Apakah "gelasmu"
stengah kosong? Jawablah panggilanNya agar Dia bisa memenuhimu.
Setiap weekend saya
sungguh berbahagia krn bisa ber-quality time bersama keluarga dan ayah ibu saya
yg sdh tua namun msh selalu penuh kasih & perhatian kpd saya hingga skg. Sejenak
saya jd ingat perkataan orgtua kita dulu waktu saya kecil, terutama jk kita
bandel, yg berkata: "Jk aku (orgtua) masih mau menegurmu, mengingatkanmu
& memangilmu kembali, itu tandanya bhw aku sangat memperhatikanmu,
mengasihimu & ingin kau berubah demi kebaikanmu."
Begitu juga dgn Allah
kita. Banyak caraNya memanggil kita kembali, krn Dia rindu dan sgt mengasihi
kita.
Salah satunya
pengalaman pribadi seorang sahabat (ber-initial S), ttg bagaimana hidupnya
berubah setelah ia menjawab panggilanNya =
Saya 'S', seorang
nasrani dan berasal dari keluarga nasrani yg telah dibaptis sejak
bayi. Tapi ke-kristenan saya tidak membuat saya hidup berbeda dg
kebanyakan orang. Hati saya hampa, sepi, tidak tahu kemana arah dan apa
tujuan saya hidup di dunia. Saya hanya merasakan rutinitas hidup yg lama
kelamaan membosankan dan melelahkan.
Banyak hal yg sdh
saya lakukan. Hari ke hari seolah penuh dg sgala kesibukan, berlari kesana
kemari untk mengejar waktu demi kegiatan saya yg tak ada habisnya; fikiran dan
hati saya tak pernah berhenti bekerja memikirkan banyak hal, namun saat saya
tiba dirumah, hanya rasa lelah dan keletihan batin yg terbawa dan tersisa.
Banyak tempat sdh
saya kunjungi, juga sdh banyak materi yg saya miliki, tapi semua trasa semu dan
seakan tak berarti apa2. Bahkan materi yg ada pd saya, seolah semua itu hanya
spt onggokan barang yg saya gunakan demi gaya hidup saya saja; dan akhirnya
saya malah mrasa bhw saya ternyata tdk memiliki apa2!.
Semua org melihat
saya dg 'wah', tapi hanya sebatas pujian akn 'wah' saja yg saya dapatkan, namun
tdk memberikan nilai tambahan yg baik dlm diri saya. Dan saya kembali merasa
hampa, jenuh dan tak berarti.
Hampir semua jenis
pelanggaran & pelarian keduniawian telah saya coba utk mendapat pengakuan
dan diterima, hanya agar kekosongan hati ini terisi. Namun hasilnya nihil
dan smua itu malah mendera saya dg prasaan bersalah & tak berguna.
Telah banyak hal dan
pergumulan yg saya hadapi, namun seolah tak ada yg membawa saya pd kemenangan
yg berarti; seolah saya hanya stuck ditempat yg sama, diam tak bergerak, tak
membawa saya kemana2, tak merubah apa2 dlm hidup saya. Bahkan sgala yg saya
lakukan & berikan thd orglain, malah membuat saya letih, krn mgkn saya
memberikannya kpd org yg salah. Saya mjd letih, mudah emosional dan sgt
frustasi, shg saya bahkan sering tertidur dg memeluk botol minuman keras.
Suatu saat, sahabat
saya menyampaikan suatu kisah betapa Tuhan sangat mengasihi kita, sejak awal
dunia dijadikan, dgn dihadirkanNya Sang Kasih, Yesus, Putra TunggalNya, yg
datang ke dunia, menderita hingga wafat; hanya demi menebus dosa kita, dan
memberikan damai sejahteraNya di bumi & keselamatan kekal di surga. Dan yg
slalu setia menyertai hidup kita dg pemeliharaan dan perlindunganNya dari hari
lepas hari, sampai saat ini.
Betapa Allah Bapa
& PutraNya sungguh sempurna mengasihi kita. Yang sampai saat ini, kasih
setiaNya tak pernah sirna, tak pernah berubah, buat kita smua; bahkan terhadap
kita yg tak pernah ingat Dia, tak pernah memperdulikanNya, tak pernah mau datang
kepadaNya krn kesibukan kita dg diri sendiri, dg masalah & dgn keduniawian
kita. Sedangkan Dia slalu merindukan kita setiap saat. Spt orgtua yg bersedih
krn merindukan anaknya yg melupakannya.
Sementara kita hadir
didunia ini adl karna kasihNya, menjadi seperti skg ini adalah atas ijin dan
kemurahan hatiNya. Dan apa yg kita miliki adl pemberian dariNya, krn Dia
mengasihi kita & memelihara kita. Bahkan smua yg ada pada saya, yg ternyata
adl milikNya & hanya titipan, bisa hilang seketika jk Tuhan menghendakinya.
Saat itu saya merasa
betapa saya ternyata org yg tak tau terima kasih dan sungguh tinggi hati krn
mrasa bhw semua ini adl milik saya & atas usaha saya, bukan Dia.
Lalu sahabat
mengingatkan saya utk berdoa, datang ke gereja, dan juga ikut ke persekutuan
doa. Akhirnya saya pun mencoba ikut. Di gereja & persekutuan doa, saya
bertemu dg org2 yg tdk lebih hebat dari saya, justru mreka sgt sederhana.
Namun, yg tdk saya miliki yg ada pada mereka adl, wajah mereka tak pernah lepas
dari senyum, berbinar cerah, ceria dan penuh kata2 yg memberikan kekuatan &
rasa nyaman. Saya bisa merasakan betapa hati mereka sangat bahagia dan penuh
pengharapan.
Sebagai orang baru
saya merasa asing, duduk sendiri, kesepian, dan merasa aneh. Ketika berdoa,
sekeliling saya berdoa, dan saya mrasa canggung. Namun, rasa nyaman &
sukacita itu menyentuh hati saya.
Dan ternyata itulah
cara Tuhan memanggil saya pertama kali.
Lalu suatu saat
sahabat pergi ke sebuah retret, dan hati saya tergelitik untk mencoba
ikut. Saya mrasa ada bisikan yg bergaung di telinga saya: 'berangkatlah,
anakKu, aku mengasihiMu'.
Saat saya sampaikan
bisikan yg saya 'dengar' tsb, sahabat saya berkata: berbahagialah, krn Tuhan
memanggilmu, mengundangmu, Dia masih ingin kau kembali krn Dia tdk mau kau
terhilang dari tangan kasihNya.
Lalu walau dg
keanehan yg saya rasakan, saya mau berangkat. Kali ini saya sudah mempersiapkan
hati dan mental, terutama bila ternyata retret ini membosankan.
Saat tiba disana,
sejuknya udara & indahnya pemandangan menyambut saya. Ada keheningan yg
berbeda, hening namun indah & damai. Lalu slm retret, sesi demi sesi
berlalu, dan anehnya, saya tidak merasa bosan. Setiap sesi berjalan dg
rasa damai & penghiburan yg tak pernah saya rasakan sebelumnya; menyadarkan
saya akan sebuah KASIH, yg tidak pernah saya mengerti sebelumnya. Karena
Kasih itu, akhirnya saya berdoa dg suara yg nyaris tak terdengar: “Tuhan, saya
mau kembali kepadaMu, tolonglah saya.”
Dan seketika itu
juga, damai & Kasih itu mengalir masuk dlm hati saya, mengisi semua
kekosongan yg ada, membebat luka-luka dlm hati saya, membasuh kekeringan jiwa
saya dan membuka mata saya untuk melihat bahwa saya memiliki hidup yg indah dan
masa depan yg penuh dg pengharapan. Dan saya merasakan bhw hidup saya sungguh
berarti dan indah krn memiliki kasih dari Allah yg hidup.
Tepukan lembut dari
seorang suster, menjadi awal segala tumpahan rasa dan beban saya slm ini; yg
setelahnya, rasa plong dan damai meliputi saya, setelah saya bicara dan di
doakan.
Air mata sukacita tak
henti mengalir. Sungguh bahagia Dia memanggil saya kembali, saya yg berdosa dan
mengacuhkanNya slm ini, kini direngkuh & dipelukNya erat. Ya, saat itu saya
tahu bahwa hidup saya tidak pernah akan sama lagi. Karena Tuhan telah menjamah
hidup saya menjadi baru.
Ternyata hidup ini
bukan hanya membutuhkan santapan dan kebutuhan jasmani, krn jk hanya itu yg
saya kejar, mk hanya kesemuan dan kehampaan yg ada (spt hidup saya yg
sebelumnya).
Ternyata yg membuat
saya mrasa bahagia dan berarti, adl sajian & santapan rohani sebagai
penyempurna santapan jasmani saya, yaitu dgn hidup berdekatan dalam kasih Allah
dan mengasihi sesama.
Kini hidup saya,
walau tetap sibuk sehari2nya, saya tak pernah meninggalkanNya lagi. Entah
mengapa saya slalu rindu bersekutu dgnNya; slalu punya waktu untk tekun berdoa,
membaca serta menghayati renungan2 ttg perjalanan kasih & firman2Nya; yg
ternyata menuntun saya dalam kehidupan yg penuh arti, yg seturut kehendakNya.
Kini saya mrasa bhw saya tak mampu menjalani hidup ini tanpa kasih dan
penyertaanNya.
Saya tdk lagi mrasa
hampa, saya merasa 'penuh', dalam damai & sukacita. Kini saya tau mengapa
saya dihadirkan di dunia ini, yaitu untk mjd berguna dg melayani Allah dan
sesama.
Dulu waktu saya,
hanya saya habiskan dg diri saya sendiri, dg sgala urusan & kesibukan
duniawi yg tak berarti. Kini disela kesibukan saya bekerja, saya slalu
memikirkan apa yg saya bisa lakukan untk bisa berbagi kasih dan berkatNya, sbg
tanda terima kasih saya krn Allah sungguh mengasihi saya.
Dulu saya tidur memeluk
botol minuman keras dg jiwa yg letih & tak karuan, skg saya tertidur dg
memeluk alkitab dg hati yg damai dan penuh dg sukacita. 'Gelas saya yg setengah
kosong', telah terisi penuh dan bahkan melimpah dg damai sejahtera.
Dan sayapun tau
kemana saya akn kembali nanti stelah perjalanan hidup saya yg sementara namun
indah & berarti ini; yaitu ke rumahNya yg terindah untk bersama Sang Kasih
selamanya.
"Allah selalu
mengingatkan dan memanggil kembali mereka yg mengacuhkan dan meninggalkanNya,
dg cara2Nya yg unik, krn Dia Allah yg penuh kasih & ingin menyelamatkanmu.
Banyak orang yg
membutuhkan panggilanNya, namun sedikit terpilih. Oleh karena itu…ketika Dia
memanggil, segeralah menjawab. Jawaban yg bukan hanya dg kata2, namun dg sikap
dan tindakan nyata.
God loves you!" :-)
Salam damai,
*A*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar