Novena Kanak-Kanak Yesus

Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat

Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat Mari kita bersama mendoakan Novena Kanak Kanak Yesus dalam menyambut kelahir...

Senin, 23 September 2013

Buah Roh yang keempat adalah: KESABARAN

Buah Roh yang keempat adalah: KESABARAN

"Buah buah Roh adl kasih, sukacita, damai sejahtera, KESABARAN, .......” (Galatia 5:22-23)


Tidak dapat dipungkiri dan dihindari, bahwa kita hidup dalam dunia yang sudah penuh dengan segala keadaan yang membuat hidup kita seolah selalu berlari-larian dengan waktu.

Bahkan kadang kita merasa, bahwa kita tidak pernah punya waktu yang cukup untuk melakukan hal ini atau hal itu, seolah waktu sehari berlalu cepat dan saling berkejaran.

Keadaan ini membuat kebanyakan orang menjadi tidak sabar.
Tidak mudah bagi orang yang suka serba cepat untuk bersabar. Kesabaran berarti kemauan yang harus takluk kepada proses waktu. Salah satu sifat manusia adalah sifat yg paradoks. Pikiran manusia berkonflik karena mempunyai daya pikir yang cepat sekali tetapi waktu tidak bisa berjalan secepat pikiran kita.

Misal: jika kita sedang terburu-buru dalam perjalanan dan melihat lampu lalu lintas berwarna merah, kita menjadi jengkel. Hati & fikiran kita sudah di tempat tujuan, tetapi tubuh kita masih di tengah perjalanan. Kesabaran menjadi konflik yang menjadikan kecepatan pikiran dengan proses waktu menjadi tidak sepadan.

Dalam hal kesabaran, tidak sedikit manusia yang akhirnya memiliki temperamen pendek, artinya mudah sekali kehilangan kesabaran dan menjadi marah; misal: orang salah bicara membuatnya tersinggung, atau sesuatu / keadaan tidak sesuai dgn yg diharapkan; maka  amarahnya langsung meledak dan tak terkendali. Yang padahal setelah di-pahami, hal2 yg membuatnya marah adl hal yg bisa dibicarakan & diselesaikan dgn baik2. Shg marah menjadi sesuatu hal yg tdk berguna dan merugikan dirinya sendiri, krn org tsb menjadi stress, sedangkan org lain hanya akan tersenyum kasihan padanya. Org yg dlm keadaan tdk sabar, akn dikuasai oleh keadaan2 selanjutnya (resah, emosi, marah, bertengkar, berkata2 tdk baik, dan jantung berdetak kencang & stress), yg kesemua itu sgt merugikan org tsb. Shg masalah malah mjd runcing dan berkepanjangan.

Itulah suasana kesabaran dalam hidup kita sehari hari.

Pemazmur mengingatkan, “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawamu kepada kejahatan!.” (Mazmur 37:8).

Sudah semestinya, kita, anak2Nya, tidak lagi memakai tingkat kesabaran yg sangat minim seperti contoh diatas. Karna tingkat kesabaran yang minim seperti itu, hanya pantas dimiliki oleh orang yang tidak beriman dan tidak mengenal kasih. Sedangkan kita adalah beda, kita bahkan anak dari Sang Kasih, Tuhan Yesus, yang tak berkata sepatah katapun saat harus menanggung derita salibNya demi kita. Yesus menghendaki kita mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi, dengan ber-senjatakan kasih & damai sejahtera, sehingga dalam segala keadaannya, kita selalu bersabar dan tinggal tenang.

Kesabaran sebagai buah Roh, dalam aktivitas duniawi, memampukan kita untuk memiliki jiwa besar dalam menghadapi segala hal. Roh Kudus membentuk kita menjadi pribadi yang ‘maklum’. Me-maklumi bahwa sgala yg ada di dunia ini tidak ada yg sempurna & always smooth, termasuk setiap manusia juga tak ada yg sempurna, bahkan diri kita sendiri juga jauh dari sempurna.

Roh Kudus memampukan kita untuk memaklumi setiap keadaan yg sering tdk sesuai dgn harapan kita, dikarenakan kita hidup dgn org2 yg beraneka ragam cara & budaya, berbeda karakter & latar belakang, dan juga, kita hidup di dunia yang berubah dgn sangat cepatnya.

Dengan jiwa yang ‘maklum’ ini, maka hati kita menjadi lapang (bahasa jawanya: legowo), yg mampu selalu bersabar, tersenyum dan memahami setiap keadaaan yg kita hadapi di sekitar kita. Pribadi yg seperti ini, sungguh menjadi pribadi yang tenang, dan tidak akn menemukan masalah yg berarti di dalam hidupnya. Bahkan masalah besarpun, akn menjadi hal mudah untk dapat dia selesaikan dg baik. Salah satu prinsip hidupnya adalah: dimana ada hati yg sabar, maka sebesar apapun masalah yg ada, tidak akan menjadi masalah. Krn ia tidak mengijinkan masalahnya merusak damai hatinya, shg ia menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah dengan penuh kesabaran. Dan hanya pada hati yg sabar dan tenang, maka setiap hal dapat dilalui dengan baik, setiap masalah bisa mendapat jalan keluar yg terbaik.

Selain kesabaran untk perkara duniawi, Roh Kudus juga memampukan kita memiliki kesabaran dalam arti yang lebih dalam lagi, yaitu ketekunan hati kita dalam pengharapan. Roh membuat kita mampu menanti (dalam iman), bhw dalam setiap perkara, selalu ada jalan keluar & pengharapan. Sehingga dalam keadaan sesulit apapun, bahkan dalam penderitaan, hati kita akn mampu menerima dg tetap tekun bersabar, krn yakin & percaya, bahwa segala pencobaan / ujian diijinkan terjadi atas hidup kita, krn Allah berkenan menarik kita mendekat lebih dekat lagi, dan memurnikan kita, agar menjadi anak2Nya yg tangguh & berkenan kepadaNya.

Dalam Roh kesabaran, jiwa manusia akn bisa memandang bahwa dibalik setiap ujian dan pencobaan, ada berkat besar dan indah yang telah Dia sediakan untuk kita yang mengasihiNya.

Orang yang tidak mempunyai kesabaran dalam pengharapan, ia akan melawan atau menyerah pada keadaan. Bahkan akn marah pada keadaan dan berbalik memusuhi Tuhan shg membawanya jatuh dalam dosa besar.

Tetapi orang yang mempunyai pengharapan akn slalu sabar menanti janji & kehendak Tuhan digenapi. Org tsb yakin bhw Tuhan mempunyai rencana indah untuknya. Shg org tsb terus bersabar dalam menanti jawaban atas sgala harapan & doanya, dengan bekal iman bahwa ber-pengharapan di dalam Allah, tidak akan mengecewakan. Itulah kesabaran dalam Allah, yaitu sebuah kesabaran sejati, sbg buah dari Roh Kudus.

Kesabaran dalam Allah, bukan berarti kita duduk menunggu tanpa melakukan sesuatu.

Seperti contoh, saat hujan: bukan berarti kita hanya duduk diam menunggu saja, namun kita tetap berusaha mencari jas hujan atau payung, dan terus berjalan melewati hujan tsb, sambil berdoa minta kekuatan dan keselamatan melaluinya, dan yakin bhw tidak lama lagi akn bisa sampai ke tujuan.

Demikian juga dalam bersabar menanti jawaban Tuhan; bukan berarti kita hanya pasrah tanpa berbuat apa2. Kita tetap terus berjalan, terus berusaha melakukan yg kita mampu untk cita2 / harapan kita, dan tetap teguh dalam iman & pengharapan kepadaNya. Dan yg terpenting adalah, tetap berjuang menepis sgala halangan (godaan atau kelemahan) saat menanti jawabanNya, shg kita dapat tetap hidup berkenan padaNya, agar kita pantas beroleh berkat terbaik yang telah Ia siapkan untk kita.

Kesabaran ini menunjukkan sejauh mana kita bertekun di dalam Allah.

"Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Rm 5:5). Dalam penderitaan pun Roh Kudus mencurahkan cinta kasih dari Tuhan Allah ke dalam hati manusia. Kesabaran mendatangkan pengharapan yag menghasilkan ketekunan sebab kesabaran mengaitkan diri dengan pengharapan yang kekal.

Begitu pentingnya kesabaran dalam hidup orang percaya sehingga firman Tuhan menempatkannya pada urutan tertentu (ke 4). Bila kita sudah memiliki kasih, sukacita dan damai sejahtera, kesabaran akan hadir. Tuhan Yesus sendiri telah memberi teladan hidup kepada kita, bagaimana Ia tetap sabar selama hidupNya, sabar menghadapi org2 farisi yang menolakNya, bahkan sabar terhadap orang-orang yang menganiaya dan menyalibkan Dia di kayu salib. Selama itulah, Yesus selalu tenang, tidak ada amarah sama sekali, karna sabar adalah sifat Allah. Maka sebagai anak-anakNya, sudah seharusnya kita mewarisi sifat-sifat Allah kita, agar kita beroleh hidup yang nyaman dan tenang, dalam menikmati suka duka & berkat2 kehidupan kita sehari2, dan agar kita tidak tersesat sampai ke ’tujuan’.

Kesabaran adalah ketenangan yg menguatkan dan penuh daya.
Seperti janjiNya: Sebab beginilah firman Tuhan Allah, Yang Mahakudus: "Dengan bertobat dan tinggal diam  kamu akan diselamatkan , dalam tinggal tenang dan percaya  terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15)

Salam damai,

*A*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar