Buah Roh yg ke-9 adalah
PENGUASAAN DIRI.
"Buah buah Roh adl kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan,
PENGUASAAN DIRI.” (Galatia 5:22-23)
Akhirnya kita tiba pada buah
Roh Kudus yang ke-9, yang merupakan buah Roh Kudus yg terakhir.
Sebagai buah Roh yang
terakhir, bukan berarti ini merupakan buah Roh yang tidak penting, namun
justru, Pengendalian Diri merupakan buah Roh penyempurna dan “pembungkus /
pengukuh” dari buah2 Roh sebelumnya.
Roh Kudus yang telah
memampukan kita memiliki buah2 Roh (1 s/d 8), bukanlah buah Roh yang sekedar
hinggap sementara dalam hidup orang beriman, melainkan sebagai buah yang
tinggal dan menetap dalam perjalanan hidup manusia beriman.
Dan buah Roh pengendalian diri
inilah, yang memegang peranan penting dalam kita, yg memelihara, menjaga dan
membuat buah2 Roh Kudus tetap dan selalu ada dalam jiwa kita.
Hal ini menunjukkan bahwa,
sifat, watak, karakter, pembawaan kita telah diwarnai dengan buah2 Roh Kudus yg
sebelumnya, dan dipertahankan melalui buah Roh pengendalian diri. Maka kita
sebagai anak2 Allah, akan selalu tetap dan sama, menjadi anak2 Allah yang
selalu membawa diri serupa dengan Kristus, seturut citra dan gambaranNya.
Dalam Galatia 5:23,
“pengendalian diri” berasal dari kata “egkateria”, dalam bahasa Yunani yang
berarti memiliki kuasa, kekuatan, menguasai dan mengendalikan diri.
Ini dapat diaplikasikan dalam
tindakan ketaatan, penyerahan diri dan bertekun dalam hidup dalam kebenaran.
Selain itu, kita yang telah
bersatu dengan Roh Kudus, maka segala ‘ada kita’ dikuasai dan di-kontrol /
dikendalikan oleh Roh Kudus yang berarti hidup kita dipegang oleh tangan Allah
yang penuh kuasa.
Sehingga, ada beberapa dari
kita, dipilih Allah untuk diberikan kepercayaan & dipakai oleh Allah untuk
memiliki kuasa (kemampuan), sebagai perpanjangan tangan Allah untuk melakukan
pekerjaan Allah di dunia ini.
Allah memakai anak2Nya dengan
beberapa cara, ada yg diberikan kemampuan istimewa, antara lain: ada yang
diberikanNya kemampuan untuk berbicara / berkata2 / menulis mengenai
perkataan2Nya untuk disampaikan kepada sekitar & memberitakan injil, ada
yang diberikan kemampuan untuk menolong orang dalam bentuk konseling yg membawa
pada kasih & keselamatan Allah, ada yang diberikan kemampuan untuk
mendoakan orang lain, ada yang diberikan kemampuan untuk ber-nubuat atau
ber-hikmat, bahkan ada yang diberikan kemampuan untuk menyembukan orang lain.
Ada juga yang tidak diberikan
kemampuan khusus, namun karakternya dibentuk oleh Allah menjadi serupa dengan
gambaranNya (yaitu penuh kasih dan kebaikan), sehingga Allah memakainya untuk
memberikan pelayanan2 kepada sesamanya, sesuai kemampuannya.
Kesemua kemampuan itu adalah
kuasa Allah yang diturunkan kepada orang2 pilihanNya, sebagai perpanjangan tangan
Allah dalam pekerjaanNya di dunia ini.
Orang yang paling berbahagia
adalah mereka yang boleh turut ambil bagian dalam melakukan pekerjaan Allah
selagi menjalankan hidup di dunia ini.
