Buah Roh yg ketiga adalah DAMAI SEJAHTERA
A
little 'bread' for our SOUL :-)
"Buah
buah Roh adl kasih, sukacita, damai sejahtera………..” (Galatia 5:22-23)
Yesus
tau bahwa kita, anak2Nya, harus hidup dalam dunia yang penuh dengan segala
keadaan yang membingungkan, meresahkan, menakutkan, penuh dgn godaan dan
ancaman.
Karnanya,
Yesus memberikan ‘warisan’ damai sejahtera sebagai bekal kita menjalani hidup
di dunia yang sudah seperti ini.
Yesus mengatakan: “Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa saja yg Kuberikan tidak
seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah & gentar hatimu.” (Yoh 14:27).
Karnanya,
setiap anak Allah yang telah dilahirkan kembali dari air & Roh, sudah
seharusnya menikmati hidup yg penuh damai.
Damai
adalah sesuatu yang tumbuh di dalam kedalaman hati seseorang. Yang jika
seseorang tsb sudah berhasil meraihnya, maka damai itu akn menetap dan menjadi
‘alas’ hatinya.
Damai adalah perasaan tenang, tenteram, nyaman
dan penuh dengan peng-harapan akan kebaikan.
Damai yang diberikan oleh Tuhan Yesus untuk kita,
sangat berbeda dengan damai yang diberikan oleh dunia.
Damai yang diberikan dunia adalah suatu rasa
tenang jika kita berada dalam suatu keadaan yang teratur, aman, nyaman dan
seturut dengan rencana dan keinginan kita. Saat kita berada dalam keadaan yg
sebaliknya, maka damai tsb dpt dgn mudah digantikan oleh roh kecemasan,
ke-khawatiran bahkan ketakutan.
Namun damai yang diwariskan oleh Tuhan Yesus,
adalah damai yang akan selalu hadir pada waktu senang maupun susah, ketika kita
mengalami kelimpahan maupun kekurangan; ketika kita dalam keadaan yg sesuai dgn
keinginan kita ataupun keadaan yg penuh dgn sgala perubahan.
Damai dalam Yesus, bahkan mampu bekerja di tengah
tengah ‘badai’. Sehingga dengan bekal damaiNya, kita dimampukan untuk tetap
hidup dgn tenang, di tengah banyaknya perubahan, godaan dan pencobaan.
Sehingga
kita dimampukan untuk berkata: "apapun yg terjadi, tidak ada sesuatupun
atau seorangpun yang bisa mengambil atau merusak damai hatiku = nothing or
no-one can ruin my peaceful heart."
Damai
Yesus adalah damai sejahtera, damai yang bisa memberikan kesejahteraan lahir
dan batin hidup kita.
Bagaimana kita bisa meraih damai Yesus ini?
1. Percayalah dan serahkanlah hidupmu pada Allah.
”TUHAN, Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang
yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada TUHAN
senantiasa, sebab TUHAN Allah selalu melindungi kita” (Yesaya 26:3-4).
Dengan mem-percayakan hidup kita kepada suatu Pribadi yang
Maha kasih dan Maha Segala, kita yakin bhw hidup kita akn selalu dalam
genggaman tanganNya, perlindunganNya, dan keselamatanNya. Sehingga dalam sgala
hal, kita bisa selalu meng-imani bhw kita tdk pernah sendiri, ada Yesus yg
selalu mengasihi, menyertai, memelihara, menolong kita dan membawa kita pada
rancangan2 damai sejahteraNya.
Jika kita hidup dalam ‘genggaman’ tangan kasihNya, tak ada
lagi yg harus kita khawatirkan, walau dalam keadaan apapun, kita beserta Dia yg
akn menjadi pelindung dan penolong kita. Sehingga hati kita selalu penuh dg
rasa damai.
2. Berdamai-lah dengan Allah.
“….berdamailah dengan TUHAN, supaya engkau mendapat ketentraman. Kalau itu kaulakukan, pasti engkau mendapat keuntungan” (Ayub 22:21).
Keadaan dunia yg sudah seperti ini, menjadikan manusia jauh dari kasih Allah. Memang banyak orang yang dalam hidupnya sudah berada di suatu keadaan yang berkelimpahan, namun jika org tsb bertanya dalam hatinya: apakah hatiku bahagia dan penuh damai? – Sebagian besar akn menjawab: tidak. Justru sebaliknya org tsb selalu merasa hampa dan tak menentu.
Demikian pula, banyak juga mereka yang sedang dalam keadaan jiwa yg ‘kering dan rapuh’. Semakin org tsb mencoba mencari jalan keluar dgn cara dan usahanya sendiri, maka semakin ia berada dalam keadaan yang gelisah, resah dan tandus.
Kedua situasi itu membuat org jauh dari kasih Allah, shg smakin lama jiwanya smakin tak menentu. Jalan satu2nya adl berdamai dengan Allah.
Maka berdamai-lah dgn Allah, agar diberikan damaiNya untuk kita. DamaiNya yang akan memberikan kepenuhan rasa indah, saat kita dalam kelimpahan ataupun kekeringan. Karna damaiNya seperti aliran air sejuk yang mengaliri padang tandus, jika kita mengijinkanNya.
Dan dalam damaiNya, Ia akn mengganti kekeringan dg penghiburan; Ia akn mengganti rasa 'tandus' dgn kesejukan; dan akan menjadikan kelimpahan yg ada pd kita mjd sesuatu yg sangat berarti dan mengisi jiwa kita.
Shg kita bisa berkata: aku adalah org yg sungguh berbahagia.
3. Dalam segala hal, berdoalah dengan mengucap syukur.
Spt pesan Yesus: "....nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa & permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:6-7).
Dengan berdoa, kita membina & menjaga hubungan baik kita dg Allah. Dalam hub baik kita dg Allah, sdh pasti damaiNya beserta kita.
Dan dlm doa, kita bisa menyampaikan sgala hal yg sdg kita hadapi dan juga sgl permohonan yang kita butuhkan. Dan dg mengucap syukur, mk jiwa merasa 'penuh' dan slalu merasakan, menghargai kebaikan & kemurahanNya.
Saat kita melakukan hal ini, mk damai sejahtera dan sgala penghiburan mjd milik kita dan mjd bekal kita dlm menanti sgala jwb atas doa, harapan dan kebutuhan2 kita, shg kita tekun menanti dg sukacita dan penuh pengharapan.
Dan janjiNya: Siapa yg bertekun di dalamKu, akn menyaksikan pertolongan dan mujizatKu.
Dan menantilah dalam damaiNya, agar terasa ringan dan mudah.
4. Di mana ada Kebenaran di situ ada Damai Sejahtera.
Prinsip damai yg hakiki adalah bahwa damai sejahtera tidak dapat dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Damai sejahtera dan kebenaran selalu berjalan beriringan.
Itu berarti, jika tidak ada kebenaran, maka tidak ada damai sejahtera. Hanya jika ada kebenaran atau kekudusan maka ada damai sejahtera.
Allah tidak berkenan kepada dosa dan kepada mereka yang gemar hidup dalam perbuatan cemar. Allah tidak berkenan kepada mereka yang jahat atau yang berkubang dalam keberdosaan. Karnanya pada manusia yg tinggal dalam keberdosaan dan kejahatan, sudah pasti bahwa dalam jiwanya, tidak ada damai sejahtera. Yang ada hanyalah rasa bersalah, ke-bingungan, ketidak-pastian, ketidak-puasaan, kegelisahan dan ketakutan.
Hidup dalam kebenaran adalah hidup berkenan kepada Allah. Yaitu hidup dengan selalu bersekutu denganNya, dan hidup seturut firman dan perintahNya. Maka damai sejahtera akn menjadi alas hati kita, dalam sgala keadaannya. Dengan damai, maka segalanya akan baik baik saja dan meyakinkan kita bahwa kita telah berjalan di jalan kebenaran yang tidak akan membuat kita tersesat, menuju berkat2 terindah yg Dia siapkan untk kita.
Seperti janjiNya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14).
Jika kita telah berhasil dalam upaya meraih damaiNya, maka jiwa kita akan menerima dengan yakin sebuah janji indah yang Yesus berikan dan akan Yesus nyatakan kepada kita yang mengasihiNya:
”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)
-----------------------
“….berdamailah dengan TUHAN, supaya engkau mendapat ketentraman. Kalau itu kaulakukan, pasti engkau mendapat keuntungan” (Ayub 22:21).
Keadaan dunia yg sudah seperti ini, menjadikan manusia jauh dari kasih Allah. Memang banyak orang yang dalam hidupnya sudah berada di suatu keadaan yang berkelimpahan, namun jika org tsb bertanya dalam hatinya: apakah hatiku bahagia dan penuh damai? – Sebagian besar akn menjawab: tidak. Justru sebaliknya org tsb selalu merasa hampa dan tak menentu.
Demikian pula, banyak juga mereka yang sedang dalam keadaan jiwa yg ‘kering dan rapuh’. Semakin org tsb mencoba mencari jalan keluar dgn cara dan usahanya sendiri, maka semakin ia berada dalam keadaan yang gelisah, resah dan tandus.
Kedua situasi itu membuat org jauh dari kasih Allah, shg smakin lama jiwanya smakin tak menentu. Jalan satu2nya adl berdamai dengan Allah.
Maka berdamai-lah dgn Allah, agar diberikan damaiNya untuk kita. DamaiNya yang akan memberikan kepenuhan rasa indah, saat kita dalam kelimpahan ataupun kekeringan. Karna damaiNya seperti aliran air sejuk yang mengaliri padang tandus, jika kita mengijinkanNya.
Dan dalam damaiNya, Ia akn mengganti kekeringan dg penghiburan; Ia akn mengganti rasa 'tandus' dgn kesejukan; dan akan menjadikan kelimpahan yg ada pd kita mjd sesuatu yg sangat berarti dan mengisi jiwa kita.
Shg kita bisa berkata: aku adalah org yg sungguh berbahagia.
3. Dalam segala hal, berdoalah dengan mengucap syukur.
Spt pesan Yesus: "....nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa & permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:6-7).
Dengan berdoa, kita membina & menjaga hubungan baik kita dg Allah. Dalam hub baik kita dg Allah, sdh pasti damaiNya beserta kita.
Dan dlm doa, kita bisa menyampaikan sgala hal yg sdg kita hadapi dan juga sgl permohonan yang kita butuhkan. Dan dg mengucap syukur, mk jiwa merasa 'penuh' dan slalu merasakan, menghargai kebaikan & kemurahanNya.
Saat kita melakukan hal ini, mk damai sejahtera dan sgala penghiburan mjd milik kita dan mjd bekal kita dlm menanti sgala jwb atas doa, harapan dan kebutuhan2 kita, shg kita tekun menanti dg sukacita dan penuh pengharapan.
Dan janjiNya: Siapa yg bertekun di dalamKu, akn menyaksikan pertolongan dan mujizatKu.
Dan menantilah dalam damaiNya, agar terasa ringan dan mudah.
4. Di mana ada Kebenaran di situ ada Damai Sejahtera.
Prinsip damai yg hakiki adalah bahwa damai sejahtera tidak dapat dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Damai sejahtera dan kebenaran selalu berjalan beriringan.
Itu berarti, jika tidak ada kebenaran, maka tidak ada damai sejahtera. Hanya jika ada kebenaran atau kekudusan maka ada damai sejahtera.
Allah tidak berkenan kepada dosa dan kepada mereka yang gemar hidup dalam perbuatan cemar. Allah tidak berkenan kepada mereka yang jahat atau yang berkubang dalam keberdosaan. Karnanya pada manusia yg tinggal dalam keberdosaan dan kejahatan, sudah pasti bahwa dalam jiwanya, tidak ada damai sejahtera. Yang ada hanyalah rasa bersalah, ke-bingungan, ketidak-pastian, ketidak-puasaan, kegelisahan dan ketakutan.
Hidup dalam kebenaran adalah hidup berkenan kepada Allah. Yaitu hidup dengan selalu bersekutu denganNya, dan hidup seturut firman dan perintahNya. Maka damai sejahtera akn menjadi alas hati kita, dalam sgala keadaannya. Dengan damai, maka segalanya akan baik baik saja dan meyakinkan kita bahwa kita telah berjalan di jalan kebenaran yang tidak akan membuat kita tersesat, menuju berkat2 terindah yg Dia siapkan untk kita.
Seperti janjiNya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14).
Jika kita telah berhasil dalam upaya meraih damaiNya, maka jiwa kita akan menerima dengan yakin sebuah janji indah yang Yesus berikan dan akan Yesus nyatakan kepada kita yang mengasihiNya:
”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)
-----------------------
Setelah kita memiliki damai,
maka kita jg diminta untuk selalu waspada pada si pencuri damai. Siapakah si
pencuri damai itu? Yaitu iblis yang selalu siap menebarkan roh negativnya.
Iblis yang tidak pernah suka
jika kita hidup dalam damai dan sejahtera Allah. Iblis yang selalu bersiap mencuri
damai kita di setiap ada kesempatan.
Misal: saat kita mempunyai
suatu masalah, lalu kita berserah pd
Allah untuk mohon pertolongan dan damaiNya; mk dgn sigap, iblis akn menyerukan
kata: “...kamu sudah tidak punya harapan lagi; atau: untuk apa menunggu lama,
pakai saja cara ini (cara dosa) untk kamu cepat mendapat sesuatu.”
Juga ada saat seseorang
berusaha melepaskan diri dari suatu perbuatan dosa, maka bisik2nya akn gencar
mengganggu org tsb (krn iblis tidak rela kehilangan org tsb) dgn
berkata:”...hidup hanya sekali, untk apa kamu lepaskan hal-hal yang hebat dan
nikmat ini? Atau, kapan lagi kamu bisa menikmati semua kenikmatan (duniawi)
ini? atau berkata: tidak apa apa, tidak ada yang tau kok kalo kamu melakukan
itu; atau yg lebih bahaya lagi, berkata: tidak apa apa, tidak masalah kamu
melakukan itu, toh itu memang sesuai rencana & kehendak Tuhan (padahal kita
tau bhw kita sdg menjalani sesuatu yg salah atau dgn org yg salah, shg kita
“men-benar-kan” suatu dosa).”
Kita juga perlu mengetahui apa
yang dapat menyusahkan diri kita, kelemahan kita, dan berhati-hatilah pada
saat-saat itu agar tidak kehilangan damai kita. Misal: jika kita adl pribadi yg
kurang sabar, maka hati2lah pd situasi yg bisa dirasuki oleh iblis, misal: pd
saat menunggu, iblis mulai berusaha mencuri damai kita dgn roh
ketidak-sabarannya, shg kita mjd kesal atau marah, jd berhati2lah.
Sgala rasa & fikiran yang
negativ adalah hasil karya iblis: ego centris, pesimis, sikap yg sering bfikir negativ, mengeluh, menggerutu,
b'sungut2, tdk tenang, tdk sabar, membesar2kan masalah, kesal & khawatir
thd segala sesuatu bahkan yg belum terjadi, marah, tinggi hati, rasa tidak puas
(hawa nafsu), rasa ingin memiliki sesuatu yg (kita tau) salah, dan rasa ingin
mendapatkan sesuatu dg cara yang gampang (yg kita tau adl cara yg salah). Semua
ini adalah roh2 negativ. Berhati2lah.
Jika itu sempat terjadi,
usirlah dgn firmanNya. Yesus memberikan contoh kepada kita bagaimana menghadapi
setiap godaan iblis dan keluar sebagai pemenang:
Saat iblis menggodanya di padang
gurun, Yesus langsung menepisnya dgn berkata (dalam Matius 4) : ”Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah.” – (roti disini bisa berarti materi, keduniawian, kedagingan).
”Enyahlah, Iblis! Sebab ada
tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!” (saat kita digoda dgn roh negativ dan ajakan dosa, tepislah
dgn firman ini, agar iblis tidak berhasil membuat kita berbakti kpdnya, namun
hanya kpd Allah).
Jangan memberikan waktu dan
tempat di dalam pikiran kita untuk mempertimbangkan perkataan iblis yang
seolah-olah benar. Tidak mungkin ada kebenaran, setitik pun, dalam diri iblis
dan setiap perkataannya. Mempertimbangkan perkataan iblis
hanya akan membuat kita semakin tidak berdaya menolak godaannya.
Dan segeralah menepis sgala
roh negativ tsb, agar kita tidak kehilangan damai; krn saat kita kehilangan
damai maka saat itulah kita membuka peluang untuk iblis masuk kedalam diri kita
dan menebar pengaruh negativnya. Iblis tentu terus berusaha masuk lebih dalam
lagi guna menyeret kita pd dosa & ’jurang’ yang lebih dalam lagi.
Karnanya Allah
sungguh menghendaki kita hidup dalam damaiNya agar terbebas dari pengaruh iblis
yang membawa kita pada hidup keberdosaan, yg tidak berkenan kepada Allah.
Bahkan kita diminta
untk mjd pembawa damai kepada sekeliling kita: "..Berbahagialah org yg
membawa damai, krn mrk akan disebut anak2 Allah." (Matius 5).
"Sebab
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini (yaitu
langit dan bumi yang baru), kamu harus
berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya,
dalam perdamaian dengan Dia. (Petrus 3:14)
Salam damai,
*A*
P
BalasHapusHalo
Bruh