Novena Kanak-Kanak Yesus

Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat

Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat Mari kita bersama mendoakan Novena Kanak Kanak Yesus dalam menyambut kelahir...

Senin, 20 Januari 2014

A 'Bread' for our Soul: Lima dimensi Panggilan Tuhan kepada setiap manusia



PANGGILAN ALLAH KEPADA MANUSIA YANG DIKASIHI-NYA

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26-28)

“…. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8: 28-30)


Kejatuhan dunia dan kejatuhan manusia:

Karena begitu besar kasih Allah kepada kita, maka, setiap orang percaya, masing- masing memiliki panggilan Allah dalam hidupnya. Hakikat dan tujuan utama Allah menciptakan manusia adalah ingin memiliki sebuah perjalanan mesra menuju persatuan kasihNya dengan manusia. Karna sgala yg terjadi & ada sejak semesta & manusia pertama diciptakanNya, sampai kini dan slamanya, adalah bersumber dari kasih Allah dan betapa Allah ingin membina hubungan saling mengasihi dengan manusia, ciptaanNya. Sebagai Bapa terhadap anak-anakNya, yang mesra & saling berpaut; itulah dambaan Allah dan tujuan Allah menciptakan manusia.

Namun, dalam perjalanannya, dunia menawarkan banyak hal yang membuat manusia lebih tertarik & tertambat pada hal-hal yang ditawarkan oleh dunia. Yang kesemua itu adalah hal-hal duniawi (harta benda, ilmu pengetahuan, kemansyuran, kesenangan, kehormatan, kekuasaan, jabatan, kepuasan, kenikmatan, kedagingan, uang, barang-barang duniawi, dan juga jalan pintas untuk mendapatkan kesemua itu). Tidaklah berarti bahwa manusia tidak boleh memiliki kesemua itu, namun yang menjadi ‘kejatuhan manusia’ adalah bahwa demi kesemua hal tersebut, manusia jatuh kedalam keberdosaan, dimana manusia menjadi saling men-jahati satu sama lain, menghalalkan segala cara (melakukan perbuatan salah / dosa demi mendapatkannya), menjadi sombong dan selalu dipenuhi hawa nafsu ingin memiliki kesemua itu tanpa pernah merasa terpuaskan. Manusia menjadi dekat dan lekat dengan kesemua ini, sehingga hidupnya slalu terarah pada hal-hal tersebut, waktunya hanya berfokus untuk pengejaran dan pemenuhan semua hal tersebut, demi mempertahankan gaya hidup yang semu dan tidak bisa melepaskannya. Dan bahkan demi kesemua itu, manusia meninggalkan Allah dan tidak lagi peduli kepada kebenaran dan keberadaanNya.

Dengan disadari atau tidak, kelekatan terhadap sgala hal duniawi tersebut, adalah faktor penghambat utama dalam tercapainya cita-cita Allah yaitu: persatuan kasih mesraNya dengan kita. Karna smua keduniawian tersebut membuat manusia terlalu sibuk, bahkan terlalu asik sehingga tidak ada waktu untuk membina hubungan mesranya dengan Allah. Dan karna ke-duniawian itulah, manusia ciptaanNya telah berubah dari karakter yang serupa dengan gambaranNya (karakter Allah), menjadi ber-karakter yang serupa dengan dunia yaitu berpaling dari kebaikan, ketulusan, kebenaran, kekudusan dan kasih.

Dalam Ke-Maha PengetahuanNya, Allah mengetahui bahwa manusia harus hidup di dunia yang sudah ‘jatuh’ dan penuh dengan segala kuasa yang melemahkan manusia dan memudahkan manusia untuk jatuh ke dalam keberdosaan. Dan memang dunia sudah jatuh ke tangan penguasa jahat yaitu iblis, yang menipu daya manusia dengan memberikan segala hal-hal keduniawian dan kemudahan untuk mendapatkannya (harta benda, ilmu pengetahuan, kemansyuran, kesenangan, kehormatan, kekuasaan, jabatan, kepuasan, kenikmatan, uang, barang-barang duniawi, dll). Karna memang sejak dunia diciptakan, di bumi ini sudah ada kuasa jahat sejak iblis dicampakkan ke tanah. (penjelasan lengkap pada bab 5).

Alkitab mengingatkan dengan tegas:

“Sadarlah  dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, ia berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)

“Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, perbuatan cemar, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,  roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu; bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (Gal. 5:19-21). + (Wahyu 21:8)

Allah bisa saja merubah dunia menjadi dunia yang murni dan hanya berisi kebenaran dan kebaikan, Allah bisa saja membasmi kuasa jahat / iblis, sehingga dunia hanya berisi manusia yang mengasihi dan menurut pada kehendakNya; namun itu tidak dilakukan oleh Allah karna pada hakekatnya, Allah adalah Maha Sempurna, yang sempurna dalam kasih, yang mengasihi semua umat manusia (yang baik dan yang jahat). Itulah Allah kita yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang:

“Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius 5:45)

Kasih Allah adalah sempurna sehingga Ia mengasihi seluruh manusia dan seluruh mahluk hidup, tidak pilih-pilih, baik yang benar atau yang jahat, semuanya diberikan apa yang dibutuhkan agar manusia bisa hidup dengan ber-kecukupan. Namun Allah juga Maha Penyayang, yang sungguh menyayangi manusia yang mau hidup seturut kehendak & jalan kebenaranNya dan hidup melekat pada tangan kasihNya.

Dalam hakekat dari Maha SempurnaNya, Allah telah menciptakan kita sebagai mahluk yang sempurna dan juga memberikan kehendak bebas (free will) bagi setiap kita. Mengapa? Karna Allah tidak memaksakan manusia untuk memilih mengasihiNya. MengasihiNya atau tidak adalah pilihan dan manusia-lah yang memilih. Namun Allah tetap ingin agar manusia memilih untuk mengasihiNya dan hidup seturut kehendakNya, demi manusia beroleh kasih karunia dan keselamatan. Karna kasihNya juga, Allah ingin kitapun mengasihiNya dengan selalu melekat padaNya dan berjalan pada jalan kebenaranNya, sejak di bumi hingga di surga. (Dan tentunya, kita telah mengetahui kemana arah kita jika kita memilih untuk tidak mengasihi Allah dan menentang jalan kebenaranNya, yaitu jalan menuju maut dan kebinasaan kekal). 

Pada akhirnya nanti, Allah ingin mendapatkan ‘gerejaNya yaitu umat’ yang memiliki kasih tulus sejati, yaitu mereka yang memilih untuk mengasihiNya dengan tulus dan sungguh, dan hidup seturut kehendakNya dalam kekudusan dan kebenaranNya; sejak di bumi hingga di surga.

Upaya kasih Allah kepada manusia:

Dunia dengan segala keadaannya, memberikan kegagalan, sakit, pencobaan, masalah, kejatuhan, atau bahkan penderitaan, yang pada umumnya menimpa manusia karna akibat dari perbuatan dosa yang dilakukannya atau karna salah ‘jalan’ dalam hidupnya. Ada juga yang terjadi karna harus turut menanggung dosa / kesalahan orang lain. Namun juga tidak sedikit orang benar yang harus menanggung ujian dan penderitaan, seperti Alkitab mengisahkannya dalam Kisah Ayub, Kisah Yusuf, dan yang terutama adalah Kisah Yesus Kristus, Tuhan kita. Dan di masa setelahnya dan masa kini, banyak orang benar yang juga harus menanggung penderitaan yaitu mereka yang dalam hidupnya sudah menjalani kehidupan dengan baik & benar, namun masih harus menanggung beberapa ujian atau penderitaan. 

Kesemua itu memang dibiarkan terjadi oleh Allah, demi manusia kembali kepada Allah. Dan tarikan tangan kasih Allah, mendapat tanggapan positif dari setiap hati yang dipanggilNya untuk kembali. Karna disaat saat itulah, manusia baru menyadari siapa dirinya sebenarnya, bahwa manusia hanya setitik debu yang tak mampu dan tak berjasa apa-apa; sehingga manusia tidak berdaya apa-apa tanpa penyertaan dan pertolonganNya. Dan bahwa kepenuhan dalam sgala hal duniawi, setelah segala apapun yang dimiliki dan setelah kemanapun kita telah pergi, bukan lagi hal yang bisa memberikan kepenuhan jiwa & tidak berarti apa-apa bagi kita; karna hanya Allah sajalah yang bisa memenuhi setiap relung jiwa manusia, ciptaanNya, dengan damai sejahteraNya & bisa membuat hidup kita menjadi berarti. Manusia menyadari, sejauh jauhnya manusia berjalan, hanya kepada Allah akan kembali & hanya Dia Sumber Petolongan.

Seperti yang disampaikan oleh Rasul paulus: "Malahan sgala sesuatu kuanggap rugi karna pengenalan akan Kristus Yesus. Tuhanku, lebih mulia daripada smuanya. Oleh karna Dia-lah, aku melepaskan smua itu & menganggapnya sampah, supaya aku beroleh Kristus...Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara mati." (Fil 3: 8 & 11)

Rasul Paulus adalah seorang terkenal di zamannya, yang memiliki pemahaman yang hebat tentang ilmu pengetahuan. Dia juga ahli Taurat yang sangat berkuasa & berpengaruh. Dia kaya raya dan termansyur di jamannya. Dalam kepenuhan duniawi yang ia miliki, ia tidak pernah merasakan kasih dan damai sejati, sebaliknya justru hidupnya bergumul dengan segala ketidak-tentuan dan ketidak-puasan; dan juga dikelilingi oleh perbuatan jahat dan keberdosaan.

Namun dalam perjalanan hidupnya, justru dia temukan saat terbaik & terbenar adalah saat dia menemukan Yesus Kristus, Sang Kasih dan Sang Penyelamat. Paulus sungguh merasakan bahwa Yesus, anak Allah yg hadir ke bumi sebagai manusia, adalah atas kasih karunia Allah, yang memberikan keselamatan melalui kehidupan, wafat & kebangkitanNya.

Paulus yang pendosa dan penuh dengan perbuatan dosa, mengalami pertobatan dan mendapat pengampunan, dan hidupnya menjadi baru, hidup yang sungguh berharga dan terindah, yaitu hidup benar dalam kasih bersama Tuhan Yesus. Paulus sungguh ber-sukacita, karna keindahan hidup benarnya memberikan berkat-berkat sejati di dalam hidupnya, dan diapun mendapat keselamatan kekal hingga ke surga.

Sehingga Paulus memilih untk melepas smua yang dia miliki (harta benda, ilmu pengetahuan, kemansyuran, kehormatan, jabatan, kenikmatan, dll), bahkan menggangap apa yang selama ini dia miliki, yang dia banggakan dan yang orang pandang hebat, adalah sgala sesuatu yang tidak ada artinya & hanya sebagai sampah. Paulus merasa bahwa menemukan Kritus adalah menjawab segalal tujuan dalam hidupnya, tujuan yang tidak dapat dia temukan melalui sgala hal duniawi yang perna dia miliki sebelumnya.

Demikian juga, bagi setiap kita dan juga bagi orang benar yang turut menanggung ujian, Allah menggunakan kesempatan ini untuk memprosesnya menjadi pribadi yang kudus, pribadi yang teguh dalam kebenaran dan pribadi yang serupa dengan karakter PutraNya, Yesus Kristus. Dengan mengingat bahwa demi kemenangan atas kasih & keselamatan, Yesus juga harus memanggul salib ke Golgota dengan segala penderitaan dan hinaan. 

Ibarat emas yang dimurnikan dalam api panas, ibarat sebuah keramik indah dalam bentukan tangan si pembuat keramik, yang diproses sedemikian rupa, sedemikian berat; demikianlah Allah memanggil setiap kita yang dikasihiNya untk diproses & dibentuk menjadi sebuah emas murni atau sebuah keramik indah yang berharga. 

Proses pemurnian dan pembentukan melalui ujian & penderitaan kita, akan menyadarkan kita pada ketidak-berdayaan manusia; disitulah kita menjadi pribadi yang rendah hati, berserah dan bisa memandang Allah yang Maha Besar, Maha Mulia lagi Maha Kasih dan Penyayang. Disitulah manusia bisa menerima kasih & berkat Allah yang nyata. Sehingga manusia berserah pada kuasaNya dan kembali pada tangan kasihNya dan mengandalkanNya dalam segala hal demi pertolongan dan kebaikan hidupnya di masa depan. 

Disaat tidak ada satupun atau tidak ada seorangpun yang mau dan mampu menolong kita, disaat tidak ada jalan keluar dan semua pintu tertutup bagi kita, saat tidak ada lagi harapan; namun disaat kita kembali kepada Allah, disitulah kita boleh menyaksikan bahwa hanya Allah yang mau dan mampu menolong kita, mengangkat beban hidup kita, membuka jalan bagi permasalahan kita, tempat pengharapan yang tidak mengecewakan dan menjawab segala doa & permohonan kita.

Allah tidak ingin kita yang dikasihiNya, terpuruk terlalu dalam sehingga berjalan menuju kebinasaan. Seperti seorang bapa (orangtua) yang tiada pernah lelah memanggil anaknya kembali, dengan segala sapaan, teguran dan peringatannya, agar anaknya tidak terjerumus terlalu dalam dan tidak dapat diselamatkan lagi; demikian juga Allah, Bapa Surgawi kita, tidak pernah lelah untuk menyapa, menegur dan memperingatkan kita untuk selalu kembali kepada kasih dan kebenaranNya, demi hidup kita diberkati dan penuh keselamatan.

Karna begitu besar kasihNya dan betapa sebagai Bapa, Ia tidak ingin kehilangan anak-anak yang dikasihiNya, maka Allah membiarkan kesemua ini terjadi, demi kita kembali kepada inti kehidupan ini yaitu Allah sendiri. Pem-biaran itulah yang disebut Allah memanggil untuk membentuk kita menjadi seturut dengan rancanganNya dan juga untuk memproses dan memurnikan kita agar kita menjadi serupa dengan gambaranNya. Allah memberikan ujian bagi setiap kita, demi hidup kita ‘naik kelas’ ke jenjang yang lebih tinggi dan indah, demi hidup kita menjadi teguh dalam kebenaran dan demi hidup kita berarti & diberkati. Yang terutama adalah, demi keselamatan kita di bumi hingga di surga. 

Disinilah upaya Allah mengembalikan hakikat penciptaanNya terhadap manusia yaitu pada firmanNya dalam (Kejadian 1:26-28) dan (Roma 8: 28-30); semua karna kasih dan kerinduannya terhadap kita, anak-anak yang dikasihiNya. Karna Allah memiliki rencana dan rancangan bagi setiap anak-anakNya, yaitu segala berkat & rancangan indah yang akan dijadikan bagi kita yang dikasihi dan mengasihiNya.