Mereka adalah saluran berkat
Allah, karna dengan begitu, apa yang dilakukan atau diberikannya dapat
memberikan makna akan kasih & kebaikan Allah. Merekalah yang sungguh dekat,
dipercaya dan dikasihi Allah, karna apa yang dilakukannya adalah demi kemuliaan
nama Allah. Dan Allah berjanji: upahmu besar di surga.
Karnanya, buah Roh
pengendalian diri, harus dimiliki agar semua kemampuan (kuasa) tersebut dapat
berjalan dengan baik dan benar. Sehingga kemampuan tsb benar2 untuk kemuliaan
Allah dan terhindar dari penyalah-gunaan.
Sangatlah berbahaya apabila
adanya kuasa tanpa kendali. Sangat berbahaya jika kuasa yang dimiliki tidak
dalam kontrol tangan yang memberikan kuasa tsb, yaitu Allah sendiri.
Seperti, kuda liar yang sangat
kuat apabila tidak dikendalikan maka dapat melukai penunggangnya. Kekuatan atom
apabila dikendalikan dengan baik dapat membantu untuk menghasilkan listrik bagi
rumah rumah dan pabrik (energi nuklir). Namun bila tak dapat dikendalikan, kekuatan atom tsb
dapat menghancurkan suatu kota.
Bagaimana kita dapat
mempraktekkan pengendalian diri ditengah dunia yang
penuh dengan tantangan dan cobaan ?
Mari kita belajar bersama hal hal apa saja yang harus
kita tanamkan dan hal apa yg harus kita cabut/buang agar hidup kita dapat
tumbuh dan berbuah baik.
1.Apa yang harus kita tanamkan?
a. Belajar untuk menanamkan dan mengandalkan Yesus dan
Roh Kudus sebagai pembimbing & penasehat kita.
Yesus berkata: “Aku akan minta kepada
Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain (Roh Kudus)
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yohanes 14:16).
“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan
roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan
ketertiban.” (2 Timothy 1:7).
Tuhan memberikan RohNya ada pada kita
untuk membantu kita agar kita semakin serupa denganNYa. Sehingga dalam membuat
dan mengambil keputusan, janganlah hanya berdasarkan kemauan atau fikiran kita
sendiri, lebih baik kita bertanya lebih dahulu kepada Roh Kudus yang adalah
Allah sendiri.
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akui-lah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).
Semakin sering kita datang kepada Yesus
dan Roh Kudus & bertekun dalam arahanNya, Dia akan membantu untuk menjaga
kita, meluruskan jalan-jalan kita dan membawa kita pd seluruh kebenaranNya,
demi memuliakan nama Tuhan.
Dalam segala hal, terlebih dalam
menghadapi segala godaan atau cobaan, datanglah kepada Tuhan dan minta
pertolongan Roh Kudus agar kita diberi kekuatan dan pertolongan untuk mengatasi
godaan & cobaan tersebut.
Bertekunlah untuk selalu percaya kepada
Tuhan dan mengijinkanNya memegang & mengkontrol hidup kita. Minta agar
kuasa Roh Kudus semakin ditambahkan dalam kehidupan kita agar Dia dapat
membantu mengendalikan hidup kita.
Dia tidak akan pernah gagal untuk memenuhi
setiap janjiNya, karena Dia selalu memenuhi apa yang kita minta sesuai dengan
tujuan Tuhan untuk menjadikan setiap dari kita semakin serupa dengan
gambaranNya.
b. Belajar untuk memiliki pengendalian diri seorang
atlit.
Seperti yg kita ketahui bahwa dalam
gelanggang pertandingan semua peserta harus turut berlari, tetapi bahwa hanya
satu orang atau beberapa orang saja yang mendapat hadiah? Yaitu mereka yang
berhasil dalam perjuangannya itu.
Karena itu larilah begitu rupa, berjuanglah,
sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil
bagian dalam pertandingan, tentunya mereka sangat focus & menguasai dirinya
dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh
suatu mahkota, yaitu sebuah hadiah atau penghargaan. Dan berjuang dalam Allah,
akan dijanjikan sebuah hadiah mahkota yang abadi.
”Sebab itu aku tidak berlari tanpa
tujuan...............” (1 Korintus 9:24-26).
Belajar dari seorang atlit, misalnya
pelari: pelari harus mengikuti latihan-latihan intensif yang sudah disiapkan
setiap hari, mengkonsumsi pola makan yang sehat dan istirahat yang cukup.
Mereka akan menghindari hal-hal yang akan mempengaruhi program yang sudah
ditetapkan.
Pelari bukan saja berkonsentrasi pada saat
dalam pertandingan, namun juga dalam kehidupan sehari-harinya. Kehidupan
sehari-harinya akan dijaga dan dikendalikan sedemikian rupa agar dapat
mendukung pertandingannya dgn baik. Dan pelari punya tujuan yg pasti.
Seperti mereka, kita juga harus memiliki
disiplin yang sama dalam kehidupan kerohanian kita sehari-hari. Kita harus
mempunyai tujuan hidup kita yg pasti dan jelas, yaitu hidup demi kemuliaan
Allah.
Kita harus fokus kepada pekerjaan Allah di
dunia ini, agar kita selalu dapat turut ambil bagian didalam pekerjaan Allah
tsb yang menjadikan hidup kita berbuah.
Yg berbahagia adalah mereka yang turut
serta dalam bekerja di ladang Allah, demi namaNya dipermuliakan. Yaitu dgn
mengupayakan hidup yang berkenan dan berbuah. Ini adalah ladang pertandinganmu.
Bagi mereka yg hidupnya berbuah, mk ada
berkat besar & mahkota indah yang akan Tuhan berikan sebagai hasil dari
’pertandingan’ hidup kita.
2. Apa
yang harus kita cabut / buang, agar hidup kita bisa berbuah? =
a. Tubuh yang tidak
dapat dikendalikan (kedagingan).
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya,.....supaya jangan aku sendiri ditolak”. (1 Korintus 9:27).
Kita harus bisa mengendalikan & menguasai tubuh kita.
Apabila kita tidak mempraktekkan pengendalian diri pada tubuh kita, kita akan
memiliki hidup yang tidak sehat dan tidak bisa ’berbuah’.
Misalkan= org yg tdk berpola makan sehat, yg tidak berpola
istirahat yg cukup, yg tdk memperhatikan kondisi badan. Juga orang yang hidup
dalam perbuatan2 kedagingan: yg memikiki kecanduan kepada obat-obat terlarang,
alkohol, free sex (percabulan), pornografi, perbuatan cemar, dan juga perbuatan
berhala (pergi ke dukun atau kuasa gelap). Juga yg terjerat dlm hawa nafsu akan
barang duniawi demi gaya
hidup yg tak menentu yg membawa pd dosa (ini juga jerat kedagingan). (Galatia
5: 19-21)
Mereka mengijinkan daging mereka untuk mengendalikan dan
menjerat hidup mereka sehingga mereka terperangkap dalam kecanduan hal2
tersebut.
Bila kita gagal untuk mengendalikan keinginan tubuh kita
sendiri, kita akan menjadi seperti dunia ini yang hanya berfokus dalam memenuhi
segala keinginan daging saja, hingga bahkan tidak mempertimbangkan hal dosa
lagi saat melakukannya dgn berulang2.
Dan Yesus telah menyatakan bahwa: ”Karena keinginan daging adalah maut, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera”. (Roma 8:6) = hidup dalam
daging akan membawa manusia kepada maut, krn smua perbuatan kedagingan
membuahkan dosa. Dosa yg telah diketahui dan disadari, namun terus dilakukan,
akn membawa manusia kpd maut (dosa yg tak terampuni).
Dan ingatlah selalu bahwa tubuh kita adalah 'bait Allah' &
Roh Allah tinggal didalamnya (1 Kor 3:16). Tubuh kita adl sarana yg Allah
berikan untk melaksanakan pekerjaan Allah melalui kita. Shg kita harus selalu
menjaga dgn kemampuan terbaik kita, agar dalam kesehatan dan kekudusan, tubuh
kita tetap pantas dan layak untk memuliakanNya. Pd tubuh yang berkenan,
disitulah berkat2 Allah yg baik, benar dan mulia, akn dicurahkan (dan
sebaliknya).
Sehingga sudah seharusnya kita menjaga dan membuang jauh hal2
yg mencemari tubuh kita.
Tuhan Yesus berkata, sebagai orang percaya, kita tinggal di
dunia, tetapi kita jangan menjadi milik dunia ini, yg hidup dalam daging.
Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana dia dapat mengendalikan
dirinya walaupun dia sedang berpuasa selama 40 hari lamanya tanpa makan dan
minum. Tuhan Yesus tidak masuk dalam cobaan iblis untuk mengubah batu menjadi
roti (walaupun Ia sgt lapar, krn saat itu Ia juga manusia spt kita); juga untk
tidak mau sujud kpd iblis walau seluruh dunia akn diberikan; karna Dia bertahan
dengan pengendalian diriNya, untuk tidak kalah dalam tuntutan daging yang bisa
membawaNya pada kegagalan sbg hasil godaan dari iblis.
Yusuf, anak Yakub, juga menunjukkan bagaimana dia mempraktekkan
pengendalian diri saat dia menolak godaan dari istri Potifar.
Tuhan mengingatkan kita agar kita menguatkan hati kita karena
Tuhan sudah mengalahkan dunia (Yohanes 16:33); dan agar kita lebih dari
pemenang dalam Kristus Tuhan (Roma 8:37-39).
”Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai
sejahtera dalam Aku (dengan hidup dalam Roh, bukan daging). Dalam dunia kamu
menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia."(Yohanes 16:33).
”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang
yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. ..., tidak akan ada yg dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
(Roma 8:37-39).
2. Roh yang tidak
dapat dikendalikan (roh negativ).
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang
menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”(Amsal 16:32).
Agar hidup kita berbuah, maka pengendalian diri tidak saja
hanya terbatas dalam kehidupan fisik saja, namun juga dalam kehidupan rohani
kita.
Alkitab menulis bahwa = ke-khawatiran, kegelisahan, amarah, tdk
sabar, iri dengki, dendam, ego-centris, sikap acuh, hawa nafsu, kikir, sikap
tdk puas (tamak, shg menghalalkan sgala cara demi keinginannya tercapai),
pemaksaan kehendak, roh pemecah, adalah contoh roh yang tidak disiplin, yg
membawa aura negativ dalam hidup kita.
Roh yang tidak disiplin akan selalu
memikirkan hal-hal duniawi. Roh yg negativ tsb, membiarkan ke-duniawi-an
mempengaruhi pikiran kita mengenai kejadian-kejadian yang terjadi setiap
harinya, yg jika tdk dibuang atau dikendalikan, akn membawa manusia pd keadaan
yg buruk.
Seperti contoh sederhana: bila seseorang
menyakiti kita, bisa saja kita akan terus memikirkan tentang kejadian tersebut
dan bagaimana cara membalasnya, shg timbul rasa dendam.
Roh negativ ini tidak hanya berhenti pada
sebuah sikap dendam, namun akan terus mencengkeram manusia dengan suasana yg
tidak nyaman, sehingga hatinya memiliki akar pahit dan tubuhnya menjadi sakit
(stres, sakit kepala, mual, dll); dan jika terjadi balas dendam maka ia akn
jatuh dalam dosa yg lbh besar.
Bisa kita lihat, betapa hanya untuk 1 hal,
roh negativ akan membawa manusia pd hidup yang tidak nyaman dan sia - sia.
Sehingga roh negativ tsb haruslah dibuang jauh jauh dari hidup orang beriman.
Dengan buah Roh Kudus, kita akan
memikirkan yang sebaliknya, yaitu bagaimana cara mengampuni orang tersebut
& menjadikan permasalahan yang ada sebagai hal yang membawa kebaikan buat
kita (misal: menjadi pengalaman / pelajaran yg berharga, agar diri kita menjadi
lebih baik dan berharga). Bahkan agar hati kita lebih damai, kita mendoakan
agar damai sejahtera slalu menjadi milik kita & org yg menyakiti kita.
Pikiran kita adalah medan pertandingan
kita, maka kendalikanlah!
Bertanyalah: Hal apa yang sedang mengisi
pikiran kita hari ini? Yang terbaik adalah, isilah dengan segala yg baik dan
indah, yang dikemas dalam firman2 Tuhan.
Dalam Filipi 4:8, Paulus berkata: “Semua
yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang
manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut
dipuji, pikirkanlah semuanya itu!.”
Kini kita lebih memahami, bahwa semua roh
negativ adalah ke-sia2-an. Bahkan bisa mengarahkan manusia masuk kedalam jurang
dosa sebagai hasil tipu daya iblis. Maka janganlah kita menyerahkan diri untuk
kalah, namun lakukanlah sebaliknya. Oleh sebab itu, isilah pikiran kita dengan
Firman Tuhan dan hal-hal yang akan memuliakan namaNya agar kita dapat
memuliakan Tuhan dalam segala hal.
Dan juga, hanya pada jiwa yg murni dan
penuh kebajikan, sgala berkat & kebaikan Allah dapat dicurahkan.
-------------------
Pengendalian diri adalah karakter sang
Pencipta yang ditonjolkan dalam kehidupan Tuhan Yesus, dan dengan bantuan Roh
Kudus kita dimampukan untuk dapat mempraktekkannya dalam hidup kita.
Bila kita mau dibentuk serupa gambar
Allah, kita harus berserah dan mengijinkan Tuhan sendiri yang berkerja agar
kita memiliki pengendalian diri dan memuliakan Tuhan pada saat kita berbuah
didalamNya.
Kita, sebagai anak2 Allah, yg telah
dibekali oleh kuasa Roh Kudus, semuanya diberikan kemampuan2 itu seturut
kebijaksanaan Allah.
Namun juga tergantung pada masing masing
kita, apakah kita mau berjuang untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
Allah berikan tsb atau hanya diam saja, tidak melakukan apa2, atau hanya tetap
sibuk dgn diri sendiri?. Juga apakah hidup kita mau bertumbuh dan berbuah, atau
tidak?
Kembali lagi, semua itu adalah kehendak
bebas yang masing2 kehendak akan mendapatkan upah & pertanggung-jawabannya
masing2.
Jika kau pernah bertanya, apa tujuan Allah
menghadirkanmu di bumi ini, atau apa tujuanmu hidup di bumi ini?
Hanya 1 jawaban intinya, yaitu: untuk
hidup memuliakan Allah.
Mengapa? Krn hidup kita yg sedemikian
berlimpah ini, dan apa yang kita miliki (dapatkan) bukanlah krn kebaikan atau
hasil usaha kita, tapi melulu adalah krn kebaikan dan kemurahan Allah. Bahkan
oleh darah dan wafatNya, hidup kita telah ditebus dgn lunas. Sehingga sudah
sepantasnyalah hidup kita menjadi sarana untk namaNya dipermuliakan, bukan
sebaliknya.
Bagaimana hidup kita dpt memuliakanNya?
Yaitu dgn hidup dalam Roh dan kebenaran, serta berbuah.
Selamat berjuang dalam menghasilkan buah
buah manis yg akan me-maniskan hidupmu dalam Allah dan sesama. Agar hidup kita
smakin serupa dgn gambaranNya.
Semoga hidup kita semakin berkenan dan
bermakna bagi Allah dan sesama, agar kemuliaan namaNya dpt bersinar atas hidup
kita. Tuhan memberkati.
Salam damai,
*A*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar