Buah Roh yg kedua adalah SUKACITA.
A
little 'bread' for our SOUL :-)
"Buah
buah Roh adl kasih, sukacita, ………..” (Galatia 5:22-23)
Buah
Roh ke 2 : SUKACITA
Setelah kita memiliki kasih sebagai buah
Roh yang utama dan terutama; Roh Kudus juga memampukan kita untuk meraih buah
Roh yang ke 2, yaitu Sukacita.
Sukacita
adalah perasaan senang, gembira dan full of joy.
Namun
sukacita yang diberikan oleh Roh Kudus, bukan seperti sukacita yang ditawarkan
oleh dunia, namun sukacita yg sangat berbeda.
Sukacita
yg ditawarkan dunia adalah sukacita yg hadir hanya pada saat kita dalam keadaan
kepenuhan (penuh dg hal2 yg kita inginkan): saat dalam keberhasilan, saat dalam
keadaan serba baik dan menyenangkan. Namun saat kita tdk dalam situasi spt itu,
maka kita tidak ber-sukacita, namun kecewa, menggerutu, berkeluh kesah atau
marah.
Sedangkan
sukacita Roh Kudus, adalah sukacita yang mampu membuat kita tetap ber-sukacita,
apapun keadaannya, bahkan dalam masalah ataupun derita, kita masih mampu
ber-sukacita.
Karna
bagi anak-anak Tuhan, sukacita dan kegembiraan itu tidak dihubungkan dengan
hal-hal lahiriah atau material things dalam hidup ini, melainkan karena hal-hal
yang datang dari sgala kebaikan Allah.
Sukacita rohani adalah satu tanda sempurna dari kehadiran Roh
Kudus dalam jiwa, yang merupakan ungkapan nyata dari buah pertama Roh Kudus,
yaitu kasih (Gal 5:22). Sukacita adalah cinta
kasih yang bergembira. Dimana terdapat kasih sejati, akan ada sukacita sejati.
Dibawah ini karakteristik sukacita yang benar dan
menyenangkan hati Allah, yakni:
1.
Sukacita muncul karena
penyertaan Allah atau karena hidup bersama-sama dengan Allah
”Aku
senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku
tidak goyah. Sebab
itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam
dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan
tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku
jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu
ada nikmat senantiasa.” (Mazmur
16:8-11).
Dalam hal
ini, ukuran sukacita dalam diri kita adalah kita bersukacita krn keintiman dan
relasi kita yang baik dengan Allah. Ia menjadi Bapa bagi kita dan kita adalah
anak-anak-Nya. Betapa sukacitanya krn kita, manusia yg lemah dan berdosa,
dilayakkan menjadi anak2Nya & diperkenankan memanggilNya Bapa, sbg Bapa yg
dekat, yg adl Allah yg hidup & penuh kasih; yg menyertai & memelihara
kita.
Ketika kita
hidup dengan Allah dan memandang Dia, maka Ia menjadi penghibur kita, penolong
kita & pembela bagi kita dan niscaya kita tidak akan goyah. Shg sukacita
menjadi kebahagiaan & kekuatan dalam hidup orang-orang percaya
2.
Sukacita muncul karena
memelihara perintah-perintah Allah
”Jikalau kamu
menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku
ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 15:10-11).
Yang paling menyenangkan adalah bahwa ada
kegembiraan yang meluap dan luar biasa terjadi ketika Firman Tuhan kita
pelihara. Bagaimana kegembiraan ini bisa terjadi? Karena Firman Tuhan
(perintah2 Allah) memberkati kehidupan kita, juga membawa kita kepada kehidupan
yang tenang, aman dan tentram. Perintah Tuhan itu membuat setiap orang yang
percaya kuat dalam menghadapi segala sesuatu dan memastikan kita berjalan dalam
jalan kebenaran yg menghantar kita pada segala berkatNya, dan menghantar kita
pada tujuanNya, tanpa tersesat.
3.
Sukacita
dalam Allah, memampukan kita memikul penderitaan dgn tetap ber-sukacita. Kita
bersukacita krn memiliki Tuhan Yesus; Sang Kasih, Sang Penebus dan Sang
Penyelamat.
Kebahagiaan
tidak membutuhkan iman, tetapi sukacita sebagai buah Roh membutuhkan iman,
khususnya ketika mengalami penderitaan. Betapa akan menjadi mudahnya memikul
penderitaan itu, jika Yesus tiba-tiba muncul dan mengatakan pada kita, seperti
yang diucapkan-Nya kepada para murid-Nya, “Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, bersukacitalah, Aku telah mengalahkan
dunia” (Yoh 16:33).
Maka
St. Yakobus menguatkan kita dalam menghadapi tantangan pencobaan hidup: “Anggaplah
sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai
pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan
ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya
kamu menjadi sempurna dan utuh, tak kekurangan suatu apapun” (Yak
1:2-4).
Yakobus mengatakan bahwa kedewasaan
rohani kita disesuaikan dengan pengalaman “sukacita sejati” dalam pencobaan
hidup kita.
St. Petrus juga meyakinkan kita bahwa: “Sekalipun sekarang ini kamu
seketika harus menderita oleh berbagai-bagai pencobaan…(demi berjalan di jalan kebenaran Allah), Kamu bergembira karena sukacita
yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu,
yaitu keselamatan jiwamu” (1Ptr 1:6-9).
4.
Sukacita adalah karna memberi, bukan karna menerima.
Sukacita yang ditawarkan dunia
hanyalah sukacita yg bisa kita rasakan saat kita dalam keadaan menerima yang
serba menyenangkan, saat kita memperoleh atau mendapatkan apa yang kita
inginkan. Namun saat keadaan tdk menyenangkan atau kita tidak mendapatkan apa
yg kita inginkan, kita tidak ber-sukacita namun malah mengeluh, kecewa atau
marah.
Sukacita dalam Allah, adalah sukacita
karna kita bisa memberi. Memberi apa yang kita bisa dan mampu kita lakukan demi
kebaikan dan kebahagiaan orang lain (melalui sikap & kata2 yg menyenangkan,
perhatian, waktu, doa, pelayanan, bantuan, dll). Saat kita melihat orang lain
senang / bahagia krn sikap, perbuatan atau pemberian kita, hati kita menjadi
sungguh ber-sukacita, krn jiwa kita merasa sangat berarti dan diri kita menjadi
berguna bagi orang lain. Dan juga kita ber-sukacita krn kita bisa berbuat suatu
kebaikan yang menyenangkan hati Allah.
Dan sukacita dalam Allah, menjadikan
kita malu, jika hidup kita hanya mampu menerima tanpa memberi, hanya bisa
berkeluh kesah tanpa berbuat yang menyenangkan org lain, hanya mampu ber-ego
centris shg menyakiti atau mengecewakan orglain.
Sukacita dalam Allah, menjadikan kita
manusia yang berhati indah, krn selalu mau berbagi kasih & kebaikan dengan
tetap ber-sukacita.
5.
Sukacita adalah suatu karunia dan
buah dari Roh Kudus (Galatia 5:22) yang mjd bekal menjalani hidup dalam kebenaran.
Dalam hal
sukacita dihubungkan dengan buah Roh atau karya Roh, maka sukacita ini
menandakan kualitas kehidupan yang kita jalani. Sejatinya bahwa orang yang
memiliki sukacita, hidupnya berbeda dengan orang-orang lain. Dalam banyak hal
orang yang bersukacita pasti memiliki hal yang baik dan benar di hadapan Tuhan,
shg kita sungguh bersukacita. Hal itu menunjukkan adanya kualitas kehidupan
yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.
Krn dengan
sukacita, niscaya kita akan dimampukan menghadapi & mengelola apapun dengan
teguh dan penuh iman, melewati suka duka kehidupan dalam kebenaranNya, untuk
tujuan kemuliaan nama Tuhan.
Itulah sebabnya, Paulus berkata: "Bersukacitalah
senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi
4:4). Perintah dan anjuran ini menolong kita untuk memahami
bahwa Allah mendambakan kita hidup dalam sukacita. Karena itu, Tetaplah
bersukacita!
Bagaimana sukacita sejati dan
sempurna ini dapat berkarya dalam diri kita?
1.
Tinggallah dalam kasih
Yesus (Yoh 15:10-11) didalam hidup sehari-hari;
2.
Taat berdoa
(berkomunikasi 2 arah dg Allah scr langsung, bukan sekedar asal berdoa namun
doa yang mendalam);
3.
Tekun membaca Kitab Suci
& hidup dalam firman2Nya. Kitab Suci adalah surat cinta Allah (Lectio Divina) dimana segala pesan dan
janji kasihNya, disampaikan untuk kita dan akn dinyatakan bagi kita yang
mengasihiNya.
4.
Selalu berusaha menjadi
pribadi yg other centris, dan rendah hati.
Kitab Mazmur mengatakan: “....di hadapan-Ku ada sukacita berlimpah-limpah”
(Mzm 16:11). Pertemuan yang terus menerus dengan Tuhan akan menghasilkan
sukacita yang terus menerus, “seperti
aliran-aliran air di tempat kering” (Yes 32:2). Pertemuan yang
mendalam dengan Yesus akan mengubah seseorang melalui sentuhan sukacita
surgawi, cahaya ilahi Allah sendiri. Buah Roh Kudus yang berupa Sukacita adalah
salah satu wujud nyata dari kasih, yang membuat hidup kita menjadi sungguh nyaman,
’ringan’ & indah.
Salam damai,
*A*
P
BalasHapusP
BalasHapusAmin
BalasHapusmana contohnya
BalasHapusAmen
BalasHapusSuper idol
BalasHapus