“....Kita malah bermegah jg dlm kesengsaraan kita, krn kita tahu, bhw kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan & ketekunan menimbulkan tahan uji & tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan (pada Allah) tidak akan mengecewakan...” (Roma 5: 3-5)

Peringatan kasih Allah kepada manusia:

Kita memang hidup di dunia, namun Alkitab mengingatkan kita untuk tidak menjadi milik dunia ini, karna dunia sudah jatuh kedalam kuasa dosa dan iblis yang memimpin dengan segala pemberian-pemberian ke-duniawian dengan cara yang salah:
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Pemberian terbesar Allah demi keselamatan umat manusia adalah dengan menghadirkan Putra TunggalNya, yaitu Yesus Kristus, yang telah melaksanakan karya keselamatanNya demi menebus dosa dan memberikan keselamatan.

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6).

Yesus mengingatkan kita untuk waspada: ”Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan (jalan iblis), dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya (jalan kebenaran Allah).” (Matius 7:13 – 14).

Mengutip perkataan tokoh gerejawi: “Aku tidak dapat mencegah burung terbang di atas kepalaku, tetapi aku dapat mencegahnya supaya tidak bersarang di kepalaku.”  (digambarkan bahwa ‘godaan dan pencobaan’ itu bertebaran di sekitar kita, tetapi kita bisa membebaskan diri dengan tetap berjaga-jaga (dengan iman, doa dan terus melekat pada Allah), dan kita harus melawan untuk tidak menuruti godaan dan tidak boleh membiarkan pencobaan itu menguasai hidup kita).
Pada suatu kali, ketika ditanya bagaimana dia bisa menghadapi cobaan yang dilontarkan iblis, tokoh tsb menjawab: “Ketika Iblis mengetok pintu hatiku dan bertanya: “Siapa yang tinggal di sini?” Lalu aku berkata: “Dalam nama Tuhanku Yesus Kristus, dalam bilur dan darahNya”. Seketika itu juga Tuhan Yesus melangkah ke pintu dan Ia berkata: sekarang Akulah yang tinggal di sini, dan yang menjadi Pemilik hati ini. Enyahlah kau iblis!” 

Iblis yang melihat ada bekas lubang paku di tangan Tuhan Yesus, segera saja ia lari, karna iblis tau bahwa Yesus adalah Putra Allah yang hidup dan yang telah mematahkan kuasa maut. Itulah sebabnya, sangat penting bagi setiap kehidupan, setiap hati dan setiap rumah untuk memiliki Tuhan Yesus sebagai penghuni tetapnya.
Yesus juga selalu mengingatkan kita untuk terus bertekun dalam doa dan berjaga-jaga. Mengapa? Dalam Alkitab: Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan;  roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:40-41) > Berdoa setiap hari dan setiap saat (misal 1 jam sehari) adalah sarana kita berjaga-jaga dalam kasih dan keselamatan Allah.
Ingatlah selalu bahwa hidup adalah pertempuran dan perjuangan, dan pertempuran dan perjuangan sejati adalah perjuangan rohani, yaitu antara yang baik dan yang benar, antara yang kudus dan yang jahat, dan antara hidup seturut kehendakNya atau hidup menjerumuskan diri dalam jerat iblis dan keberdosaan.

Bertempur dan berjuanglah untuk kebenaran & untuk Tuhan!
Panggilan kasih Allah kepada manusia yang dikasihiNya:
Melalui Tuhan kita, Yesus Kristus; kita telah menjadi anak-anak Allah, kita telah menjadi milik Kristus, maka kitapun dipanggil untuk memisahkan diri dari segala keberdosaan dan kesesatan dunia ini. Hal ini akan membuat berkat-berkat Allah bisa mengalir deras tanpa hambatan dalam kehidupan kita yang terus meningkat. Kita perlu melepaskan diri dari pengaruh dan kebiasaan serta pola pikir dunia agar bisa menerima segala janji dan berkat-berkat yang telah diberikan Allah.
Dalam Alkitab di Yesaya 51:3, kita bisa melihat kerinduan Allah untuk menghibur dan memulihkan segala sesuatu yang selama ini terbuang atau hancur dari dalam hidup kita. Kekuatan Allah sanggup merubah padang gurun yang paling gersang sekalipun untuk menjadi seindah taman Eden, dimana yang terdapat hanyalah kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur & lagu puji-pujian yang nyaring; dan juga berkat-berkat, kasih, dan keselamatanNya untuk kita.  Allah rindu untuk melakukan dan memberikannya kepada kita.
Semua janji ini bisa turun pada kita dengan syarat yang tertuang pada Yesaya 51:1, yaitu menjadi orang-orang "yang mengejar apa yang benar dan terus bertekun mencari Tuhan". Tuhan adalah sumber kekuatan. Dia adalah gunung batu dimana kita bisa berlindung.

Tuhan Yesus ingin membuat hidup kita seindah taman Eden. Tuhan ingin mengubah penderitaan dan kesedihan kita menjadi sukacita dan kegembiraan. Dia ingin mengganjar setiap ujian kita dengan berkat besar yang disediakan bagi kita. Dia ingin memberkati hidup kita secara berkelimpahan, lebih dari yang dapat kita bayangkan sekalipun.
 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28)

Sesungguhnya, semua orang percaya menerima panggilan Tuhan yang sama, hanya saja setelah kita meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita, sampai pada titik tertentu kita berjalan mengikuti panggilan itu, Tuhan akan mulai memposisikan kita untuk secara spesifik mengerjakan tugas-tugas atau pelayanan-pelayanan yang memang Dia khususkan untuk kita kerjakan.
Sebelumnya, kita akan melihat terlebih dahulu apa definisi dari panggilan Tuhan. Panggilan Tuhan adalah suatu penetapan Tuhan tentang kehidupan kita, yang jika kita responi secara tepat, akan memposisikan kita untuk selalu menikmati berkat & penyertaan Tuhan.

Lima dimensi panggilan Tuhan bagi kita =

1.Tuhan memanggil kita untuk mengalami proses pembentukan yang akan menjadikan kita suatu pribadi seperti yang sudah Dia rencanakan (Roma 8: 28-30)

Dalam kemahatahuan-Nya, Tuhan sudah mengetahui dengan jelas apa yang harus kita kerjakan dalam fungsi pelayanan kita di depan sana, tapi untuk kita bisa berfungsi seperti yang Tuhan inginkan, pertama-tama Tuhan akan membentuk hidup kita terlebih dahulu, sehingga kita menjadi sosok pribadi yang akan bisa berfungsi dengan maksimal dan sempurna untuk tugas yang Dia rencanakan. 

Tuhan ingin memastikan bahwa ketika kita difungsikan, kita akan sama seperti seekor ikan di air. Jika kita melihat seekor ikan yang ada di air, kita tidak akan bertanya kapan ikan itu belajar berenang; begitu lahir, ikan itu bisa langsung berenang. Tuhan ingin memastikan, ketika kita dibawa masuk ke dalam fungsi pelayanan kita, kita tidak perlu lagi bertanya-tanya atau bergumul, ataupun menghadapi berbagai kesulitan atau kendala yang ada dalam diri kita, sehingga kita bisa berfungsi dengan maksimal dalam apa yang Tuhan suruh untuk kitakerjakan.

Demikian pula ketika Tuhan ingin membentuk ulang/mencipta ulang diri kita; Dia ingin memastikan kita bisa berfungsi seperti yang seharusnya dan seperti yang direncanakanNya. Jadi jika sekali waktu kita mengalami berbagai peristiwa yang seakan-akan memaksa kita untuk mengalami perubahan hidup (melalui ujian, penderitaan , permasalahan, penantian), yang kita perlu lakukan hanyalah belajar meresponi setiap peristiwa yang terjadi dengan respon yang benar, yaitu merespon dengan cara kembali kepada kasih dan kebenaran Tuhan serta berusaha memurnikan hidup menjadi seturut dengan kehendakNya. Ingatlah bahwa semua adalah bagian dari proses pembentukan yang Tuhan sudah persiapkan untuk membentuk kita menjadi seperti yang Dia mau.

Dalam Matius 4:19, Yesus berkata:
Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia, ada hasil akhir yang Tuhan sudah tetapkan buat setiap kita, tapi untuk kita bisa mencapai hasil akhir itu (menjadi seperti yang Tuhan inginkan), kita harus melewati proses pembentukan terlebih dahulu. Seringkali, ada banyak orang percaya yang sebetulnya dipanggil Tuhan untuk menjadi seperti yang Dia mau, tapi dalam proses pembentukannya, peristiwa demi peristiwa, situasi dan keadaan yang terjadi seakan-akan membuat mereka terus terpojok, karna mereka meresponinya dengan keliru (dengan malah semakin jatuh dalam perbuatan dosa yang lain, dengan semakin menjauh dari Allah, menjadi semakin malas dalam perjuangan rohaninya), sehingga tidak ada perubahan ke arah positif yang terjadi, melainkan perubahan ke arah yang negatif.
Tuhan menghendaki, setiap kali kita melewati proses pembentukan itu, kita meresponinya dengan ilahi dan akurat, karena apapun yang terjadi dalam hidup kita adalah proses pembentukan yang memang Tuhan berikan untuk membentuk kita menjadi seperti yang Dia kehendaki, karna Dia-lah yang Maha Tau akan segala yang terbaik bagi hidup kita.

Karena itu, belajarlah untuk lebih
waspada; apapun yang terjadi dalam hidupmu, belajarlah untuk responi dengan tepat, dan respon yang tepat akan membuat proses pembentukan dalam hidup kita selesai dengan tepat dan cepat. Allah telah menyediakan berkat terbaikNya untuk diberikan kepada kita, dan itu akan diberikanNya saat kita sudah siap atau proses pembentukan atas diri kita sudah menjadi sempurna. Karnanya, Allah sangat membutuhkan kerjasama baik kita.
Dan sebaliknya, jika kita tidak me-respon dengan benar, tidak menurut pada prosesNya, karna kita masih belum mau untuk meninggalkan hal-hal kenikmatan & keduniawian yang selama ini memuaskan kita (walau kita tau bahwa hal itu salah), masih senang menunda-nunda;  maka proses pembentukan kita akan semakin panjang dan lama. Dan saat kita tidak menurut pada prosesnya, dan kembali mengulanginya lagi, itu hanyalah kesia-siaan dalam waktu dan energimu; karna pribadi kita tidak akan berubah menjadi lebih baik dan hidup kita tidak kemana-mana (stuck); dan berkatNya tidak akan turun dan rencanaNya atas kita tidak dapat dijadikan.
Ingatlah, bahwa Ia akan terus memanggil dan mem-proses kita sampai pada tujuan yang Ia kehendaki. Tuhan sudah memulai sebuah kebaikan dalam dirimu, maka Ia akan meneruskan dan menyelesaikannya, karna Ia ingin menjadikanmu pribadi yang terindah dan ingin memberikan kehidupan terbaik dalam hidupmu.


2. Tuhan memanggil kita untuk diberkati dan menjadi saluran berkat.

Alasan mengapa sampai saat ini banyak orang percaya masih terus hidup dalam pergumulan adalah karena mereka meresponi panggilan pertama, kedua dan seterusnya dengan respon yang salah. Sehingga keadaan orang tersebut selalu berada dalam situasi yang sama (stagnan), dalam permasalahan / pergumulan yang berulang kali terjadi, dan tidak berubah kearah yang baik.
Namun selama kita meresponi panggilan Tuhan untuk mengalami perubahan hidup dengan benar, kita pasti akan selalu menikmati berkat Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.

Selama ini, ada cukup banyak orang percaya yang masih terus “berjalan” kesana dan kemari demi menghindari konflik yang ada. Padahal sebenarnya, konflik itu bukan ada dimana-mana melainkan ada dalam diri mereka sendiri. Itu sebabnya Tuhan sengaja mengirim orang-orang lain (keluarga, sahabat, konselor rohani) untuk membantu kita keluar dari konflik itu agar kita bisa menanggulanginya. Ketika kita berusaha menjadi pribadi yang rendah hati dan  terus meresponi proses pembentukan Tuhan seperti yang Tuhan inginkan, kita pasti akan mulai mengalami perubahan menjadi pribadi seperti yang Tuhan inginkan, dan disitulah kita akan mulai menikmati berkat Tuhan.

Apakah artinya ‘menjadi orang yang diberkati Tuhan?”
Jangan berpikir bahwa menjadi orang yang diberkati sama dengan memiliki uang atau harta yang banyak, karena itu hanya level paling dasar dari pengertian diberkati. 

Level yang lebih tinggi dari pengertian menjadi orang yang diberkati adalah: apapun yang dikerjakan selalu Tuhan buat berhasil. Dimanapun orang itu berada, apa yang dikerjakan dan dilakukan (baik dalam pekerjaan atau pelayanannya); apapun itu selalu berhasil dan selalu bisa dituntaskan dengan baik & benar. Sehingga orang tsb menjadi pribadi yang berguna bagi kebaikan orang lain, menjadi ‘garam dan terang’ bagi sekitarnya, demi nama Tuhan dimuliakan melalui pekerjaan baiknya.

Lalu level yang tertinggi dari pengertian menjadi orang yang diberkati artinya: orang tsb selalu mengalami penyertaan, penjagaan, dan perlindungan Tuhan. Dalam segala hal dikehidupannya, Tuhanlah segalanya dan menjadi pusatnya. Level tertinggi orang yang diberkati adalah, mereka yang hidupnya terarah kepada Tuhan, selalu melekat & mengandalkan penyelenggaraan Ilahi dalam hidupnya. Apa yang dilakukannya adalah untuk menyenangkan dan memuliakan namaNya, melalui sikap, perbuatan dan tutur katanya. Sehingga pada akhirnya, orang tsb bisa menjadi saluran berkat, kasih dan kebaikan Tuhan kepada sekeliling dan sesama. Dimanapun berada, orang tsb bisa memberikan berkat berupa sukacita, damai sejahtera, kasih, perhatian, kebaikan, kebenaran, dukungan dalam kebaikan, pertolongan; bahkan bisa menjamah hati dan membawa jiwa kembali kepada kasih Tuhan melalui sikap, perbuatan dan tutur katanya, sehingga siapapun yang  dijumpainya, juga akan menerima segala berkat-berkat tersebut. Hidupnya menjadi sungguh berguna dan berarti di mata manusia dan di mata Allah.

Karena itu, di level manapun kita berada, pastikan proses pembentukan terus terjadi dalam hidupmu, karena pada dasarnya Tuhan memang memanggil kita untuk menjadi orang yang diberkati!

3. Tuhan memanggil kita untuk dapat berkomunikasi dengan diri-Nya secara langsung dan terus menerus.

Mendengar suara Tuhan? Bagaimana?

Ketika kita menyadari panggilan yang satu ini, kita tidak perlu lagi bergumul hanya untuk mendengar suara-Nya. Karena kitab Amsal berkata: “Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh Tuhan.” (Ams. 20:12). Itu berarti, jika sampai hari ini kita masih terus mengalami pergumulan dalam mendengar suara Tuhan, ada sesuatu yang salah dalam hidup kita, karena pada dasarnya Tuhan memang ingin berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan kita sebagai anak-anakNya yang dikasihiNya.

Seringkali, konsep berpikir kitalah yang membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan. Kadangkala kita berpikir: Aku belum cukup berdoa, jadi aku tidak bisa dengar suara Tuhan. Atau Aku masih jatuh bangun dalam dosa, jadi Tuhan tidak mungkin berbicara dengan aku.
Padahal, jika kita mengingat dulu pada waktu kita menerima keselamatan, bahkan saat kita masih hidup dalam dosapun kita bisa mendengar Tuhan memanggil kita kepada keselamatan; itu sebabnya kita bisa meresponinya. Karena itu, konsep pikir kita yang terlebih dahulu harus dirombak.

Selain konsep pikir, gaya hidup yang kita miliki juga bisa membuat kita tidak bisa mendengar suara Tuhan. Kita bergulat dengan gaya hidup yang terlalu sibuk dan terlalu acuh sehingga menjauh dari Tuhan. Ketika Tuhan memanggil kita untuk mendekat, kita justru menyibukkan diri dengan berbagai kesibukan. 

Namun ketika kita mengambil sikap untuk terus membenahi hidup kita selaras dengan kebenaran, kita pasti akan bisa dengan mudah kembali mendengar suara-Nya, sehingga Tuhan bisa dengan mudah memberikan arahan-arahan dan tuntunan-Nya. Dan satu hal yang saya amati, semakin kita mendengar suara-Nya, semakin lembut pula hati kita; semakin kita mendengar suara-Nya, semakin mudah untuk kita taat. Dan makin sering kita mendengar suara Tuhan, makin kita akan mengenaliNya ketika suara yang sama diperdengarkan lewat orang-orang lain di sekitar kita (Tuhan memakai orang pilihanNya untuk menyampaikan pesan-pesan kebenaran dan kebaikanNya).

Itu sebabnya, orang yang keras kepala pasti adalah orang yang tidak pernah mendengar suara Tuhan, adalah ia yang hanya mau mendengar suara dari pikirannya sendiri, sementara seringkali pikirannya itu keliru, sehingga ia disesatkan oleh pikirannya sendiri. Karena orang yang keras kepala adalah orang yang memiliki pikiran yang tertutup/sempit, sehingga ia tidak bisa menerima input dari luar. 

Namun ketika Tuhan berbicara dan kita mendengar suara-Nya, apa yang Tuhan sampaikan tersebut secara otomatis akan membuat pikiran kita terbuka.

Demi kita dimampukan untuk dapat mendengar suara Tuhan, maka kita harus menarik diri dari dunia untuk masuk dalam keheningan doa dan persekutuan dalam kasih Tuhan, dengan membawa semua kerinduan kita akan kasih sejati dari Allah Bapa dan Tuhan kita.

Suara Tuhan selalu bergema dalam suara hati kita yang selalu menyerukan kasih dan kebenaran dalam setiap langkah hidup kita. Suara Tuhan bisa berupa hikmat / petunjuk yang terdengar dalam hati atau budi kita. Dan bagi mereka yang telah berhasil dalam upaya kebangunan rohaninya, maka mereka bisa mendengar suara Tuhan secara ‘audible’, yaitu seperti bisikan di samping telinganya.

Untuk memastikan apakah itu suara Tuhan atau tidak, maka kita harus selaraskan dengan segala perkataan Tuhan yang tertuang dalam injil, dan rasakan bahwa suara Tuhan selalu membawa kesejukan dan damai sejahtera dalam kebenaran2Nya.

Manfaat yang akan kita peroleh jika kita sering mendengar suara Tuhan:

Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, semakin kita akan memiliki roh yang rendah hati & lembut di hadapan Tuhan; Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, semakin kita akan dikenali dan dimiliki oleh Tuhan sendiri;

Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, semakin kita akan mengenal Dia dengan segala kebenaranNya dan semakin jiwa kita menuruti tuntunan jalan kebenaranNya;
Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, kehadiran-Nya dalam hidup kita akan semakin bertambah nyata. Dengan demikian, kita tidak akan mudah digoncangkan oleh apa yang terjadi di sekeliling kita;

Semakin sering kita mendengar suara Tuhan, kita akan semakin mudah mengenali kebenaran yang ada dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain. Dan juga mengenali hal – hal yang tidak berkenan bagi Tuhan, sehingga jiwa dan diri kita spontan menolak untuk melakukannya; demi membebaskan diri dari keberdosaan yang menyakiti Tuhan dan demi menjaga kekudusan kita di hadapan Tuhan.

Saya percaya, dalam waktu dekat ini, kita akan sungguh-sungguh alami bagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita sebagai Allah pembuat ikatan janji. Namun untuk itu kita perlu terus menjaga hati yang haus dan lapar akan Tuhan, dan hati yang memprioritaskan Tuhan dan rencana-Nya, karena hanya itulah yang akan menolong kita untuk bertemu dengan Allah, Sang pembuat ikatan janji itu. Sekali ikatan janji terjadi, antara Allah dengan kita, maka tidak ada lagi yang tidak mungkin bagi kita. Selama kita terus mengerjakan bagian kita dengan taat & setia, Tuhanpun akan mengerjakan bagian-Nya; yang membawa kita pada keberhasilan dan berkat sejati di dunia hingga di surga.

4. Tuhan memanggil kita untuk memberi dampak atau mempengaruhi kehidupan orang-orang lain dengan kehidupan roh yang telah kita miliki.

Semakin kita merenungkan prinsip ini, semakin kita menyadari bahwa Tuhan ingin kita menjadi orang yang dapat meberikan pengaruh baik kepada sekitar. Allah menanamkan kerinduan itu dalam diri kita karna atas dasar kasihNya, Ia juga ingin menyelamatkan orang-orang yang ada di sekitar kita. Dan ada saatnya Allah mengutus kita, orang-orang yang dipilihNya, untuk melakukan hal tersebut bagi Allah.

Seperti sebuah kiasan: “Jika kita sudah menerima kunci kerajaan Surga, janganlah hanya masuk dan tidur didalamnya; namun pergi dan wartakanlah, agar lebih banyak orang yang turut menerima kunci menuju keselamatan dan semakin banyak jiwa yang menerima berkat sejati di bumi hingga di surga”.

Meskipun kita harus mengawali dengan satu atau dua orang, selama kita setia, Tuhan akan membawa kita untuk mulai mempengaruhi sepuluh-dua puluh orang. Dan ketika kita setia dengan yang sepuluh-dua puluh itu, kita akan diberi kepercayaan lebih lagi dengan seratus-dua ratus orang, dan begitu seterusnya.

Inilah posisi tertinggi orang yang hidupnya diberkati oleh Allah, karna Tuhan memakainya untuk bekerja di ladangNya, meluaskan kerajaanNya di bumi, demi kasih dan keselamatan lebih banyak jiwa. Berbahagialah mereka yang dipilih Tuhan untuk turut serta bekerja di ladangNya melalui kasih dan pelayanannya, karna disitulah hidupnya menjadi berharga bagi manusia dan hidupnya menjadi persembahan yang indah di hadapan Allah.

Karena itu, pastikan kita belajar menyadari bahwa Tuhan ingin setiap kita terus memberi pengaruh yang baik. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang sedang membutuhkan sesuatu dari Tuhan, pastikan kita segera bertindak demi keselamatan jiwanya.

5. Tuhan memanggil kita untuk menaklukkan segala sesuatu yang negatif yang masih ada dalam hidup kita dan sekeliling hidup kita.

Jika sampai saat ini kita masih terus bergumul menghadapi masalah kemanusiawian, kekurangan dan kelemahan manusiawi, dan kedagingan yang masih sering mengganggu, hari ini saya tegaskan, ada sebuah panggilan Tuhan yang secara khusus Dia berikan kepadamu: Dia memanggil engkau untuk menaklukkan segala hal negatif yang masih ada dalam dirimu. Kalau Dia memanggilmu, maka Diapun yang memperlengkapi & memampukanmu.

Kita hanya perlu bangkit dalam kuasa RohNya dan pergunakan tangan imanmu untuk meraih anugerah dan otoritas yang Tuhan sediakan buat kita, dan taklukkanlah segala kelemahan, kekurangan, kedagingan, kemanusiawian & keberdosaan yang masih ada dan menjerat hidupmu. Tuhan sudah menaklukkan semua itu di kayu salib, kini kita yang bertanggung jawab untuk menaklukkannya atas hidup kita. Demi hidup kita beroleh kasih dan berkat sejatiNya. Karna berkat sejati Allah tidak akan bisa tiba (mendarat) pada sebuah jiwa yang ter-kontaminasi dengan banyak hal negative / keberdosaan.

Ketika kita bisa menaklukkan semua yang negatif dalam diri kita, akan jauh lebih mudah untuk kita menaklukkan semua yang negatif di sekeliling kita. Karena iblis yang terkuat yang masih berkeliaran di dunia ini adalah iblis yang ada di dalam diri kita. Jika kita bisa menaklukkan roh hawa nafsu yang masih ada di dalam kita, kita akan bisa dengan mudah menaklukkan hawa nafsu yang ada di luar sana.

Apapun yang negatif yang masih ada dalam dirimu: ketakutan-ketakutan, ke-khawatiran, trauma, ketidak-mampuan, kelemahan, kedagingan, keberdosaan, hawa nafsu, atau apapun juga, lawanlah & tanggulangilah semua itu! Dan berjuanglan untuk menggantikannya dengan kebaikan, kasih dan kebenaran Tuhan.

Tuhan telah memberikan panggilan-Nya, responilah, karena di dalam panggilan Tuhan itu ada anugerah. Ketika kita meresponi panggilan-Nya, anugerah pun akan tercurah. Ketika kita meresponi panggilan-Nya, hidup kitapun akan mengalami perubahan yang luar biasa, saat dimana segala berkat sejatinya dicurahkan atasmu dan hidupmu menjadi penuh kelimpahan berkat & berkenan kepada Allah dibumi hingga di surga.


Salam damai,

*A*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar