Hanya
domba-domba-Ku yang mendengarkan Aku.
Sabda Yesus: "Aku telah
mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang
Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut
mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar
dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10: 26-30)
Yesus mengatakan bahwa hanya domba-dombaNya
yang bisa mengenali & mendengar suara dan panggilanNya, dan yang akan
datang menghampiri Gembalanya jika mendengar suaraNya. Dan domba-domba itu akan
selalu ingat pada Gembalanya dan seruanNya.
Kita adalah domba-domba, dan Yesus adalah Sang
Gembala kita yang mulia. Kita bisa mendengar dan menghampiri Dia, hanya melalui
terang iman. Tentunya dalam iman yang hidup.
Iman melibatkan ingatan. Karna mengingat
adalah berusaha terus membangun relasi baik dengan yang diingat.
Demikian juga iman, iman-lah yang mengingatkan
kita kepada sgala pemahaman rohani, yaitu: kebenaran, kemurahan hati, pengampunan,
pengorbankan diri untuk orang lain, mengasihi orang lain bahkan mengasihi mereka
yang sudah menyakiti kita; dan terutama iman mengingatkan kita untuk slalu kembali,
mengasihi & melekat pada Allah dalam segala hal.
Semua ingatan iman tersebut adalah ingatan
kita akan Yesus, Putra Allah, Sang Kasih dan Juru Selamat, yang mengasihi kita,
Yesus-lah Gembala kita. Dan kita sebagai domba-dombaNya, selalu dalam pemeliharaan
dan penyertaannNya.
Seperti Mazmur Daud yang indah untuk Tuhan:
“
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
|
|
Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang
tenang;
|
|
Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
|
|
Engkau
menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku
dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
|
|
Kebajikan
dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam
dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (Mazmur 23: 1-6)
|
Seperti Daud, hendaknya kita juga mau
berserah sepenuhnya kepada Yesus, Sang Gembala sejati, yang dalam segala hal
Dia-lah yang memelihara kita dengan kasih karunia dan berkat yang berlimpah.
Bagaimana cara kita menanggapi Sang
Gembala yang setia menyertai dan memelihara kita, agar kita menerima limpahan
kasih karunia dan penyertaanNya? Yaitu dengan menjadi ‘domba’ yang selalu setia
mendengar dan menuruti pada perkataanNya, juga dengan selalu melekat padaNya.
Domba adalah hewan yang berbulu putih,
yang cenderung memiliki karakter yang lembut & tenang, senang berkumpul dan
berdekatan dengan domba-domba lain, berdekatan berbagi kehangatan, dan terlebih
yang selalu mendengar dan menurut arahan gembalanya.
Beberapa orang melihat bahwa ada hal-hal
yg terlihat sebagai kebodohan dimata manusia. Seperti: bagaimana kita dapat
mengasihi orang yang menyakiti kita? Bagaimana kita bisa mengampuni mereka yang
men-jahati kita?
Namun itulah yg dinamakan kasih sejati yang
bisa dibentuk dalam kedalaman rohani.
Dari apa & mengapa kita mampu
melakukannya? Yaitu, karna kita punya ingatan akan kasih & pengorbanan
Yesus, maka kita tulus mengampuni seperti Yesus mengampuni mereka yang menyakitiNya,
bahkan mendoakan mereka. Dan selanjutnya, rela berbagi dengan sesama, tulus
memberikan diri untk sesama.
Smua ini jg karna ingatan kita akan
kemenangan yg Yesus dapatkan setelah karya salibNya. Maka kitapun akan beroleh
kemenangan atas kasih.
Ingatan ini menjadi dasar yang penting
dalam hidup kita. Ingatan yg memaknai iman kita dan meneguhkan cara &
tujuan hidup kita skarang.
Beberapa hal yg menjadi penghambat 'ingatan' kita:
1. Ingatan yg tersumbat.
Hal ini karna kita tidak memberi phatian
kpd Yesus yang mengasihi kita maka ingatan kita tersumbat & tidak akn
bertumbuh.
Dalam banyaknya waktu yg ada, kita slalu
memikirkan diri sendiri, sibuk dg perkara duniawi, slalu berfokus pd kehendak
sendiri; sehingga tidak ada waktu untk mengingat Allah, membaca pesan2 dalam
injilNya, apalagi melakukan kehendakNya. Fikiran kita tersumbat oleh
keduniawian.
2. Sikap acuh dan tinggi hati.
Yaitu sikap yang tidak mau mendengar &
menghargai orang lain yg mengingatkan pesan kasih Yesus kepada orang tersebut.
Juga sikap yg tidak mau membuka hati untk
mendengar ajakan Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah; kesemua ini
menjadikan kita tidak terbuka dengan petunjuk, arahan, rahmat & berkat
Allah. Hidup rohani kitapun tersumbat karnanya. Dan hidup kitapun tersesat.
Sesungguhnya, Allah tiada ada kekurangan
dalam menyatakan & mengingatkan manusia akan pesan kasihNya. Dan Yesuspun
tiada pernah berhenti mencurahkan penyertaan dan seruanNya akan warta
keselamatan. Kasih setiaNya terbukti nyata dan selalu ada, sejak dulu, kini,
bahkan sampai nanti.
Namun hasil akhirnya adalah dari bagaimana
sikap kita menanggapi seruan kasih dan keselamatan tersebut. Apakah
keduniawian, kedagingan, sikap acuh kita yang membuat kita tidak mau menanggapiNya,
sehingga kita seperti domba yang ‘nakal’ yang tidak mau menurut pada seruan
Sang Gembala, sehingga tersesat dan tak menentu arah tujuan, dan bahkan
akhirnya banyak yang terjatuh ke dalam jurang.
Dalam penggembalaan, hanya domba2 yg
mendengar dan mengingat panggilan dan pesan gembalanya, adl domba yang aman
dalam perjalanannya sampai ke tujuan.
Biarlah ingatan akan Yesus, menjadikanmu
domba manis yang slalu mau mendengar panggilanNya, menuruti arahanNya, agar
jalanmu tak tersesat sampai ke tujuan.
Salam damai,
*A*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar