam kesunyian, menerima kehadiran Kristus dalam jiwa yang
penuh dengan kerinduan, menikmati Kristus dalam kedamaian yangmembuat
hati terasa indah, membuat jiwa terasa sejuk, yang menjadikan kita lebih
peka terhadap suara-Nya dan menjadikan hidup kita terbuka menerima
setiap rahmatNya yang indah.
Dan juga mampu merasakan
Kristus dalam kesederhanaan, yang dapat menggugah jiwa kita untuk
berempati terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, kepada mereka
yang sedang menanggung beban atau masalah, kepada mereka yang sedang
sakit& tidak berdaya (penderita sakit dan cacat), kepada mereka yang
sedang merasa sendiri & tidak berpunya (seperti anak-anak di panti
asuhan, oma opa di panti jompo), kepada mereka yang dilanda bencana
danyang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan
damai, sungguh mengusir jiwa yang gelisah dan galau, diubah menjadi jiwa
yang damai dan penuh sukacita & pengharapan.
Karnanya,
marilah kita mulai saat ini, melihat makna Natal dengan arti yang lebih
mendalam.Yaitu masuklah dalam suasana Ilahi.Yaitu sebuah suasana
kebersamaan dgn Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Ingatlah
1 hal, bahwa kita adalah orang-orang yang sangat special, yang dkasihi
oleh Allah, Sang Maha Tinggi yang Mulia, dengan kasih yang nyata dan
sempurna:“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.”(Yohanes 3:16)
Allah
Bapa, bukan mengutus malaikatNya, atau hanya mengutus orang-orang
kudusNya untuk datang kepada kita; namun Allah Bapa, mengutus Putra
TunggalNya sendiri untk hadir secara pribadi mendatangi setiap
kita.Betapa kita sungguh berharga dan istimewa dibuatNya.
Natal
yang berarti saat dimana Yesus lahir ke dunia ini, Dia bukan hanya
lahir, namun Dia tinggal di dalam hati kita untuk selama-lamanya.Saat
kita percaya dan menerimaNya mjd Tuhan dan Juru selamat kita, maka
segala kasih karunia, berkat dan rahmatNya nyata diberikan dalam hidup
kita dan kita menjadi milikNya yang akan disertaiNya sampai akhir jaman.
Ingatlah
bahwa kita hanyalah manusia yang penuh dengan kelemahan,
ketidak-berdayaan, kekurangan, kita adalah manusia yang tidak berjasa
apa-apa, tidak punya apa-apa (karna semua yang ada pada kita adalah
kepunyaanNya. Dan walau sebelumnya setiap kita adalah manusia
yangberdosa, telah gagal &jatuh, namun Yesus datang menjadikan kita
kembali berharga melalui kasih, penebusan dan keselamatanNya. Sungguh,
bagi kita yang mau merendah hati, akan melihat betapa kita adalah sangat
berharga bagi Allah yang dicintai dengan begitu sempurna, sejak di bumi
hingga di surga.
Yesus adl cahaya kemuliaan Allah.:“Ia adalah
Cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan.” (Ibrani 3: 2-9)
Yesus,
adalah gambar wujud Allah yang sempurna. Saat kita memandang Yesus,
kita juga memandang Allah. Sungguh Yesus adalah pribadi yg sempurna
& mulia, maha tinggi; namun justru Dia lahir, dan secara pribadi
tinggal, menyertai dan mengasihi kita yg berdosa. Bagaimana kita tdk
merasa mjd special?
Natal adl kelahiran, awal dari
kehadiran sebuah pribadi mulia, Yesus, sang kasih, yg datang ke dunia
bagi kita. Yesus hadir membawa segala berkat bagi kita semua. Yaitu
berkat di bumi yg siap Ia curahkan bagi kita semua. Yaitu damai
sejahtera, sukacita, berkat kesembuhan, keberkahan,
Namun
ingatlah, bahwa kelahiranNya adalah awal dari perjalanan karya kasih dan
karya penyelamatanNya bagi kita yg berdosa ini melalui karya salibNya.
Sehingga berkat di bumi, Yesus sempurnakan dengan berkat kekal sampai
pada kehidupan bahagia di surga.
KarnaNya, sukacita yg
kita rasakan, yg mungkin sebelumnya hanya sebatas pd sukacita lahiriah
saja, kini telah ditambahkan menjadi sukacita Ilahi, yaitu sukacita
karna kedatangan Yesus yang diawali melalui kelahiranNya (natal) itulah
yang membawa setiap kita pada berkat kekal di bumi hingga di surga.
Kita
sungguh istimewa karna dipilih dan diperkenankan menjadi anakNya yang
diberikan sgala berkat dibumi hingga kehidupan kekal yang bahagia
disurga, yang diawali dengan hadirnya Yesus, Tuhan kita, melalui Natal
ini.
Seperti Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar
baik kepada Bunda Maria. Maka Natal adl kabar baik. Karnanya, buatlah
sgala kesempatan yg ada untk menceritakan kabar baik bagi smua orang.
Namun terlebih dulu, resapilah kabar baik itu di dalam hidup kita, agar
kabar baik yang kita terima ini, sungguh dapat membentuk kita menjadi
manusia baru yang siap menerima berkat berlimpah di bumi hingga berkat
kekal di surga.
Seperti Bunda Maria yang menjawab pesan Allah Bapa
saat menerima pesan kasihNya melalui Malaikat Gabriel: “Aku ini hamba
Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” > Jadilah pribadi yang
rendah hati, belajarlah dari Sang Bunda yang penuh kasih, yang walapun
ia adalah Bunda Allah, namun penuh kerendahan hati dan penyerahan total
kepada kehendak Allah, dengan sepenuh niat baik untuk hidup berkenan dan
menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah; yaitu hidup dalam kasih
dan kebenaran Allah.
Selamat menantikan Natal.
Jadikanlah
kelahiran Yesus sebagai tanda kelahiran kembali kita menjadi manusia
baru yang hidup benar & berkenan sebagai anak-anak Allah.
Salam damai,
*A*
Sebuah Blog tempat kami berbagi Kasih Tuhan kepada seluruh sahabat. Tempat kami ber-sharing tentang kasih, harapan, kebenaran, apa dan bagaimana meraih kehidupan yang terbaik dan indah, di dalam Tuhan, dan bersama seluruh keluarga dan sahabat.
Novena Kanak-Kanak Yesus
Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat
Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat Mari kita bersama mendoakan Novena Kanak Kanak Yesus dalam menyambut kelahir...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar