Novena Kanak-Kanak Yesus

Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat

Keajaiban Doa Novena Kanak Kanak Yesus dan Doa Mujizat Mari kita bersama mendoakan Novena Kanak Kanak Yesus dalam menyambut kelahir...

Senin, 23 September 2013

Buah Roh yg kedua adalah SUKACITA.



Buah Roh yg kedua adalah SUKACITA.

A little 'bread' for our SOUL :-)

"Buah buah Roh adl kasih, sukacita, ………..” (Galatia 5:22-23)


Buah Roh ke 2 : SUKACITA

Setelah kita memiliki kasih sebagai buah Roh yang utama dan terutama; Roh Kudus juga memampukan kita untuk meraih buah Roh yang ke 2, yaitu Sukacita.

Sukacita adalah perasaan senang, gembira dan full of joy.

Namun sukacita yang diberikan oleh Roh Kudus, bukan seperti sukacita yang ditawarkan oleh dunia, namun sukacita yg sangat berbeda.

Sukacita yg ditawarkan dunia adalah sukacita yg hadir hanya pada saat kita dalam keadaan kepenuhan (penuh dg hal2 yg kita inginkan): saat dalam keberhasilan, saat dalam keadaan serba baik dan menyenangkan. Namun saat kita tdk dalam situasi spt itu, maka kita tidak ber-sukacita, namun kecewa, menggerutu, berkeluh kesah atau marah.

Sedangkan sukacita Roh Kudus, adalah sukacita yang mampu membuat kita tetap ber-sukacita, apapun keadaannya, bahkan dalam masalah ataupun derita, kita masih mampu ber-sukacita.
Karna bagi anak-anak Tuhan, sukacita dan kegembiraan itu tidak dihubungkan dengan hal-hal lahiriah atau material things dalam hidup ini, melainkan karena hal-hal yang datang dari sgala kebaikan Allah.

Sukacita rohani adalah satu tanda sempurna dari kehadiran Roh Kudus dalam jiwa, yang merupakan ungkapan nyata dari buah pertama Roh Kudus, yaitu kasih (Gal 5:22). Sukacita adalah cinta kasih yang bergembira. Dimana terdapat kasih sejati, akan ada sukacita sejati.

Dibawah ini karakteristik sukacita yang benar dan menyenangkan hati Allah, yakni:

1.     Sukacita muncul karena penyertaan Allah atau karena hidup bersama-sama dengan Allah 

”Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (Mazmur 16:8-11).
 
Dalam hal ini, ukuran sukacita dalam diri kita adalah kita bersukacita krn keintiman dan relasi kita yang baik dengan Allah. Ia menjadi Bapa bagi kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Betapa sukacitanya krn kita, manusia yg lemah dan berdosa, dilayakkan menjadi anak2Nya & diperkenankan memanggilNya Bapa, sbg Bapa yg dekat, yg adl Allah yg hidup & penuh kasih; yg menyertai & memelihara kita.

Ketika kita hidup dengan Allah dan memandang Dia, maka Ia menjadi penghibur kita, penolong kita & pembela bagi kita dan niscaya kita tidak akan goyah. Shg sukacita menjadi kebahagiaan & kekuatan dalam hidup orang-orang percaya 

2.     Sukacita muncul karena memelihara perintah-perintah Allah 

”Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 15:10-11).
 
Yang paling menyenangkan adalah bahwa ada kegembiraan yang meluap dan luar biasa terjadi ketika Firman Tuhan kita pelihara. Bagaimana kegembiraan ini bisa terjadi? Karena Firman Tuhan (perintah2 Allah) memberkati kehidupan kita, juga membawa kita kepada kehidupan yang tenang, aman dan tentram. Perintah Tuhan itu membuat setiap orang yang percaya kuat dalam menghadapi segala sesuatu dan memastikan kita berjalan dalam jalan kebenaran yg menghantar kita pada segala berkatNya, dan menghantar kita pada tujuanNya, tanpa tersesat.

3.     Sukacita dalam Allah, memampukan kita memikul penderitaan dgn tetap ber-sukacita. Kita bersukacita krn memiliki Tuhan Yesus; Sang Kasih, Sang Penebus dan Sang Penyelamat.

Kebahagiaan tidak membutuhkan iman, tetapi sukacita sebagai buah Roh membutuhkan iman, khususnya ketika mengalami penderitaan. Betapa akan menjadi mudahnya memikul penderitaan itu, jika Yesus tiba-tiba muncul dan mengatakan pada kita, seperti yang diucapkan-Nya kepada para murid-Nya, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, bersukacitalah, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33).

Maka St. Yakobus menguatkan kita dalam menghadapi tantangan pencobaan hidup: “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh, tak kekurangan suatu apapun” (Yak 1:2-4). 

Yakobus mengatakan bahwa kedewasaan rohani kita disesuaikan dengan pengalaman “sukacita sejati” dalam pencobaan hidup kita.

St. Petrus juga meyakinkan kita bahwa: “Sekalipun sekarang ini kamu seketika harus menderita oleh berbagai-bagai pencobaan…(demi berjalan di jalan kebenaran Allah), Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” (1Ptr 1:6-9).

4.     Sukacita adalah karna memberi, bukan karna menerima.

Sukacita yang ditawarkan dunia hanyalah sukacita yg bisa kita rasakan saat kita dalam keadaan menerima yang serba menyenangkan, saat kita memperoleh atau mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun saat keadaan tdk menyenangkan atau kita tidak mendapatkan apa yg kita inginkan, kita tidak ber-sukacita namun malah mengeluh, kecewa atau marah.

Sukacita dalam Allah, adalah sukacita karna kita bisa memberi. Memberi apa yang kita bisa dan mampu kita lakukan demi kebaikan dan kebahagiaan orang lain (melalui sikap & kata2 yg menyenangkan, perhatian, waktu, doa, pelayanan, bantuan, dll). Saat kita melihat orang lain senang / bahagia krn sikap, perbuatan atau pemberian kita, hati kita menjadi sungguh ber-sukacita, krn jiwa kita merasa sangat berarti dan diri kita menjadi berguna bagi orang lain. Dan juga kita ber-sukacita krn kita bisa berbuat suatu kebaikan yang menyenangkan hati Allah.

Dan sukacita dalam Allah, menjadikan kita malu, jika hidup kita hanya mampu menerima tanpa memberi, hanya bisa berkeluh kesah tanpa berbuat yang menyenangkan org lain, hanya mampu ber-ego centris shg menyakiti atau mengecewakan orglain. 

Sukacita dalam Allah, menjadikan kita manusia yang berhati indah, krn selalu mau berbagi kasih & kebaikan dengan tetap ber-sukacita.

5.     Sukacita adalah suatu karunia dan buah dari Roh Kudus (Galatia 5:22) yang mjd bekal menjalani hidup dalam kebenaran.
 
Dalam hal sukacita dihubungkan dengan buah Roh atau karya Roh, maka sukacita ini menandakan kualitas kehidupan yang kita jalani. Sejatinya bahwa orang yang memiliki sukacita, hidupnya berbeda dengan orang-orang lain. Dalam banyak hal orang yang bersukacita pasti memiliki hal yang baik dan benar di hadapan Tuhan, shg kita sungguh bersukacita. Hal itu menunjukkan adanya kualitas kehidupan yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.

Krn dengan sukacita, niscaya kita akan dimampukan menghadapi & mengelola apapun dengan teguh dan penuh iman, melewati suka duka kehidupan dalam kebenaranNya, untuk tujuan kemuliaan nama Tuhan. 

Itulah sebabnya, Paulus berkata: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi 4:4). Perintah dan anjuran ini menolong kita untuk memahami bahwa Allah mendambakan kita hidup dalam sukacita. Karena itu, Tetaplah bersukacita!

Bagaimana sukacita sejati dan sempurna ini dapat berkarya dalam diri kita? 

1.      Tinggallah dalam kasih Yesus (Yoh 15:10-11) didalam hidup sehari-hari;
2.      Taat berdoa (berkomunikasi 2 arah dg Allah scr langsung, bukan sekedar asal berdoa namun doa yang mendalam);
3.      Tekun membaca Kitab Suci & hidup dalam firman2Nya. Kitab Suci adalah surat cinta Allah (Lectio Divina) dimana segala pesan dan janji kasihNya, disampaikan untuk kita dan akn dinyatakan bagi kita yang mengasihiNya.
4.      Selalu berusaha menjadi pribadi yg other centris, dan rendah hati.

 Kitab Mazmur mengatakan: “....di hadapan-Ku ada sukacita berlimpah-limpah” (Mzm 16:11). Pertemuan yang terus menerus dengan Tuhan akan menghasilkan sukacita yang terus menerus, “seperti aliran-aliran air di tempat kering” (Yes 32:2). Pertemuan yang mendalam dengan Yesus akan mengubah seseorang melalui sentuhan sukacita surgawi, cahaya ilahi Allah sendiri. Buah Roh Kudus yang berupa Sukacita adalah salah satu wujud nyata dari kasih, yang membuat hidup kita menjadi sungguh nyaman, ’ringan’ & indah.


Salam damai,

*A*

6 komentar: